Dream 24

976 139 11
                                    

🥀 Happy Reading 🥀

Sean terbangun dengan linglung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sean terbangun dengan linglung. Sesaat matanya yang hitam bening mengerjap menyesuaikan cahaya redup yang masuk ke dalam pupil mata. Beberapa saat akhirnya dia bisa merasakan pandangannya menjadi jelas. Sekilas ia mendengar suara air yang bergemuruh. Sebelum memandang keseluruhan dia perlahan bangkit dari tidurannya, duduk berselonjor. Sesaat kemudian dia menatap berkeliling dan menyadari dirinya berada di ruangan terbuka. Di bawah langit malam yang dihiasi sinar bulan. Begitu bulat sempurna menyinari tempatnya duduk.

Sean mengernyit bingung.

“Dimana aku?”

Perlahan dia bangkit dan berdiri menatap tempat ia berada. Sesaat kemudian matanya membelalak. Dia berada di pinggir pantai, berdiri diantara bebatuan yang menonjol.
Suara air bergemuruh yang ia dengar ternyata hasil dari ombak besar yang menerjang bebatuan tinggi. Entah kenapa ombak itu terlihat begitu besar, seolah ingin menghanyutkan apapun yang terseret olehnya.

Dengan gamang Sean berusaha melangkahkan kaki sambil terus menyusuri tempat itu dengan pandangannya. Sedikit mengerutkan kening dia melihat satu bangunan yang terbuat dari kaca. Entah kenapa dia seolah mengenal tempat itu. Dia melangkah dengan telapak kakinya yang telanjang tanpa alas kaki. Menginjak pasir yang terasa lembut mengenai kakinya yang terus melangkah mendekati bangunan.

Namun belum sempat langkahnya beranjak menjauhi pasir basah, telinganya mendengar satu suara yang memanggil namanya.

“Sean..”

Langkahnya terhenti. Kepalanya berpaling ke sumber suara, tapi dia tidak melihat siapa-siapa. Dia pun memutar tubuh sambil berusaha mencari diantara luasnya pantai dan bebatuan yang menonjol.

“Siapa disana?”

Suara Sean tenggelam dalam debur ombak yang bergemuruh. Dia terus menajamkan penglihatan yang terbantu oleh cahaya bulan. Sekian menit tidak melihat siapapun, Sean kembali membalikkan tubuh.

“Sean.. Jangan pergi..”

Suara itu kembali terdengar dan lebih jelas. Lagi-lagi Sean memutar tubuh. Kini matanya melihat satu sosok pemuda di kejauhan. Berdiri menghadap lautan luas yang hitam dan menyeramkan.

Sean terkesiap.

“Hei! Apa yang akan kau lakukan?”

Dia tidak melihat jelas wajah pemuda itu. Dia berada di sisi samping, lumayan jauh jarak dari sosok yang berdiri seolah menyongsong ombak besar yang seakan tiada hentinya menerjang tepian.

“Menjauh dari situ! Kau akan terseret ombak!”

Sean berusaha berteriak sambil melangkahkan kaki ke tempat si pemuda berdiri.

𝑳𝒐𝒗𝒆 𝒊𝒏 𝑴𝒚 𝐃𝐫𝐞𝐚𝐦 [𝓔𝓷𝓭]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang