Kediaman Wang, Huangqi Distrik.
Sean ikut menapaki lantai bening ruang tamu yang luas dan mewah, disambut oleh pengurus rumah bernama paman Jian.
“Selamat datang, Tuan Muda. Sudah lama Anda tidak pulang ke rumah ini,” ujar paman Jian.
“Hmm.. Sekarang aku akan sering kesini. Aku membawa kekasihku, Paman. Sean Xiao,” Wang Yibo mengulas senyum bahagia sambil memperkenalkan Sean pada pengurus rumah yang sudah bertahun-tahun menempati kediaman Wang.
Paman Jian menampilkan senyum maklum. Akhirnya dia mengetahui kenapa tuan mudanya dari dulu tidak pernah terlihat bahagia dengan perempuan manapun. Dia juga mengetahui keputusasaan tuan muda itu sewaktu dulu dijodohkan tanpa bisa melawan kehendak orangtua.
Kini dengan melihat sendiri sosok yang bisa meluluhkan hati pemuda itu tersenyum begitu manis membuat paman Jian hanya bisa ikut berbahagia. Senyuman tuan mudanya kembali lepas dan bersinar.
“Anda sangat mengagumkan, Tuan Sean. Paman harap kalian bahagia,” paman Jian hanya bisa berkata tulus sambil menyaksikan kedua orang yang bergandengan tangan itu menaiki tangga ke lantai atas.
Sesaat Sean melirik sambil mengikuti langkah Wang Yibo. Melihat pengurus rumah itu tersenyum dan mengangguk padanya.
“Pengurus rumahmu sangat baik, Yibo,” Sean berpendapat setelah keduanya tiba di rooftop.
“Paman Jian sudah mengurus rumah ini semenjak aku kecil. Dia paling mengerti diriku,” balas Yibo sambil menarik Sean memasuki kamarnya.
“Jadi rooftop ini langsung berada di depan kamarmu?” Sean menatap berkeliling, menyapu suasana kamar yang membuat orang betah di dalamnya. Ditambah pintu kaca langsung menuju rooftop yang didesain dengan elegan.
Area luar ditanami rumput hijau serta aneka bunga dalam pot serta tanaman hijau merambati pagar dinaungi atap kaca berbentuk persegi. Sepasang kursi dan meja serta karpet tebal berwarna senada rumput membuat tempat itu terlihat sejuk.
“Menyenangkan..” gumam Sean.
Wang Yibo tersenyum, melingkarkan kedua lengan pada pinggang ramping kekasihnya.
“Aku sudah memenuhi janjiku membawamu ke rumah ini. Sekarang kau harus memenuhi janjimu membuat malam ini dipenuhi dengan suaramu yang bergairah,” Yibo berbisik di telinga Sean membuat pemimpin muda itu merinding.
“Tidak sekarang, Yibo. Apa kau akan langsung mengerjaiku?” Sean sedikit mendelik.
Wang Yibo menahan dagu kekasihnya sambil mendekat.
“Tentu saja sekarang.”
“Eh.. Tapi – Hmmppfft – “
Bibir tipis dan pink itu hanya bisa diam saat dibungkam dengan lembut. Dengan kelembutan yang sama Wang Yibo mendorong tubuh ramping itu ke atas tempat tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑳𝒐𝒗𝒆 𝒊𝒏 𝑴𝒚 𝐃𝐫𝐞𝐚𝐦 [𝓔𝓷𝓭]
RomanceSelama berkecimpung di dunia bisnis, mengenal beberapa sosok yang kadang mendekati namun tidak pernah sekalipun ada yang bisa menyentuh hatinya. Cinta yang ia harapkan dan ia impikan selama ini, entah berada dimana dan pada siapa hatinya akan berla...