Blue

997 132 22
                                    

Langit kembali cerah, berwarna biru dengan awan-awan gemuk berwarna putih menghiasinya. Matahari pun telah memberikan kehangatannya yang menyegarkan tubuh. Terik hangat itu menembus kaca apartemen yang semalam lupa di tutup oleh gorden. Pantulan dari terik matahari menyorot mengenai wajah pria yang masih tertidur lelap. Membuat pria tampan itu melenguh pelan karena terganggu. Mata tajamnya terbuka secara perlahan, sedikit menyipit karena silau.

Sehun mulai mengerjapkan matanya, membiarkan bias cahaya masuk perlahan. Ia merenggangkan otot tubuhnya pelan, menatap pemandangan di luar yang terasa asing. Sehun menunduk, mendapati Jongin yang masih terlelap di dalam pelukannya. Sehun ingat, semalam ia terpaksa harus tidur seranjang dengan Jongin karena pria itu tak mau melepaskan pelukannya sedikitpun.

Sehun melepaskan pelukannya, ia mendapatkan sedikit penolakan karena Jongin malah semakin mempererat pelukannya dan mengusak wajahnya di dada bidang Sehun, membuat Sehun berdehem merasakan kecanggungan, sudah lama ia tidak dalam posisi seperti ini. Sekali lagi Sehun berusaha melepaskan pelukan Jongin, membuat Jongin mengerang tidak terima, namun kembali tenang saat Sehun memberikan bantal guling sebagai pegantinya. Ia sedikit bernapas lega saat Jongin kembali tertidur pulas dengan memeluk bantal guling, tak lupa dengan menenggelamkan wajahnya di sana, benar-benar menggemaskan.

Sehun menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 08.00 pagi. Sial, mereka tidur terlalu lama, seharusnya Sehun memasang alarm semalam. Ia beranjak menuju kamar mandi, hanya untuk mencuci muka yang terasa berminyak. Setelah itu Sehun memutuskan pergi ke dapur untuk mencari sesuatu yang mungkin bisa mereka makan. Namun sebelum pergi, Sehun sempat melirik Jongin yang masih terlelap, mungkin ia akan membangunkan pria tan itu setelah dirinya selesai menyiapkan sarapan.

Sehun menatap sekeliling dapur, cukup banyak persediaan makanan. Ia mengambil empat butir telur, beberapa sayuran, dan kornet dari dalam kulkas. Mulai memecahkan telur dalam dua mangkuk kecil yang berbeda, memotong sayuran yang tadi di ambilnya, lalu memasukkan potongan sayur tersebut ke dalam mangkuk, tak lupa juga ia menambahkan beberapa sendok kornet ke dalamnya. Setelah selesai mengocok kedua mangkuk tersebut, Sehun menyalakan kompor dan mulai memasak. Ia berjalan menuju counter dapur, mengambil dua iris roti tawar lalu memasukkannya ke dalam toaster. Ia berencana akan membuat omelet dengan roti panggang.

Sehun kembali untuk menyelesaikan masakannya. Menaruh omelet di dua piring yang telah di sediakannya, membawakan ke counter. Sehun kembali membuka kulkas, membawa sekotak susu dan menuangkannya ke dalam dua gelas.

Ting

Suara yang berasal dari toaster, bersamaan dengan dua iris roti yang telah di panggang. Sehun membawanya roti yang masih panas itu dengan cepat, menaruh masing-masing satu di dalam piring. Saat masih sibuk menyiapkan sarapan, ia mendengar suara langkah kaki yang di yakini milik Jongin. Benar saja, Jongin berjalan ke arahnya dengan wajah bareface-nya.

"Bonjour!" Sehun terkekeh pelan melihat keterkejutan di wajah lesu itu. Matanya membulat lucu dengan rambut yang berdiri tegak.

"Bonjour," balas Jongin pelan, sedikit canggung.

Sehun memegang kedua piring di masing-masing tangannya. Ia berjalan menuju meja makan yang tak jauh dari counter.

"Aku sudah menyiapkan sarapan untuk kita berdua. Tidak masalah bukan jika sarapan hanya dengan seporsi omelet, roti, dan segelas susu?" Sehun menatap Jongin dengan tangan yang sibuk menaruh piring di kursi berjalan.

"Sehun hyung terlalu rajin, ini lebih dari cukup." Jongin menatap sarapannya yang baru saja di letakkan di atas meja. Ia baru saja ingin berjalan ke counter sebelum pergelangan tangannya di tahan oleh Sehun.

Jongin sempat menatap bingung Sehun yang telah melepaskan genggamannya. Pria yang lebih tua darinya itu menarik kursi yang tak jauh dari mereka. Sehun memegang kedua bahu Jongin, menuntunnya dan mendudukan Jongin di kursi yang tadi di tarik oleh Sehun.

BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang