Bagian 9 - IMH

61 29 74
                                    

09. Tentang Rumah dan Perasaan

🌌🌌🌌

"Tanpa sadar, rasa sakit yang begitu mendalam tercipta karena rasa yang begitu berlebihan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tanpa sadar, rasa sakit yang begitu mendalam tercipta karena rasa yang begitu berlebihan."

— Jaevandra —

🌌🌌🌌

"AWW! Pelan-pelan, sayang," candanya.

Merasa kesal, akhirnya Renatta menekan luka di kepala Jaevan dengan handuk dingin yang membungkus es batu itu. "HIHH! Maem, noh sayang." Pasalnya pria itu selalu saja bercanda, padahal Renatta telah mengompres secara perlahan, tidak mungkin sesakit itu. Memang dasarnya Jaevan saja yang lebay.

"A-ADUH ADUH!"

"Rewel banget kayak bocah lo tuh. Obatin sendiri, nih," tukas Renatta seraya menyerahkan dengan paksa handuk yang membungkus es batu itu pada Jaevan. Bagaimana Renatta bisa sabar menghadapi Jaevan? Sejak tadi pria itu mengeluh sakit, setau Renatta yang namanya luka pasti sakit. Untungnya Jaevan adalah teman dekatnya, sehingga ia masih memiliki hati nurani dan rasa kasian terhadap Jaevan yang sedang sakit, jika tidak, maka dirinya akan menggebug pria itu hingga masuk rumah sakit karena terus mengeluh.

Tidakkah Jaevan tau jika kesabarannya setipis buku tulis pria itu? Ah Renatta jadi teringat akan kebiasaan jelek Jaevan yang satu itu, sangat mencemari dan tidak ramah lingkungan, jika sedang bosan maka ia akan membuat karya alias sampah dari sobekan tengah-tengah buku tulisnya.

"Yaelah, gak bisa romantis dikit apa lu," protes Jaevan, dirinya sedikit tidak terima karena dikatain rewel seperti bocah komplek.

"Gak bisa," cicitnya tak memperdulikan Jaevan yang mulai mengompres dahinya secara mandiri, ia hanya fokus membuatkan teh hangat untuk temannya yang satu itu.

"Idih, katanya anak PMR. Mana Renatta yang katanya sabar kalau ngobatin? Boong brar—"

"Pengecualian buat lo," selanya.

Jaevan dibuat berdecih oleh perkataan Renatta barusan. Mengapa Renatta tidak seperti cewek-cewek lain yang selalu manja jika dekat dengan teman cowoknya? Jaevan semakin yakin jika Renatta itu bukan cewek beneran. Bahkan saat melihat keadaannya, Renatta terlihat tidak terlalu khawatir. Lihatlah, Renatta tidak menanyakan keadaannya saat ini, tidak menanyakan mengapa ia bisa terluka—

"Lagian ngapain lo bisa bonyok semua gitu?"

Oke sepertinya Jaevan salah. Renatta baru saja menanyakan perihal darimana luka itu berasal. Jaevan jadi bingung harus menjawab bagaimana, maka opsi yang ia pilih adalah mengalihkan topik, mungkin.

I'm Here [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang