9. Renjun

933 104 49
                                    

Sorry for typo...

"?"

Renjun Langit Pradipta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun Langit Pradipta


Jennie Langit Pradipta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jennie Langit Pradipta


————————————————

Happy reading...

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun

Saudara kembaran dari seorang Jennie. Kepribadian yang berbeda justru membuat mereka terlibat yang namanya Simbiosis Mutualisme. Mutualisme bukannya hubungan yang saling menguntungkan bukan? Tapi disini di cerita dari buku diary Jennie, apakah cewek itu pantas dikatakan mendapatkan untung?

Pertama. Merelakan dirinya undur diri dari olimpiade Fisika untuk kembarannya.

Kedua. Memalsukan peringkatnya serta nilai agar saudaranya tak diomeli, namun berakhir dirinya sendiri yang babak belur.

Ketiga. Permintaan bodoh dari keluarganya agar ia mendonorkan satu ginjal miliknya untuk sang kembaran yang gatau diri.

BBB!

Surat berjilid hijau transparan dengan lambang rumah sakit dihadapannya ini sangat amat membuat seorang Jennie kesal. Jujurly dia lelah setelah berlatih untuk olimpiade lainnya, lalu lanjut berlarih ekstrakulikuler, lanjut lagi ke kerja part time. Rasanya badan Jennie ingin tumbang, panggilan dering dari telepon seakan meneror dirinya terus-menerus dengan nama Mama.

Pesan juga terus bermasukkan dalam jumlah banyak yang dikirim oleh sang Papa bersamaan dengan chat dari dokter yang merawat dirinya selama sakit.

.

Kursi roda itu terus menelusuri lorong bercat putih yang sudah mulai menyepi, pakaian pasien diserta infus setia melekat di bagian tubuhnya. Usai kabur dari kamar rawat inapnya, Renjun memutuskan pergi jalan-jalan keluar karena bosan.

Akhirnya dalam sekejap dirinya akan kembali hidup normal usai mendapatkan donor ginjal dari saudarinya. Tapi perasaannya mulai tak nyaman setelah keluar dari kamar.

“Permisi, pasien dalam keadaan darurat. Permisi mohon permisi!” suara dari kerumunan perawat serta 4 dokter sekaligus mengelilingi bed yang tertidur sosok perempuan yang disertai Oxygenmask, dan Heart rate monitor dengan meja beroda kecil yang terpisah.

“Kok kaya kenal?” gumamnya sebelum menyetop satu perawat.

“Maaf ada apa? Pasien sedang dalam keadaan kritis, mohon koordinasinya.”

“Maaf, tapi pasien itu. Bisa saya tau namanya?”

Kening perawat tersebut mengerut. “Nama pasien? Tapi anda siapanya?”

“S-saya temanya. Iya, temannya!” perkataan ini sukses membuat sang perawat mengangguk.

“Pasien bernama Nona Jennie, nona Jennie langsung berada dalam keadaan kritis usai mendonorkan ginjalnya pada saudaranya.”

“Ngomong-ngomong anda sekilas mirip saudara dari nona Jennie.” kata perawat itu menelisik

Renjun menggeleng. “T-tidak, mungkin hanya kebetulan. Kalau begitu terima kasih.”

“Baik, sama-sama. Saya permi—”

“HEI SAKURA! Cepat ambilkan data pasien tadi!” bahu perawat itu tertepuk

“Untuk?” tanya perawat ber nametag Sakura itu.

Perawat lainnya menghela napas. “Pasien setia kita, telah menghembuskan napas terakhirnya saat dokter ingin menjalankan operasi.”


”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jennie ft Boy [oneshoot] (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang