"Ngh!"
Jongin melenguh pelan saat bias cahaya menempus kaca mobil dan mengenainya. Ia bisa merasakan jika mobil melaju dengan pelan. Jongin mengerjap beberapa kali untuk membiasakan cahaya yang memasuki matanya, menggeliat pelan untuk merenggangkan otot-ototnya. Mengucek matanya dengan pelan, pemandangan pedesaan yang sejuk dan asri yang pertama kali di lihatnya. Banyak perkebunan yang berjajar di sepanjang jalan, air sungai yang mengalir tenang.
"Sudah bangun?" Suara berat dari samping membuat Jongin menoleh, mendapati Sehun yang masih menyetir.
Jongin mengambil botol mineral dan meminumnya. Ia bersandar pada jok kursi, kesadarannya belum terkumpul sempurna. Jongin menatap Sehun yang sibuk menyetir dengan sayu, menutup mulutnya saat menguap. "Kita sudah sampai?" tanya Jongin dengan suara serak khas bangun tidur.
"Sebentar lagi."
Jongin mengangguk samar. Ia membalikkan kepalanya membelakangi Sehun. Menghadapkan kepalanya pada pemandangan asri yang ada di luar, benar-benar indah puji Jongin. Orang-orang di sana sudah banyak yang melakukan aktivitas mereka masing-masing, seperti berkebun, bersepeda, berkumpul di kedai untuk sarapan dan saling bercengkrama satu sama lain.
Jongin melihat Sehun membelokkan mobilnya memasuki sebuah pekarangan. Terdapat halaman luas di depan, terlihat sedikit perkebunan di samping, lalu tak jauh dari sana, Jongin melihat ada sebuah bangunan dengan peti-peti yang berada di sekitarnya, ia yakini jika itu adalah gudang penyimpanan. Lalu mobil berhenti tepat di depan rumah megah dengan dinding batu bata yang membuatnya terlihat sangat indah.
"Ayo keluar!"
Jongin mengangguk samar. Ia membuka sabuk pengamannya dan mengikuti Sehun yang beberapa saat yang lalu keluar dari mobil. Ia berjalan sedikit di belakang Sehun. Tiba-tiba dari balik pintu, muncul seorang wanita paruh baya —yang terlihat masih sangat cantik berjalan ke arah keduanya, atau sepertinya wanita tersebut berjalan ke arahnya dan melewati Sehun begitu saja.
"Siapa pria manis yang mengunjungi rumahku di pagi hari yang cerah ini?" tanya wanita itu yang langsung memeluknya, membuat Jongin tersenyum canggung.
"Ibuuu, anakmu ada di sini."
Ini pertama kalinya Jongin mendengar Sehun merengek seperti itu. Jongin tidak tahu jika seorang pria yang terlihat dingin seperti Oh Sehun bisa merengek di hadapan ibunya.
"Oh! Ibu tidak melihat mu." Sehun mendengus mendengar penuturan ibunya yang menyebalkan. Mustahil jika Sehun tak terlihat, kecuali jika dirinya sekecil Haowen mungkin itu akan terdengar wajar.
Wanita yang di panggil ibu oleh Sehun itu akhirnya berjalan mendekati Sehun. Jongin pikir pasangan ibu dan anak itu akan berpelukan di hadapannya, namun dugaannya salah saat wanita itu malah menjewer telinga Sehun, membuat pria itu memekik kesakitan.
"Aw aw ibu lepas!"
"Anak nakal sepertimu memang harus di jewer seperti ini! Kau tidak mengabari ibu selama hampir setahun dan semalam kau tiba-tiba menelepon mengucapkan jika kau sedang dalam perjalanan kemari," omel wanita itu dengan tangan yang masih menjewer telinga Sehun yang terlihat sudah memerah.
"Aku mengirimi ibu uang seti- AW!"
"Aku tidak butuh uangmu! Aku lebih kaya darimu jika kau lupa, Oh Sehun!"
"Ibu lepas! Apa ibu tidak malu? Jongin memperhatikan kita sejak tadi," desis Sehun pelan. Ia benar-benar malu saat Jongin memperhatikan interaksi dirinya dan sang ibu yang seperti ini.
"Oh! Aku lupa!" pekik wanita itu tiba-tiba melepaskan jewerannya dari Sehun. Ia menatap Jongin yang berdiri canggung tak jauh darinya, tersenyum cantik kepada pria tan itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Blue
FanfictionDi pesta lajang yang seharusnya menjadi malam membahagiakan untuk Jongin malah membawanya ke dalam kejadian yang tak pernah terbayangkan. Membuat pengaruh berkepanjangan padanya untuk enggan mengikat hubungan dengan siapapun BXB AREA!!! Top! Sehun B...