Blue

988 161 14
                                    

Pagi telah tiba namun tidak ada satu pun dari ke empat pria dewasa itu membuka matanya. Mereka menghabiskan waktu untuk menonton hingga pagi buta hingga melewatkan sarapan pagi. Pukul 09.15 Haowen telah bangun, mencari orang-orang yang tidak terlihat keberadaannya. Anak itu berjalan dengan gontai ke arah ruang keluarga saat nanny nya mengatakan jika para pria dewasa masih tertidur di sana.

Haowen menatap ke empatnya yang tertidur tak beraturan. Kaki Chanyeol yang saat ini berada di samping Lay karena posisi tidurnya menjadi terbalik, di tambah juga dengan Lay yang memeluk kaki panjang Chanyeol dengan erat. Sedangkan Jongin terlihat menyamping ke kiri, dan Sehun yang menyamping ke kanan, membuat keduanya tidur berhadapan dengan jarak yang cukup jauh.

Haowen berjalan menghampiri Jongin dan Sehun. Mendudukkan dirinya di tengah Jongin dan Sehun, lalu menatap pria dewasa itu secara bergantian. Haowen menguap pelan, sejujurnya ia masih mengantuk saat ini. Anak itu memutuskan untuk berbaring di sisi Sehun dan Jongin. Menyamping ke kanan untuk berhadapan dengan Jongin dan memeluk pria tan itu dengan erat sebelum kembali ikut tertidur.

Drrtt... Drrtt

Drrtt... Drrtt

Drrtt... Drrtt

Panggilan ketiga berhasil membangunkan Sehun. Pria itu merenggangkan otot tubuhnya yang terasa pegal, mengucek matanya dan baru menyadari jika ia tertidur di ruang keluarga. Sehun menatap ke sisi kanan sembari mengucek matanya. Terkejut saat mendapati Haowen yang sedang memeluk Jongin dengan erat.

Drrtt... Drrtt

Sehun mendudukkan dirinya saat mendengar panggilan di ponselnya. Menggerakkan tubuhnya ke sisi kiri dan kanan hingga terdengar bunyi dari tulang-tulang. Ia segera mengambil ponsel yang tak jauh darinya, mencoba membaca nama kontak yang tertera di layar namun terlihat masih buram.

"Halo," sapa Sehun dengan suara paraunya.

"..."

"Hmm, akan ku kirimkan alamatnya."

"..."

Sehun mengerutkan keningnya mendengar balasan di seberang sana. Ia mengerutkan keningnya terlihat tidak terlalu senang.

"Ya... ya. Aku akan ke sana, kau benar-benar menganggu waktu tidurku!" Sehun langsung mematikan panggilannya tanpa peduli pekikan di seberang sana.

Sehun merenggangkan tubuhnya kembali, tubuhnya benar-benar terasa pegal saat ini, mungkin karena efek tidur di bawah tanpa mengubah posisi sama sekali. Sehun menoleh ke samping tampak sedikit terkejut saat melihat Jongin telah membuka matanya dengan posisi tidur yang masih sama.

"Apa aku membangunkanmu?" tanya Sehun sedikit khawatir karena kegiatannya tadi membangunkan seseorang.

Jongin menggeleng pelan. "Tidak. Aku bangun karena ingin ke toilet, tidak perlu khawatir."

"Ah! Kau pakai saja toilet di kamar Haowen, kamar Haowen dengan pintu warna biru langit di sebelah sana. Apa kau tidak keberatan jika aku meminta tolong untuk tidurkan Haowen kembali di kamarnya?" Sehun sedikit ragu. Pasalnya Jongin berkata jika dia ingin ke toilet, Sehun takut jika Jongin sudah tidak bisa menahannya lagi.

"Tidak masalah," ucap Jongin pelan.

Pria tan itu bangun dan berdiri dengan menggendong Haowen yang masih berada di pelukannya. Berjalan lurus menuju kamar Haowen sampai tak terlihat lagi oleh Sehun.

"Hah. Benar-benar menyusahkan," keluh Sehun sembari memijat pangkal hidungnya. Pria itu sedikit pusing karena kurang tidur dan di bangunkan oleh panggilan dari seseorang yang menyuruhnya untuk menjemput di bandara.

BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang