Blue

1.2K 174 15
                                    

Jongin membuka pintu apartemennya, memasuki apartemen dengan menjinjing kantung belanjaannya tadi. Jongin mengambil kursi lalu menaruhnya di samping kulkas, membiarkan kantung belanjaannya berada di atas kursi. Ia membuka kulkas bagian bawah, mulai menata belanjaannya satu persatu sampai semua rak terisi penuh, lalu menutupnya kembali. Setelahnya Jongin membuka pintu kulkas bagian atas, menaruh sisa belanjaannya di sana. Ia mengambil dan menatap es krim cup rasa coklat.

"Kenapa aku lupa memberikannya tadi? Anak itu akan mencarinya tidak ya?" tanya Jongin yang masih menatap es krim di genggamannya.

"Aku simpan saja. Mungkin lain kali aku akan memberikannya."

"Percaya diri sekali kau Jongin jika akan bertemu lagi dengan Haowen," kekehan pelan terdengar dari Jongin karena ucapannya yang menurutnya sangat mengada-ada.

Ia tersenyum saat hanya tersisa es krim miliknya saja di dalam kantung belanjaan. Tanpa pikir lama, ia segera membuka bungkus es krimnya dan memakannya dengan perlahan. Jongin berjalan menuju sofa, mendudukkan dirinya di atas sofa. Pria tan itu menyalakan televisinya, mencari-cari saluran televisi yang menurutnya menarik. Jarinya berhenti pada saluran yang kini membahas tentang kehidupan para binatang di alam liar. Jongin terlihat fokus dengan lidah yang masih sibuk menjilati es krimnya.

"Akan seru sepertinya jika manusia juga menggunakan hukum rimba," ucap Jongin spontan. Ia memperhatikan bagaimana binatang-binatang buas saling mengunjuk taring dan cakar mereka masing-masing. Menunjukkan siapa yang paling kuat dan pantas menjadi sang raja.

Perhatiannya sekarang hanya terfokus pada sekelompok serigala. Pemikiran nyeleneh dalam dirinya mulai bermunculan.

"Bagaimana rasanya menjadi werewolf?" tanya Jongin yang tiba-tiba teringat dengan salah satu makhluk mitologi perwujudan dari serigala.

"Apakah mereka nyata? Aku berubah pikiran. Sepertinya akan lebih seru jika aku seorang werewolf." Jongin mengangguk setuju dengan pemikirannya. Ia mulai membayangkan jika dirinya adalah seorang werewolf. Bisa berubah ke dalam bentuk binatang dan mencabik-cabik tubuh seseorang yang membuatnya kesal, itu akan terlihat lebih seru.

Drrtt... Drrtt...

Jongin menjeda khayalannya lalu melirik ponselnya yang berada tepat di sampingnya. Ada panggilan video dari Baekhyun.

"JONGIIIIIIN!" Jongin memundurkan kepalanya spontan saat di kejutkan oleh teriakan melengking dan wajah Baekhyun yang memenuhi layar ponselnya.

"Baekhyun, berhenti membuatku terkejut!" seru Jongin kesal membuat Baekhyun terkekeh pelan.

"Apa kabar? Kenapa tidak menghubungiku? Kau sudah melupakanku ya? Atau kau sudah mendapatkan penggantiku? Jongin jawab!"

"Astaga Baekhyun. Bertanya satu-satu, aku pusing mendengarnya!"

"Aku baru saja pergi berbelanja tadi," sambung Jongin hanya menjawab satu pertanyaan Baekhyun.

"Wah hebat! Kau sedang apa sekarang?"

"Sedang membayangkan jika aku adalah seorang werewolf yang tangguh," jujur Jongin tidak menutupi pemikiran anehnya, keduanya sering bertukar pemikiran aneh jadi itu hal yang wajar.

"HAHAHAHA! Kau ingin menjadi werewolf yang tangguh? Pfffft."

"Kenapa? Kenapa kau tertawa?!" Jongin menatap tajam Baekhyun yang masih menertawakan pemikirannya tadi.

"Kau tidak mungkin menjadi werewolf tangguh, Jongin. Jika kau seorang werewolf, aku yakin seratus persen kau akan menjadi omega!"

"Tidak. Aku tidak suka omega!"

BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang