01. Tantangan Jaevan dan Renatta
💮💮💮
"Susah memang suka sama orang duluan. Selain menyiapkan mental, harus siap sakit hati juga."
— Jaevandra —
Menjadi cepat dewasa adalah impian Jaevandra kecil dulu. Dengan segala kebebasan dan keinginan yang dapat dilakukan sendiri tanpa banyak laporan atau pertanyaan yang selalu dilontarkan dan berakhir dengan pukulan. Pastinya setiap anak kecil punya pendapat yang sama dengan Jaevandra.Seiring berjalannya waktu, usia dan fisik Jaevandra memang dewasa. Banyak sekali hal yang dulunya tak ia ketahui, kian bertambahnya waktu Jaevan mengetahui sekarang. Tentang menjadi dewasa tak semudah bayangannya dulu, itu adalah fakta. Salah satu hal yang Jaevan ketahui, menjadi dewasa itu rumit, lebih rumit dari rumus matematika yang selalu ada tiap harinya.
Kini ia beranjak dewasa, tumbuh bersama dengan cinta pertamanya. Jika kalian bertanya kepada Jaevandra, siapakah cinta pertama seorang Jaevan? Apakah wanita itu adalah ibunya? Maka Jaevan akan menjawab, bukan.
Maka siapa cinta pertamanya? Renatta. Gadis yang telah menemaninya sejak kecil, gadis yang selalu ia sapa tiap pagi, gadis yang selalu ia ajak bermain dan gadis yang selalu menenangkannya ketika dia sedang bersedih, gadis yang bagi Jaevan adalah segalanya, entah nanti akan menjadi selamanya atau tidak, Jaevan tak terlalu memikirkan hal itu.
Jika harus menyebutkan 3 hal terpenting dalam hidupnya, maka dengan cepat Jaevandra akan menjawab, Renatta, Renatta dan Renatta.
Jaevan tidak akan membiarkan Renatta menangis. Dia akan selalu berusaha untuk membuat Renatta tertawa. Jaevan sangat tidak suka bahkan benci, saat Renatta kecewa. Bagi Jaevan, cinta pertamanya itu harus selalu bahagia, sekalipun Jaevan yang harus berkorban. Dia akan selalu berusaha untuk membuat Renatta tersenyum walaupun bukan dirinya yang menjadi alasan Renatta tersenyum, karena yang terpenting adalah kebahagiaan gadis itu, apapun yang dirasakan Renatta pasti akan terasa pada dirinya juga.
Bukankah cinta memang butuh perjuangan? Maka Jaevandra akan selalu berjuang dan berkorban untuk cintanya.
Apapun akan dia lakukan untuk gadis itu, meski dirinya yang tersakiti sekalipun. Karena hatinya, sudah ia serahkan sepenuhnya kepada Renatta. Selain karena sumber terbesar dari kebahagiaannya adalah Renatta.
Tapi sayangnya, hati Renatta bukan untuk Jaevan.
'Yang penting lo bahagia. Karena kebahagiaan gue itu lo.'
'Malam itu nggak perlu sama Bulan terus. Tapi kalau Bulan harus sama Malam terus. Karena tanpa Malam, Bulan itu bakalan hancur.'
*
*
*
*
*
Saat ini Renatta tengah duduk di pinggir lapangan bersama dengan Tania, sahabatnya sejak masuk SMA. Terhitung hampir dua tahun dia bersahabat dengan Tania.Gadis itu sedang duduk sambil membawa botol berisi air mineral di tangannya. Tentu saja Renatta sedang menunggu Jaevan yang sedang bertarung dengan tim basket dari ekstrakurikuler yang diikuti Jaevan. Renatta merasa jiwa begadangnya hilang disaat seperti ini, dirinya mengantuk dan terus menerus menguap saat pertandingan basket berlangsung.
Usai pertandingan selesai, Jaevan pamit kepada teman setim-nya untuk beristirahat sejenak. Pria itu berjalan menuju pinggir lapangan, menghampiri sang pujaan hati yang tengah menunggunya latihan basket.
"Nunggu lama lo?" tanya Jaevan seraya mengelap keringat yang bercucuran dari dahinya, perempuan siapapun yang melihat Jaevan saat ini mungkin akan langsung termehek-mehek, kecuali Renatta dan Tania. Gadis itu malah memutar bola matanya malas seraya menyodorkan botol berisi air mineral kepada Jaevan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Here [On Going]
Teen FictionSetiap manusia yang ada di dunia pasti memiliki kisahnya masing-masing. Sama seperti malam yang bingung harus memilih antara indahnya Bulan atau terangnya Bintang. Seperti Hujan yang setia dengan gemuruh Petir, sekalipun terlihat menakutkan. Atau se...