"Hey, aku sempat bertanya-tanya."
Tanya mengundang tatap, dari gadis yang kini menengadah, memberi tunjuk wajahnya yang sudah teramat basah. Laki-laki itu membalas tatapan, membiarkan kedua netra beradu untuk sesaat, agar keduanya bisa saling tenggelam dalam diri satu sama lain.
"Kenapa memilih tempat ini?" kepalanya tergerak, menyapu pandangan pada taman yang masih diguyur hujan, meski langit sudah menunjukkan warna jingga. "Apa ada sesuatu?"
Kini sang gadis membuang wajah, kembali menghadap lurus ke depan, di mana pemandangan monoton kembali menyapanya. Warna hijau yang kelabu, dari semak-semak yang tak terkena cahaya matahari sebab tertutup awan mendung.
"Bagaimana, ya?" gumamnya pada diri sendiri. "Ini tempat pertama kali aku bertemu dengannya."
Ah, ternyata tentang kekasihnya.
Lelaki itu termenung, sempat terperangkap dalam lamunan yang dengan candunya terus menerus mencipta khayalan syahdu. Semua hal, semuanya tentang gadis ini, ternyata selalu berhubungan dengan kekasihnya. Cintanya, sebesar apa?
Rasanya, ia tak pernah mendapat rasa cinta sebesar itu.
Seumur hidupnya.
"Situasinya sama." laki-laki itu mengerjap, tersadar dari lamunan ketika lanjutan ucapan sang gadis mulai terlontar. "Dia meneduhiku, ketika ratusan tetes air menghujaniku dari langit."
"..."
Pemilik surai kelabu itu mulai mengangkat tangannya, menyentuh, lantas menutupi bibirnya yang tertutup rapat. Bersamaan dengan suara guntur dari langit, dirinya seolah tersengat listrik, yang seketika membuatnya membekukan diri.
Tuhan,
Mengapa harus begini?
"Hey."
"Hm?" gumam menjadi balas, kepala sang gadis tertoleh untuk menatap lawan bicara. "Boleh aku mengatakan sesuatu untukmu?"
Kedua alis mulai tertaut, bingung, tetapi tetap mengiyakan. Sebab rasa herannya tak akan berujung jika tak kunjung bertindak. Yang ia lihat, hanya senyuman itu lagi, senyuman yang sesaat membuatnya berfikir, bahwa itu adalah senyuman terindah yang pernah ia lihat.
"Semua akan baik-baik saja, oke?"
Hanya itu?
Sang gadis mengalihkan tatap ke depan. Dalam diamnya, ia menarik sudut bibir begitu kecil. "Ya, tentu saja."
"Semua akan baik-baik saja."
⋇⋆✦⋆⋇
KAMU SEDANG MEMBACA
Under your Umbrella || Sugawara Koushi [✔]
Fanfic❝Kita dipertemukan di antara air mata langit yang berjatuhan❞ ©Mizura, 2021.