Dream 20

993 135 10
                                    

🥀 Happy Reading 🥀

Masih dalam rangka fashion week, Sean yang mulai panas hati karena terus dikejar gosip akhirnya mengasingkan diri di kafetaria yang ada di pojok gedung lantai tiga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih dalam rangka fashion week, Sean yang mulai panas hati karena terus dikejar gosip akhirnya mengasingkan diri di kafetaria yang ada di pojok gedung lantai tiga. Selama menunggu waktu istirahat di hari terakhir ajang tahunan itu, dia menikmati secangkir Caffe Latte. Duduk santai seraya melempar pandangan ke luar gedung, menyaksikan lalu lintas yang padat diatas jembatan sungai Zhujiang. Setelah memberi kabar pada Yibo untuk menemuinya di kafetaria, ia pun meluruskan kaki dan bersandar santai pada sandaran kursi. Kedua tangan terlipat di depan dada.

Saat pandangannya terfokus ke luaran sana, seseorang tampak berjalan mendekat.

“Boleh saya duduk disini?”

Satu suara halus membuatnya berpaling.

Sean melihat Zhang Yuxi berdiri di dekatnya dan menyunggingkan senyuman tipis. Sejenak ia tertegun melihat penampilan gadis yang sangat jauh berbeda waktu awal melihatnya beberapa bulan lalu. Gadis itu terlihat kurus, wajahnya sangat layu dan cekungan di bawah mata begitu kentara walau berusaha ia tutup dengan make up tebal.

“Nona Yuxi? Silakan..”

Mencoba bersikap tenang, Sean hanya tersenyum tipis. Meskipun dalam hati tidak tahu kenapa dirinya mendadak tidak nyaman dengan kehadiran tiba-tiba dari mantan tunangan kekasihnya. Mata beningnya memperhatikan Zhang Yuxi yang melangkah dan menarik kursi di seberang meja. Gadis itu menghempaskan diri dan melemparkan tatapan padanya. Sorot mata itu begitu putus asa, tanpa sinar kehidupan. Sesaat Sean menarik nafas.

“Anda masih aktif di dunia model, Nn. Yuxi,” Sean mengulas senyum seraya meraih gagang cangkir.

Zhang Yuxi mengangkat sudut bibir sambil meletakkan goblet berisi anggur putih ke atas meja kaca persegi.

“Mr. Sean.. Rasanya kita tidak perlu berbasa basi. Tanpa penjelasan pun Anda tahu apa yang diakibatkan dari hubungan kalian. Anda mengambil sosok yang saya cintai,” Yuxi mendengus.

Sean kembali tersenyum, sejenak menyesap kopi.

“Hidup bukan hanya untuk cinta, Nn. Yuxi. Anda tidak bisa melempar kesalahan hanya karena Anda tidak bisa menghadapi masalah yang menghampiri,” dengan santai Sean meletakkan cangkir ke atas tatakan di atas meja. “Setahu saya, Wang Yibo hanya menjaga Anda sebagai adik perempuan. Dia hanya menjalankan amanat orangtua untuk merawat Anda sampai mendapatkan sosok yang benar-benar mencintai Anda,” Sean kembali menyilangkan tangannya di depan dada.

“Anda percaya begitu saja,” Zhang Yuxi tertawa datar, tanpa emosi. “Apa yang Anda tahu tentang hubungan kami? Selama ini kami baik-baik saja dan bahagia. Dia pun sangat baik dan perhatian juga sangat menyayangiku. Apa Anda tidak bisa menebak apa saja yang sudah kami alami?”

Menampilkan senyum miring, Zhang Yuxi meyakinkan perkataannya, dan menekan kalimatnya pada bagian akhir. Ekspresinya memperlihatkan kalau antara dia dan tunangannya dulu sudah berbuat lebih dari sekedar peran adik kakak yang diungkapkan Wang Yibo.

𝑳𝒐𝒗𝒆 𝒊𝒏 𝑴𝒚 𝐃𝐫𝐞𝐚𝐦 [𝓔𝓷𝓭]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang