Ditengah derasnya air hujan yang semakin membabi buta membasahi bumi kota kembang, nampak disana terlihat seorang pria paruh baya yang masih tertidur dengan nyenyak nya. Pria itu tampak seperti tidak memperdulikan kerasnya volume air hujan yang semakin lama semakin keras. Begitu selimut yang tersampir dari badannya bergeser pria itu langsung saja terbangun karena merasakan dinginnya hawa yang menusuk kedalam luka pecahan kaca di kakinya.
"Aku dimana." Elano mengendarkan penglihatannya keseliling, ia langsung berdiri saat mengingat ia masih berada di dalam toko milik istrinya, ah maksudnya mantan istrinya.
"S*al." Ujar Elano kesal saat mengetahui ia telah di kuncikan. Ia memegangi perutnya yang tiba-tiba bersuara, Elano mengaduh saat perutnya itu semakin bergemuruh.
Elano berjalan pelan ke arah etalase yang tak jauh dari tempatnya itu berdiri, ia berharap semoga saja masih ada beberapa kue yang dapat ia makan untuk mengganjal perutnya yang kebetulan belum dia isi dari tadi pagi itu. Namun, sekali lagi kesialannya tak kunjung berhenti, ia mengadah keatas, ia berpikir apakah ia akan mati sekarang juga karena kelaparan. Elano dengan pasrah menduduki dirinya di kursi lalu menatap jendela yang menampilkan background hujan. Elano mengaduh saat dirinya semakin merasa kelaparan, ia berpikir apakah Anne ingin membalas dendam dengan sengaja menguncinya disini.
Namun secara tiba-tiba bau khas masakan rumahan tiba-tiba memasuki indra penciumannya. Ia melirik ke arah meja yang tak jauh dari sana yang menampilkan sebuah sup lengkap dengan asapnya yang masih mengepul. Elano berpikir, apakah ia sedang berhalusinasi, Elano yang sudah tidak tahan dengan gemuruh perutnya pun, akhirnya menghampiri meja itu, tak peduli jika memang itu hanya halusinasinya semata-mata.
Elano mengerjakannya matanya saat benar yang dilihatnya itu memang makanan. Elano tersenyum senang, lalu memakan sup itu hingga tandas sampai ke kuah-kuahnya. Elano memeganginya perut kotak-kotaknya itu yang sudah terasa kenyang. Ia bersyukur saat Anne dengan pedulinya memasakkan sup yang lezat itu. Tunggu-tunggu apakah Anne masih mencintainya, ujar Elano dalam hati, namun ia menggeleng, berpikir itu hanyalah bentuk rasa kepedulian semata, ia tidak boleh terlalu percaya diri, karena Elano sadar ia sudah menyakitinya terlalu jauh. Jadi mana mungkin Anne masih mencintainya, Elano menatap sebuah kertas dari bawah mangkuk itu, ia membaca surat itu yang bertuliskan 'Maaf sudah menguncikan mu' ya begitulah isi surat tersebut. Elano tersenyum dalam hati menjawab tidak apa. Ini juga kan salahnya tertidur di toko orang lain, jadi bukan salah Anne jika menguncikannya.
Elano kembali membalikkan kertas itu, ia menoleh kearah meja kasir yang menampilkan sebuah sarung dan sajadah. Elano tersenyum nanar menatap isinya. Anne benar-benar masih sama ujarnya dalam hati. Ia kemudian berjalan mencari kamar mandi dan setelah menemukan ia cepat-cepet mengambil wudhu.
Elano sedikit kesusahan saat ia mengenakan sarung pemberian dari Anne itu. Maklum Elano sudah lupa mengenakan sarung. Elano kembali dibuat berpikir, sudah berapa lama ia tidak melaksanakan sholat, Elano kembali teringat ia terakhir melakukan sholat itu saat ia sedang melakukan malam pertama dengan Anne, iya saat malam pertama itu bukannya melakukan adegan pasutri baru seperti lainnya, ini Anne malah mengajaknya untuk melakukan sholat malam berkali-kali, Elano yang saat itu tidak pernah melakukan sholat mulai kelelahan dan adegan malam pertama itu pun tidak pernah terjadi. Elano tersenyum memikirkan itu, ia kemudian menatap sarung yang ia sudah kenakan, ia kembali menatap nanar karena ia malah melipatnya seperti ingin melakukan tari jaipong. Elano tersenyum kemudian mulai melakukan ibadah shalat yang dilupakannya itu.
