Aku merasa risih dengan tatapan seseorang dari sebrang meja sana, rasanya aku tidak melakukan kesalahan apa-apa kepadanya, selain itu perilakunya sangat tidak sopan menatap orang seperti itu."Maaf ada yang salah? PAK ELANO".
Aku bertanya dengan terselip nada sinis padanya. Ya seseorang itu adalah seseorang dari masa laluku, mantan suamiku. Sungguh bisa disebut keajaiban bisa bertemu kembali dengan orang-orang dimasa lalu, pertama anak tiri, lalu mantan adik ipar, dan sekarang si Elano juga, apa mungkin besoknya lagi mantan mertuaku juga.
"Tidak. Tidak ada yang salah."
Ujarnya tersenyum tipis namun tetap berwajah datar. Huh, kalo diliat-liat dia semakin jelek saja sejak terakhir minggu lalu kita bertemu. Aku tidak bermaksud menghina sih, tapi itu memang kenyataannya.
Aku mengangguk paham melanjutkan suapan terakhir pada mulutku ini.
"Loh Mba udahan makannya, padahal kan aku baru aja ni mau makan."
Lisa mantan adik ipar ku menghampiri, menaruh mangkoknya lebih dulu lalu memegang lengan kiriku, duh Gusti apaan pake coba pegang-pegang tangan segala eh eh becanda deh.
Aku tersenyum padanya. "Iya. Mba udah selesai, ini mau pulang."
"Loh udah pulang aja, ini baru jam setengah sebelas loh Mba, baru seru-serunya."
Aku menggeleng. " Mba mau istirahat." Ujarku mengkretek leherku.
"Yasudah Mba mau pulang duluan ya. Permisi."
Lisa nampak tak melepaskan tanganku. Aku menghela nafas panjang dibuatnya, mau apa sebenarnya anak ini?
"Lisa!!!." Elano memanggilnya dengan sedikit penekanan, rupanya ia sadar kelakuan adiknya yang nampak seperti menahan ku.
"Eh maaf Mba."
Lisa melepaskan genggamannya dan memerintahkan pada mamang bakso untuk membungkus baksonya.
"Yuadah Mba bareng aja pulangnya sama kita. Aku juga mau pulang."
Aku menyerngit. " Tapi bakso mu?."
"Mau dibungkus aja. Mau dimakan dirumah kok."
Aku mengangguk paham. " Kayaknya mba gak bisa bareng sama kamu deh Lis. Soalnya Mba bawa motor. Tuh."
Aku menunjuk motor matic ku yang terparkir tak jauh dari sini. Kulihat ia menatap sedih dengan tangannya disatukan di dadanya.
"Mba gak bisa Lis maaf. Mba bawa motor." Aku menolak halus ajakan si Lisa ini berusaha supaya ia tidak menangis.
Dengan berat hati Lisa membolehkan aku untuk pulang dengan syarat aku memberikan nomor ponselku. Dari pada tambah malam aku memberikan nya nomor ku, supaya urusannya cepat selesai.
"Yaudah Lis. Mba pulang duluan ya, Assalamu'alaikum."
Pamitku melajukan motorku, kulihat ia mengangguk dan mengucapkan hati-hati padaku.
Huh, untung saja tadi Abbi menelpon ku dan mengatakan bahwa motorku dibawa oleh anak buahnya kesini. Mungkin kalo tidak, aku pulang akan bersama Lisa dan Elano.
Memang tadi Abbi pulang duluan karena ada urusan mendadak, dan hal inilah kenapa aku tadi sendirian. Eh, enggak sendirian juga sih ada banyak orang hahaha.
Aku bersyukur suasana jalanan kebetulan tampak masih ramai dan membuatku merasa tidak khawatir akan terjadinya jika tiba-tiba ada begal atau semacamnya.
Akhirnya tak membutuhkan waktu lama, aku sampai dirumah. Setelah memarkirkan motor dengan segera aku kekamar mandi mencuci muka dan kakiku, bersiap untuk tidur. Aku kembali teringat tampaknya hari-hari kebelakang aku kembali dipertemukan dengan orang-orang dimasa laluku, aku memang tidak akan menghindar bila bertemu masa laluku, lagian aku enggak peduli dan toh itu bukan masalah bagiku.
Muhammad Abbijar
TBC
Assalamu'alaikum kembali lagi dengan aku di cerita ini. Semoga kalian terhibur ya meskipun ceritanya agak gaje gini huhuhuhu.
Sekali lagi buat yang Vote aku ucapin makasih banget, satu vote dari kalian itu menumbuhkan rasa semangat loh ke akunya. Makasih juga ya yang udah baca hihihi.
Udah segitu aja dari aku, nantikan chapter berikutnya.
Salam hangat dari ku
See u
20.12.21
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Back Mama Anne : Available in e-books
Genel KurguDilarang keras menjiplak atau memplagiat ⚠️Ingat ilmu tanam tuai ya !! 17+ Setelah satu tahun perceraian, kehidupan Anne kembali menjadi lebih aman dan damai setelah dua tahun terakhir. Tapi, kenapa setelah mereka kembali bertemu, keadaannya seketik...