KEENAM

26.5K 2.2K 47
                                    

[Attention ⚠️ chapter ini mengandung unsur gaje]


Selamat Membaca






Comeback Mama Anne
______________________________________

"Kamu lama banget sih Bi."

Aku menatap sinis kearah pria yang tengah menggendong anak kecil sembari satu tangannya menepuk-nepuk bokongnya dengan lembut.

"Sorry Ne. Tadi di bengkel pelanggan lagi rame banget, anak-anak juga pada kewalahan, alhasil aku harus turun tangan." Jelasnya menghampiri ku.

Aku menggeleng. "Pasti pelanggannya cewek cewek semua kan." Ucapku yang dibalas anggukan olehnya.

Aku mendengus kemudian membuka ponselku yang sudah menunjukkan pukul 4 sore.

"Kenapa emang? Kamu gak cemburu kan Ne?". Ujarnya mengerlingkan matanya.

"Cemburu? Apanya? Siapa yang cemburu dih?".

"Iya kamu lah."

"Apaan enggak. PD banget aku cemburu sama kamu, kayak gak ada kerjaan aja". Ucapku sinis.

"Ya terus kenapa kamu tadi kayak kesel gitu?." Kata Abi tersenyum jahil padaku.

"Terserah deh." Ucapku terlanjur kesal.

"Kalo cemburu bilang aja kali, gak usah malu-malu gitu."

Aku menghela nafas tak melanjutkan perdebatan kami eh, maksudnya mungkin perdebatan dia.

"Pulang mau bareng Ne?". Tawar Abi yang tengah fokus menepuk bokong Kiki yang kelihatan terganggu dalam gendongannya.

Aku menggeleng kemudian menatap motor matic yang berada di depanku. " Engga deh, aku bawa motor." Ujarku .

Sejenak kulihat dari matanya Abi ada gurat kesal bercampur kecewa, tapi tak lama setelah sadar aku melihatnya. Ia pun mengangguk.

"Yasudah kamu pulang sana, Tuh Kiki kelihatannya gak nyaman banget, kasian udah ngantuk banget dari tadi." Titahku.

Ya memang kami sudah dari jam 2 siang menunggu kedatangan Abbi ayah-Kiki tapi tak kunjung datang juga, dan alhasil kami menunggu kurang lebih dua jam dan selama itu pula dari jam 2 siang Kiki sudah mengantuk itulah sebabnya kami tak segera pulang, karena kalo naik motor kondisinya tak memungkinkan juga, takutnya Kiki jatuh lagi di jalan.

"Yaudah tinggalin aja motornya, nanti aku suruh anak buah aku bawain kerumah kamu." Usul Abi.

Aku menatap horor kearahnya, enak saja motor kesayanganku dibawa orang lain, gimana kalo nanti dibawa nya ngebut terus jatuh ntar rusak lagi, selain itu motorku itu masih tahap nge redit.

"Enak aja, gabisa lah, gabisa gitu. Mending kamu pulang duluan aja deh, Tuh kasian Kiki."

"Yaudah aku duluan ya." Ujar Abi sembari membuka mobilnya meletakkan hati-hati anaknya agar tidak bangun, aku mengangguk kemudian memberi ibu jari tangan.

"Nee, aku duluan ya." Pamitnya.

"Iya. Hati-hati juga bawa mobilnya jangan ngebut!".

Aku tersenyum menatap mobil mereka yang kian menghilang. Anak dan ayah yang menggemaskan pikirku. Eh.........

Priwing Priwng..........

083xxxxxxxxxxx is calling

Aku menatap bingung panggilan telepon asing  yang tertera di ponsel Android ku. Setelah lama berpikir akhirnya aku merijek panggilan tersebut, karena mungkin hanya salah sambung pikirku.


______________________________________

Ting Ton.....




"Iya sebentar!!".

Aku berjalan tergesa-gesa kearah pintu. Aneh, siapa malam malam begini bertamu ke rumahku, masa Abbi? Ah tidak mungkin, karena biasanya lelaki itu kalo hendak bertamu ia akan menghubungi nya terlebih dulu.

Ckleekk

"Loh A-alan." Ucapku kaget melihat siapa orang yang bertamu itu. " Ada perlu apa ya, kamu kesini?".

Ia tersenyum kikuk." A-anu apa boleh masuk?".

Aku menatapnya lama kemudian mengangguk.

"Ada perlu apa ya Alan?".

Aku bertanya setelah mempersilahkannya duduk.

"Silihkan diminum."

Ia mengangguk kemudian menatap ku. "Anu Mam- eh Kak aku kesini mau minta maaf."

Aku menyerngit bingung. Maaf? Untuk apa ia meminta maaf, apa mungkin ia minta maaf atas kesalahannya yang telah lalu, kalo memang kesalahan yang telah lalu aku sudah ikhlas dan mungkin memaafkannya.

Aku mengangguk."Gak usah dipikirkan. Kakak udah maafin kamu." Ujarku tersenyum.

"Iya...M-makasih. Tapi, ada yang lain lagi."

Alisku terangkat." Lain lagi apa?".

"Soal nomor."

"Nomor apa? Apa yang kemaren nomernya salah atau bagaimana?".

Aku bertanya penasaran. Ya memang kemarin ia sedikit memaksa ingin meminta nomor teleponku dan akhirnya aku memberikannya.

Ia tersenyum kaku." Engga jadi deh kak." Ujarnya menggaruk kepalanya yang mungkin tidak gatal.

Aku menatap anak ini aneh.

"Yasudah aku pulang ya Kak."

Pamitnya berdiri kemudian mengadahkan tangan kanannya.

Aku mengangguk."Bukan muhrim." Ucapku, bukan jual mahal ya tapi memang kami bukan muhrim kan. Jadi tidak ada alasan untukku menerima salam tangannya.

Kulihat ia tersenyum paksa kemudian mengucapkan salam dan berpamitan pulang, sementara aku mengangguk sebagai tanggapan.









Sebenernya ada apa dengannya ?
______________________________________

Comeback Mama Anne










TBC

Tuh kan Chapter nya gaje ya, maaf ya hihihi mudeng banget soalnya. Bikin jalan cerita emang lah susah ya hihihi.

Disini bila ada yang bingung, aku mau jelasin. Kan awalnya aku mau buat sudut pandang orang pertama aja, tapi pas chapter yang kemarin kemarin aku lupa nulisnya ada yang pake sudut pandang orang ketiga, dan alhasil aku pikirin buat Sudut pandangnya aku campur-camor aja HHah. Maaf deh bila bingung.

Oh ya, terimakasih dan  buat yang Vote Anna ukhibuka filah buat kalian. Makasih juga yang udah baca di tiap chapternya meskipun ceritanya ya rada amburadul gini.

Sarannya ditunggu juga ya, bisi ada yang ingin memberikan ide silahkan saja nanti aku pikirin.

Oke segitu dulu saja, nanti kan Chapter berikutnya.

Selamat pagiii

Assalamu'alaikum.





15/12/21

Come Back Mama Anne : Available in e-booksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang