25

23 17 1
                                    

Alam memilih duduk di taman belakang rumahnya sembari menatap kolam yang cukup luas itu.

Menghirup udara malam yang dingin ditemani dengan secangkir kopi. Ia mengambil ponselnya di meja dan membuka aplikasi WhatsApp.

Mengetikkan sebuah pesan untuk seseorang yang akhir-akhir ini dekat dengannya.

Kalam: Assalamualaikum Bunda Ratu

Pesan itu pun terkirim setelah beberapa menit sinyal mendadak menghilang seperti Mas doi yang suka ngilang tiba-tiba tanpa kabar.

Caca saat ini juga sedang online, buru-buru ia membuka pesan dari Alam dan membalasnya.

Ratu Kaca: Waalaikumsalam, apa!?

Kalam: Gak usah ngegas juga kali, pake tanda seru sgla! Besok gak ada tugas sekolah 'kan?

Ratu Kaca: Gak

Kalam: Gabut kuyy, keluar yok

Ratu Kaca: Kmna?

Kalam: Aku tunggu di cafe biasa! Sekarang!

Setelah Alam selesai dengan basa-basi nya, ia mengajak Caca untuk keluar ke cafe biasanya.

Caca membaca pesan itu, tanpa membalasnya, ia langsung buru-buru beranjak ke kamarnya. Caca bergerak mencari baju di lemari, dan mengobrak-abrik isi lemarinya. Sialnya, meski banyak baju yang diobrak-abrik, tapi dia belum juga menemukan baju yang pas menurut dia.

"Sialan, udah lah gajadi ganti baju." Caca akhirnya memutuskan tidak berganti baju, ia mengambil hodi dan memakainya.

'Tak lupa pula Caca menyemprotkan parfum di tubuhnya sedikit.

Tubuh mungilnya yang dibalut hodi putih dan rambutnya yang dibiarkan berantakan tidak dikuncir. Rambut hitamnya yang panjang membuatnya terlihat benar-benar cantik. Hampir sempurna, tapi tidak, kesempurnaan tidak dimiliki oleh ciptaannya.

Caca mengambil kunci motornya di rak kosmetik yang terpaku di dinding kamarnya.

Perlahan keluar melewati tangga.

"Bi, Caca keluar ke cafe biasa sebentar ya. Cuma sebentar kok," ujar Caca.

Belum juga Bibi menjawab, tapi Caca sudah buru-buru jalan.

***

Di seberang sana, Alam juga tidak berbeda dengan Caca. Ia juga sibuk memilih baju apa yang kiranya cocok ia pakai malam ini. Sudah seperti orang mau berkencan saja mereka.

Lagi-lagi Alam juga sama dengan Caca, ia akhirnya tidak berganti baju dan tetap memakai baju sebelumnya.

"Mau kemana sayang?" tanya Bunda saat melihat putranya buru-buru keluar.

"Eh, Bunda. Alam mau keluar sebentar, mau ketemu temen hehe," ucap Alam memamerkan senyum dengan gigi rapihnya.

"Siapa temennya?" tanya Bunda menaikkan alis.

"Ada lah Bun. Ih Bunda kepo." Alam tertawa dan berlari keluar.

Bunda hanya bisa tersenyum melihat putranya terlihat bahagia seperti itu.

Support System [Open PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang