Brukk!
"Arghhhhhh," teriak Caca meringis kesakitan.
Motor yang mereka kendarai berhasil menyentuh kendaraan beroda dua didepannya dan terdapat juga bulatan-bulatan dari daging sapi yang sudah diolah. Sebuah gerobak bakso tertabrak olehnya. Bakso-bakso itu jatuh berserakan di jalanan mengotori aspal yang awalnya bersih tanpa makanan. Caca terpental ke pinggiran jalan, sedangkan cowo yang mengendarai motornya jatuh di dekat gerobak bakso.
Orang-orang yang melihat kejadian itu berbondong-bondong mendekati mereka.
Si bapak-bapak tukang baksonya aman-aman saja, hanya gerobaknya yang hancur.
"Aishh," ringis Caca kesakitan.
Cowo itu pingsan tidak sadarkan diri, Caca sendiri masih bisa berdiri meski tertatih-tatih.
"Dek, kamu tidak apa-apa?" tanya Ibu-ibu yang menghampiri Caca.
Kemudian dia merangkul Caca dan membantunya berdiri.
"Nggak apa-apa, Bu. Antar saya ke sana saja, saya mau liat temen saya itu." Caca masih dalam keadaan setengah sadar.
Ibu-ibu itu mengantarkan Caca untuk melihat cowo itu yang tengah tidak sadarkan diri dan tergeletak di aspal.
Banyak orang-orang mengerumuni mereka dan tiba-tiba ada seorang Bapak-bapak yang menerobos begitu saja melihat siapa yang mengalami kecelakaan itu.
"CACA ...."
"PAPAH?"
"Kamu nggak papa, Ca? Apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa bisa seperti ini?" tanya Papa Caca cemas. Dia kaget, ternyata yang dikerumuni orang-orang itu adalah anaknya sendiri.
Papanya langsung memeluk Caca, Caca yang saat itu masih ketakutan akan kejadian tadi langsung membalas pelukan Papanya, raut wajahnya terlihat sangat ketakutan.
"Caca takut, Pah."
"Pah, tolongin temen Caca." Caca melepas pelukannya.
Orang-orang disana bukannya langsung menolong cowo itu yang pingsan tapi malah mendiamkannya dan menonton, sedangkan bapak tukang baksonya berdiam diri sambil melihat gerobaknya, ia meratapi nasib dagangannya yang hancur lebur.
Tanpa menunggu lama, Papanya Caca mengangkat cowo itu yang tergeletak di aspal dan membawanya ke mobilnya.
"Bu, tolong bantu anak saya jalan ke mobil," perintah Papa Caca pada ibu-ibu di samping Caca, karena kondisi Caca yang masih jalan tertatih-tatih.
Papahnya Caca-Sendy kembali ke tempat kecelakaan dan menemui tukang bakso tadi.
"Ohiya, Pak ini uang ganti rugi gerobak Bapak yang rusak, maafin anak saya, tolong jangan bawa masalah ini sampai polisi, ya. Saya mohon, Pak." Sendy—Papahnya Caca memberikan lembaran uang merah yang cukup banyak untuk ganti rugi.
"Iya, Pak. Saya nggak akan bawa-bawa masalah ini ke polisi. Makasih banyak Pak uangnya, ini banyak banget Pak?" ucap Bapak tukang bakso.
"Udah nggak papa, Pak. Saya ikhas," balas Sendy.
Sendy berjalan menuju mobilnya, dan melajukannya pergi ke arah rumah sakit.
***
Alam Ar-Rafky Putra, itulah nama cowo yang saat ini terbaring di ranjang rumah sakit. Setelah ia dicek dan ditangani oleh dokter, kondisi Alam sudah membaik dari sebelumnya.
Alam melihat kanan kirinya tidak ada satu orang pun yang menemaninya di rumah sakit. Tapi, tiba-tiba datanglah seorang laki-laki dan satu orang cewe yang baginya tidak asing. Alam masih inget jelas dengan wajah cewe yang memberi tumpangan saat ban motornya bocor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Support System [Open PO]
Teen Fiction"Kamu bisa nggak jadi support system aja?" Definisi support system, Besti? Cantika Mahreen Almahyra atau biasa disapa Caca, dan Alam Ar-Rafky Putra, dua orang siswa yang bisa menjadi support system satu sama lain. Keduanya sama-sama korban broken...