🥀 Happy Reading 🥀
Siang hari cukup menyengat dengan sinar matahari yang bersinar menyilaukan mata. Wang Yibo yang biasanya masih berada di apartemen, kini sudah menyelesaikan acara berpamitan pada agensi yang selama ini dia ikuti.
Setelah cukup berbasa basi, ditemani Yubin akhirnya keluar dari gedung Rongshu. Keduanya sepakat untuk makan siang bersama sebelum Wang Yibo mendatangi managemen Seanatic. Memilih sebuah kafe tidak jauh dari gedung agensi, keduanya terlihat duduk berhadapan di sebuah meja bulat. Menikmati makan siang dilanjut minum kopi bersama.
“Akhirnya kau bisa masuk ke tempat yang kau inginkan, Kawan. Aku turut bahagia,” Yubin mengangkat cangkir kopi dan tersenyum lebar pada Wang Yibo.
“Bagaimana kesanmu bertemu idola? Apa dia menyenangkan? Aku yakin dia terlihat lebih tampan dibanding di foto. Betul, kan?” imbuh Yubin sambil memainkan alis.
“Dia sangat manis untuk seorang pria, seperti malaikat yang turun dari langit,” Wang Yibo mengulum senyum. Pikirannya langsung membayangkan sosok pemimpin muda itu.
Yubin terkekeh melihat ekspresi temannya yang langsung berbinar.
“Jadi – apa kau tertarik padanya?”
“Aku – entahlah – “
Raut muka Wang Yibo mendadak berubah menjadi muram. Wajahnya seperti menanggung beban berat. Sesaat dia menyesap kopi yang terasa agak pahit. Baru kali itu dia memesan kopi yang hanya mengandung sedikit gula.
Yubin mengerutkan kening melihat perubahan yang begitu drastis. Dia menduga ada hubungannya dengan Zhang Yuxi, temannya suka mendadak muram setiap kali mengungkit pertunangannya.
“Apa lagi yang Yuxi minta darimu?” ia bertanya sedikit sinis.
“Dia ingin mempercepat pernikahan..”
“Dia hanya ingin mengikatmu!” Yubin mendengus keras. “Dari awal aku tidak pernah setuju kau bertunangan dengannya. Aku tidak pernah menyukai gadis itu,” imbuh Yubin sambil melempar pandang ke arah jalanan yang ramai dipenuhi orang lalu lalang.
Taman Hongcheng yang berbatasan dengan Sungai Zhujiang selalu dipenuhi orang yang sekedar jalan atau mampir ke salah satu kafe di sekitar taman.
“Aku tidak bisa menolak keinginan orangtua kami, lagipula aku hanya merasa bertanggungjawab padanya,” suara Yibo terdengar setelah sekian detik berlalu diiringi helaan nafas panjang.
“Kau tidak pernah mencintainya bahkan belum pernah menyentuh dia, kenapa harus bertanggungjawab? Kalian hanya menghalangi jodoh sebenarnya.”
Wang Yibo ikut melayangkan tatapan ke arah taman luas dan hijau. Dia juga tidak tahu apa sebenarnya yang harus ia lakukan. Mengikuti semua keinginan orangtua dan gadis itu tanpa kuasa menolak atau berusaha meraih apa keinginannya selama ini. Dia hanya bisa menyerahkan semuanya pada waktu. Ia kembali berusaha menikmati kopi yang mulai dingin, walaupun mendadak perutnya sedikit tak enak, sampai ponselnya terdengar berbunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑳𝒐𝒗𝒆 𝒊𝒏 𝑴𝒚 𝐃𝐫𝐞𝐚𝐦 [𝓔𝓷𝓭]
RomanceSelama berkecimpung di dunia bisnis, mengenal beberapa sosok yang kadang mendekati namun tidak pernah sekalipun ada yang bisa menyentuh hatinya. Cinta yang ia harapkan dan ia impikan selama ini, entah berada dimana dan pada siapa hatinya akan berla...