[+15]
Sepasang mata tajam itu dengan perlahan membuka menampilkan iris mata kelam yang membuat semua orang menatapnya akan terpana namun menenggelamkan disaat bersamaan. Pria itu mencopot Nasogastric Tube yang terpasang di hidung bangirnya.
"Ini dimana?"
Monolognya, dengan bersusah payah ia mendudukkan dirinya bersandar di ranjang. Ia melirik tangannya yang dipasangkan infus, matanya melirik kesana-kemari seperti mencari sesuatu.
"ANNE KAMU DIMANA!!!!!"
Elano berteriak sekeras mungkin walaupun suaranya masih lemah,ia tidak peduli, yang ia pikirkan sekarang hanyalah Anne dan Anne.
Pintu terbuka, seorang pria sebaya dengannya menghampiri Elano dengan raut tak terbaca, mungkinkah ia senang?
"Oh. Lo udah sadar nih ceritanya?".
Abbi mendudukkan dirinya di kursi yang tak jauh dari ranjang Elano.
Elano menatap Abbi tajam.
"Dimana Anne Bi?"
"Anne? Siapa tuh".
Abbi beranjak dari kursinya, menatap sepupunya tercintanya dengan khawatir. Mungkin...
"Jangan bohong Bi. Dimana Anne Bi."
Abbi terkekeh melihatnya, ia senang melihat sepupu tercintanya itu memohon seperti itu kepadanya, terlebih lagi mukanya tampak menggemaskan namun juga sangat menyedihkan secara bersamaan. Abbi suka, sangat suka malah.
"Maksudnya cewek cantik ini, sepupu tersayang?".
Abbi dengan raut pongah nya menampilkan foto Anne yang tengah tersenyum lebar di handphonenya.
Elano menggeram marah, berani-beraninya ia menyimpan foto gadisnya, iya, Anne gadisnya. Tangannya mengepal, ia ingin sekali membogem mentah-mentah pria brewok yang berada disampingnya itu, namun disayangkan sekarang tenaganya masih belum pulih, ini juga akibat kecerobohannya yang mengakibatkan dia kecelakaan hebat seperti ini. Tapi kecelakaan ini juga, biang keladinya juga kan si Abbi brewok.
"Gue muhun Bi, dimana Anne?."
Elano bertanya lirih, tenaganya sekarang terasa lemah, akibat ia terbawa emosi barusan.
"Tolong bilang sama Anne, datang kesini. Gue mohon Bi."
"Kalo gue gamau, gimana?"
Abbi masih tersenyum, senyum yang berbeda dari sebelumnya, senyum nya begitu mengerikan, seperti, psyco..
"Plis Bi. Gue mohon, dimana Anne?"
Elano masih memohon, bahkan sekarang ia beranjak dengan berusaha walaupun masih lesu. Ia bersujud, ya benar, Elano bersujud sambil memohon.
Abbi menatap Elano yang tengah bersujud di bawahnya dengan dingin. Kaki satunya tiba-tiba mendorong Elano yang masih lemas dengan tak manusiawi. Elano yang mendapat serangan tak terduga dari sepupunya itu memandangnya tak percaya, bahkan kini ia terdorong kekaki besi ranjang rumah sakit dengan kerasnya. Sampai-sampai lengannya yang terbalut jahitan sampai terbuka, Elano meringis, ia ingin mengumpat dan berdiri membalas serangan barusan, tapi ia tak bisa, bahkan sekarang kepalanya terasa berkunang-kunang. Pandangannya memburam, iya, Elano pingsan sekarang.
Sedangkan Abbi yang melihat sepupu, ah ia tak Sudi memanggilnya sepupu, ia lebih pantas dipanggil tai saja dibandingkan sepupu. Abbi tertawa terbahak-bahak seperti setan melihat Elano yang sudah terkapar pingsan, ia berjongkok, tangannya dengan jijik memegang dagu Elano, ia memandang intens wajahnya si tai.
"Dasar lemah."
Ucapnya, kemudian mengambil sesuatu dari saku jaketnya. Elano menatap pisau lipat di tangannya itu, ia menyeringai, menusukan pisau itu tepat di mata Elano yang tertutup. Dengan sedikit perasaan ia mencokel mata itu, kemudian tersenyum memandang mata Elano yang sudah keluar dari tempatnya. Penampilan Elano sekarang, lebih menggemaskan dibandingkan sebelumnya.
