14

29 23 1
                                    

Hembusan angin di pagi ini berhasil membuat gadis yang sedang tidur pulas terbangun dari mimpinya.

Ia berjalan membuka jendela kamar agar ada cahaya yang masuk ke kamarnya.

Ceklek!

Jarinya menekan saklar untuk menghidupkan lampu agar ruangan ini menjadi lebih terang dari sebelumnya.

Meskipun gadis itu belum berhijab, tapi dia tidak pernah lupa melaksanakan ibadah yang sudah menjadi kewajibannya. Namun, pagi ini ada sedikit perbedaan dari rutinitas hari-hari biasa, pagi ini ia tidak melaksanakan solat subuh. Ia tau solat sudah menjadi kewajiban sebagai seorang muslim. Ia juga tau jika tidak menunaikan solat mendapatkan dosa.

Hari ini dia masih haid yang mengakibatkan ia tidak solat.

Dia pun mengambil handphonenya di atas meja belajarnya. Mengecek adakah notif masuk atau tidak. Ia sangat berharap ada sebuah notif muncul.

Di dalam kamar ia asyik memainkan ponselnya hingga lupa waktu.

Ahh, sepertinya buang-buang waktu saja, pikirnya karena tidak ada notif yang menurutnya berarti.

Ia pun beranjak keluar dari kamarnya. Tanpa sengaja ia bertemu dengan Papahnya dengan sebuah kotak berwarna pink di tangannya.

"Kotak pink itu untuk siapa, Pah?" tanya gadis itu.

"Untuk temen Papah, Ca," jawab laki-laki paruh baya itu dan meninggalkan anaknya di ambang pintu.

Gadis itu tersenyum kecut. "Pasti kotak itu untuk wanita biadab yang udah buat Mamah pisah sama Papah 'kan."

Tadinya Caca ingin mengambil air putih karena tenggorokannya yang dirasa kering. Tapi 'tak jadi, ia mengurungkan niatnya dan kembali masuk ke dalam kamarnya.

Netranya melihat jam dinding yang terpampang di kamarnya, sudah pukul 05.30 saja.

Ia pun bergegas ke kamar mandi.

Sekitar 15 menit ia menghabiskan waktunya untuk mandi. Setelah selesai memakai seragamnya, ia tak lupa memoles wajahnya dengan sedikit make up.

Cantik! Natural. Bibirnya juga tak lupa dipoles dengan liptint merah yang membuat bibirnya terlihat fresh.

Kaca besar tersedia di kamar Caca dan dengan beberapa peralatan make up di depannya.

Ia juga tidak lupa untuk menyemprotkan sedikit minyak wangi.

Setelah semuanya beres, Caca berjalan keluar menunju meja makan. Sudah menjadi kebiasaannya sarapan sendiri, tanpa ditemani sang Papah.

"Pagi Bibi," sapa Caca. Caca memang memiliki kepribadian yang ceria sejak kecil.

"Pagi Neng Caca, silakan sarapannya dinikmati."

Caca mengambil sepotong roti di piringnya yang sudah diolesi selai strawberry kesukaannya.

"Emm," Caca menikmati roti dengan selai strawberry nya.

"Eh, Bi. Papah udah berangkat dari tadi?" tanya Caca dengan mulutnya dipenuhi roti.

"Udah, Neng."

Setelah menghabiskan rotinya, Caca meneguk segelas susu coklat bikinan Bibi.

"Caca berangkat dulu ya, Bi." Caca melangkahkan kakinya menuju garasi.

Motor scoopy abu dan helm bogo sudah siap digunakan.

Ia melajukan motornya pelan karena ini masih pukul setengah 7, jadi Caca bisa bersantai mengendarainya sambil menikmati pemandangan.

Support System [Open PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang