🥀 Happy Reading 🥀
Rumah besar itu sangat gemerlap dihias lampu yang berkerlip, begitu bersinar di gelapnya malam. Tanaman dan bunga hidup yang juga menghiasi ruangan besar tempat diadakannya pesta dan pemotongan kue. Halaman samping yang dijadikan pesta kebun. Musik yang mengalun mengiringi pesta ulang tahun CEO Sean Xiao yang meriah dan dihadiri oleh pengusaha-pengusaha besar.
Para pelayan hilir mudik melayani para tamu, serta makanan dan minuman yang melimpah. Sekretaris Mei sibuk menerima berbagai hadiah dari rekan bisnis pimpinannya. Semuanya terlihat sempurna, saling mengucap selamat dan doa untuk pemimpin muda yang sedang digandrungi semua kaum hawa. Para model dari berbagai agensi berlomba mendekati CEO muda itu hanya untuk sekedar menarik perhatian atau bahkan berharap bisa menjadi model perusahaan dan lebih dekat dengan pengusaha manis itu.
Namun di balik semua kemewahan dan kemeriahan pesta, Sean Xiao justru terlihat gelisah dan murung. Hanya sesekali dia tersenyum saat menyambut orang-orang yang mengucapkan selamat padanya. Dia berdiri di dekat meja bar yang dipenuhi botol anggur dan gelas kristal. Tak bosan-bosan matanya terus melirik ke arah pintu utama, menunggu seseorang yang dari sore ia nantikan. Tangannya memutar-mutar gagang goblet berisi anggur merah.
Penampilannya sendiri begitu memukau dalam balutan yang sangat pas membentuk tubuh. Blazer hitam variasi putih hampir di semua bagian melapisi kemeja hitam bertali. Wajah putih bak malaikat itu semakin kontras dengan rambut hitam yang tersisir rapi.
Sesekali menyesap anggur sambil melirik orang-orang yang terlihat menikmati pesta dan makanan yang melimpah. Hatinya harap-harap cemas dan juga bertanya-tanya, kenapa pemuda itu belum juga tiba di pestanya. Bahkan melewatkan pemotongan kue yang diharapkan justru memotongnya bersama pemuda itu. Tanpa terasa ia menghela nafas bosan, merasa semuanya tidak menarik tanpa kehadiran pemuda yang merenggut hatinya tanpa ampun.
“Dia akan datang, bersabarlah.”
Satu suara membuyarkan lamunannya. Sean mendesah berat dan melirik asistennya yang berjalan menghampiri sambil memegang gelas berisi sampanye.
“Mungkin dia masih menyiapkan hadiah spesial untukmu,” ucap Yi Lai sedikit menggoda.
“Aku tidak mengharapkan hadiah apapun.”
Sedikit mendengus, Sean kembali melirik ke arah pintu.
Seringai misterius terbit di sudut bibir sang asisten, ekspresinya seakan menyembunyikan sesuatu. Sesaat ia menyesap sampanye sebelum kembali berbicara.
“Aku sudah mendengar semuanya dari Yubin. Pertunangan mereka hanya karena persahabatan kedua keluarga. Wang Yibo tidak kuasa menolak dan menerima tanggungjawab dari orangtua Zhang Yuxi untuk menjaga putri mereka. Kebetulan mereka berprofesi sama dan berada dalam satu agensi.”
Lagi, dia menyesap dari goblet tinggi.
“Keduanya sebenarnya memang tidak saling mencintai, apalagi pada saat itu gadis model Zhang Yuxi sedang menjalin hubungan dengan direktur Jin dari Shutao Agency. Entah kenapa gadis itu juga menerima begitu saja perjodohan mereka dan memutuskan hubungannya dengan Jin Han. Mungkin gadis itu juga sama-sama tidak bisa menolak keinginan orangtua. Kalaupun selama berhubungan gadis itu jatuh cinta pada Yibo, itu hal yang wajar. Bagaimana pun Wang Yibo sosok yang penuh pesona. Gadis mana yang tidak jatuh cinta padanya?”
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑳𝒐𝒗𝒆 𝒊𝒏 𝑴𝒚 𝐃𝐫𝐞𝐚𝐦 [𝓔𝓷𝓭]
RomanceSelama berkecimpung di dunia bisnis, mengenal beberapa sosok yang kadang mendekati namun tidak pernah sekalipun ada yang bisa menyentuh hatinya. Cinta yang ia harapkan dan ia impikan selama ini, entah berada dimana dan pada siapa hatinya akan berla...