Ia menghela nafas merasakan terpaan udara dari hidungnya, rupanya ia masih hidup, pikirnya. Tak mau sepupunya itu kesakitan, dengan baik hati ia menusuk perut Elano berkali-kali. Melihatnya yang sudah sakaratul maut, Elano tersenyum manis, kemudian berdiri.
"Dadah. Sepupu tersayang, mimpi indah."
Alan membuka kelopak matanya dengan takut. Nafasnyantak beraturan, mimpi, mimpi apa ia barusan, sungguh mimpi itu sangat terasa nyata dan begitu menakutkan sekali.
Anne yang menyadari Alan yang terbangun merasa heran, ia heran melihat keringat bercucuran di wajahnya.
"Kamu mimpi buruk?"
Alan mengangguk menatap Anne takut. Anne dengan sigap mengusap keringat Alan dengan tisu. Ia menyerngit khawatir.
"Nih minum dulu!"
Anne menyodorkan air yang dibalas gelengan oleh ABG tersebut.
"Aku mau kerumah sakit Ma."
Ujarnya menatap jendela yang masih memperlihatkan hujan yang masih lebat. Anne menyimpan kembali gelasnya di meja, kemudian duduk kembali disebelahnya.
"Iya boleh. Tapi nanti aja ya, pas udah reda."
Anne mengusap bahu ABG itu dengan lembut. Ia tak tahu mimpi buruk apa yang Alano impikan, ia ingin bertanya, tapi ia urungkan melihat wajah Alano yanh seperti memintanya untuk menemaninya pergi ke rumah sakit. Anne menghela nafas.
"Oke mama anterin. Sekarang kamu pergi ke kamar mandi dulu, cuci muka dulu ya."
Alan mengangguk kemudian berlari untuk melaksanakan perintah Anne barusan.
"Udah tuh yuk, Goberrr nya udah Dateng."
Alano mengangguk setelahnya mereka masuk menuju mobil, menuju Rumah Sakit Cinongnong.
Anne menoleh kesampingnya, tampak raut wajah Alan seperti menunjukkan akan khawatir akan sesuatu. Anne tersenyum, mungkin Alan khawatir kali ya dengan ayahnya, pikir Anne. Pikiran Anne memang benar akan khawatir nya Alan pada ayahnya itu, ia khawatir bahwa mimpinya itu nyata, walaupun ia berpikir mana mungkin Abbi, pamannya melakukan perbuatan seperti di mimpinya tadi.
Semoga saja ayahnya baik baik saja
TBC
Assalamu'alaikum
Balik lagi di cerita aku ini, di Comeback Mama Anne. Gimana ceritanya? Gaje ya hahahah.Oh iya aku mau tanya nih, kalian mending AnnexAbbi atau AnnexElano atau Anne melajang aja seumur hidup? Jawab ya, aku pengen tahu.
Oh iya, aku ucapin terimakasih untuk yang selalu dukung cerita aku ini, makasih untuk yang selalu vote dan selalu menyempatkan untuk komen di setiap chapter, aku sangat sangat berterima akan hal itu, berkat kalian aku bisa nulis sampai 15 chapter dan sekarang udah 16 chapter. Awalnya jujur ya, aku kurang PD dan merasa bahwa gak mau ngelanjutin ini cerita, tapi Alhamdulillah aku kuatin tekad bahwa harus semangat dan tekun kembali, itung-itung sebagai belajar. Dan juga ini semua berkat kalian, kalian dukung aku, dan itu membuat aku lebih bersemangat kembali, makasih ya.
Jangan lupa juga untuk tinggalkan jejak ya.....
Oh iya, makasih untuk yang udah follow aku, makasih ya, love love deh.
Udah segitu aja ya dari aku. Makasih sekali lagi. Nantikan chapter berikutnya hanya di lapak ini.
Salam hangat dari aku ⚠️
Dadah 🐥
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Back Mama Anne : Available in e-books
Ficción GeneralDilarang keras menjiplak atau memplagiat ⚠️Ingat ilmu tanam tuai ya !! 17+ Setelah satu tahun perceraian, kehidupan Anne kembali menjadi lebih aman dan damai setelah dua tahun terakhir. Tapi, kenapa setelah mereka kembali bertemu, keadaannya seketik...