*****
Sedangkan disisi lain terlihat seorang pria paruh baya yang nampak sedang berguling-guling di kasurnya, sesekali ia bergumam dan memukuli bantalnya. Sungguh tidak ingat umur bukan? Orang itu adalah Abbi yang sedang sibuk sendiri.
"Ahhh kangen Anne." Rajuknya sambil menatap photo Anne yang tengah tersenyum manis kedalam kamera.
Abbi ingin sekali menelpon atau sekedar mengirim pesan pada Annenya itu, namun sayangnya kini ia sedang berpura-pura marah kepada Anne. Tapi diluar gugaannya, dia kira Anne yang akan menghubungi karena saat saat itu di dalam mobil Abbi memperlihatkan raut datarnya agar mengkode Anne supaya tahu ia tengah marah alias pura-pura marah. Sungguh ia kira Anne akan peka lalu membujuknya atau mengajaknya berbicara, namun, ini apa? Bukannya membujuk atau apa, Anne nya itu malah tidak mengirim pesan satupun kepadanya, dasar Anne nakal ujarnya. Abbi kemudian memukul kembali bantalnya, ia kesal sangat kesal, niatnya ingin PDKT malah berujung begini. Abbi yang sudah terlanjur rindu pada Anne nya pun akhirnya berinisiatif kembali untuk memulai percakapan, seperti biasanya.
|Assalamu'alaikum An. Selamat malam 🌃 kamu udah makan? ✓
Abbi tersenyum manis menunggu pesan balasan dari Anne yang nampak terlihat tengah Online. Namun, Abbi memberengut tak suka saat melihat kembali pesannya itu ceklis satu. Abbi tentu saja dilanda panik, ia berpikir apakah Anne-nya itu memblokirnya. Abbi ingin sekali menangis saat ceklis nya masih sama seperti tadi, iya masih ceklis satu. Abbi secara tiba-tiba terisak kecil saat berpikir memang Anne-nya itu memang benar-benar memblokirnya. Niatnya ingin lebih dekat, kenapa menjadi seperti ini sih monolognya. Abbi yang sudah terlanjur sedih pun akhirnya menyelimuti dirinya sendiri sambil terisak-isak. Ia menyesal sangat menyesal, batinnya. Akhirnya pun Abbi tertidur diiriingi isakan-isakan kecil dari mulutnya. Sungguh diluar ekspektasi bukan? Hhaha.
Teteh Anne potong rambut 💇♀️
TBC
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh? Gimana kabarnya? Pada sehat-sehat kan? Semoga semuanya pada sehat ya.
Kembali lagi di Comeback Mama Anne teman-teman. Gimana chapternya? maaf ya gaje hahaha. Btw, ini chapternya kebanyakan ya, hahaha gak sadar banget nulis tadi udah sebanyak ini hahaha. Eh btw, aku usahain mulai sekarang mau update tiap hari, mumpung ujian kelulusan masih sebulan lagi.
Btw aku mau ucapin terimakasih untuk semuanya yang selalu tak lupa memberikan vote serta komentarnya. Makasih juga untuk yang selalu menyempatkan membaca disetiap chapternya.
Sudah segitu aja, jaga kesehatannya semuanya, jangan lupa banyak minum air bening juga ya, agar terhindar dari dehidrasi.
Salam hangat dariku🐣
22-02-2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Back Mama Anne : Available in e-books
Ficção GeralDilarang keras menjiplak atau memplagiat ⚠️Ingat ilmu tanam tuai ya !! 17+ Setelah satu tahun perceraian, kehidupan Anne kembali menjadi lebih aman dan damai setelah dua tahun terakhir. Tapi, kenapa setelah mereka kembali bertemu, keadaannya seketik...