Kehadiran Humaira

11.4K 1K 6
                                    

"Tapi una," belum sempat Samir menyelesaikan ucapannya langsung dipotong oleh Una.

"Una tidak merasa direpotkan kok mas, Una senang bisa bermain sama Humaira, mas ngga perlu merasa tidak enak, kalau merasa tidak enak, kita urus berdua ya Humairanya." ucap Una dengan sangat lembut.

Samir hanya menganguk dan menyetujui usulan Una.

"Saya ke kamar dulu, nanti kalau ada apa-apa panggil saja," ucap Samir lalu keluar dari kamarnya.

Karena Humaira bangun dan ingin bermain, Una membawa Humaira keluar kamar dan mengajaknya bermain diruang tengah, Una memang sangat suka dengan bayi karena itulah dia langsung akrab dengan Humaira. Mendengar suara Una dan Humaira di ruang tengah Samir keluar untuk melihat, tanpa dia sadari dia tersenyum melihat Una yang sedang bercanda dengan Humaira.

"Apa dia memang sifatnya seceria ini? kenapa tidak pernah terlihat," batin Samir.

"Mas? mau keluar?" tanya Una melihat Samir yang sudah siap dengan baju olahraga, memang biasanya Samir lari sore di akhir pekan.

"Sebentar lagi," ucap Samir duduk di sebelah Una sambil melihat Humaira, kebetulan Humaira langsung merangkak ke arah Samir dan memeluknya.

"Wah Humaira, tante dari tadi manggil kamu ngga dikejar loh," ucap Una yang gemes lihat Humaira langsung merangkak kepada Samir.

Samir mengendong Humaira dan bercanda-canda kecil kepada Humaira sampai membuatnya tertawa, lalu dia melihat jam sepertinya waktu dia untuk lari sore, dia langsung memberikan Humaira kepada Una.

"Om pergi dulu ya, jangan rewel sama tante."ucap Samir, tapi Humaira seperti tidak ingin pisah dari Samir dia langsung menangis.

"Sayang gapapa yok main lagi,"ucap Una menenagkan, tapi Humaira mengejar lagi kepada Samir, dan langsung Samir gendong dia tenang kembali dan memeluk Samir.

"Dia ngga mau ditinggal deh kayanya," ucap Una.

"Ya udah ngga usah lari hari ini," ucap Samir.

'Tapi olahraga kan sangat penting untuk mas Samir biar sehat, ngga bisa diabiarin ini.'

"Kita ikut lari juga aja gimana?" tanya Una.

"Ngga usah," jawab Samir.

"Humaira pasti senang juga kalau diajak melihat dunia luar kan, ayo mas gapapa kok kami ikut juga." ucap Una.

"Ya sepertinya Humaira memang mau jalan-jalan juga," ucap Samir.

"Sebentar ya Una ganti baju dulu," ucap Una langsung bergegas ke kamar.

Una memilih baju, dan saat berkaca betapa terkejutnya dia melihat penampilannya tanpa hijab.

'Ya Allah, berarti dari tadi mas lihat aku tanpa hijab dong? duh malu banget, karena panik dengan Humaira aku sampai lupa memakai hijab.'

Una sudah selesai berganti baju dan keluar kamar.

"Udah siap," ucap Una.

"Ayo,"

Mereka pun pergi menggunakan mobil karena membawa bayi, ke lapangan dimana tempat Samir sering berlari.

"Ngga terlalu jauh lapangannya ya mas," ucap Una.

"Iya, biasanya saya juga gak bawa kendaraan langsung lari dari rumah." jelas Samir.

"Sini Humaira biar saya gendong," ucap Samir mengambil Humaira dari gendongan Una.

"Eh, pake ini mas." ucap Una memasangi gendongan kepada Samir, terlihat Humaira langsung tertawa senang melihat dunia luar dia sangat bersemangat.

Mereka berlari kecil sambil bercanda dengan Humaira terlihat sekali mereka bertiga bahagia, orang-orang yang melihat mereka juga mengira pasangan yang sangat bahagia, sebentar Una merasa ingin waktu berhenti sekarang karena dia merasa sangat senang bisa menjadi sedikit akrab dengan suaminya berkat kehadiran Humaira.

 Badai Mantan Dalam Rumahtanggaku(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang