Aku updt secepat yang aku bisa, jangan lupa votenya ya gaiss!!!
*****
Maryline menatap lurus kedepan, dirinya sedang berada dijendela besar yang berada dikamarnya. Pandangan yang menakjubkan begitu memanjakan matanya.
Tepat di depan sana, dia bisa melihat bangunan nan megah itu, tempat tinggal para keluarga kerajaan.
Maryline menghembuskan napas begitu memikirkan kejadian tiga hari yang lalu.
Iya, benar sekali. Dirinya sudah berada di dunia ini selama tiga hari.Dan dia, benar-benar harus membiasakan orang-orang memanggilnya dengan nona Maryline, bukan princess Madelyne lagi.
Hal yang dia lakukan ketika mendengar semua ucapan Larisa adalah segera bangkit dan menuju ke cermin besar yang berada di depan tempat tidurnya.
Dia membelalak terkejut, begitu matanya menatap pantulan dari bayangannya sendiri. Perempuan ini, ah ralat. Tubuh ini mempunya wajah dengan ruam-ruam kemerahan dan nampak sekali pucat.
Dia yang terlahir menjadi Madelyne di dunia aslinya itu, mempunyai wajah cantik, bersih dan putih bak porceline.
Maryline yang merasa tidak bisa mempunyai wajah seperti itu dengan cepat meminta Larisa untuk memanggilkan pelayan pribadinya. Tidak mungkin bukan, adik dari yang Mulia pendeta agung tidak mempunyai pelayan pribadi?
Larisa menceritakan segalanya, Maryline beralasan dia tidak mengingat beberapa hal dikarenakan kejadian yang membuat dirinya pingsan tak sadarkan diri.
Dari penjelasan itu, dia mengetahui bahwa dia mempunyai seorang kakak. Bukan orang biasa tentu saja, pendeta agung adalah orang yang mempunyai kekuasaan yang sama besar dengan kaisar.
Salah satu keturunan yang mempunyai sihir suci dan begitu luar biasa, bahkan didalam novel yang dia baca, pendeta agung yang bernama Aliester De Morgan yang kebetulan sekali menjadi kakaknya itu bisa menampung mana dalam sekala besar dan tentu saja bisa mengontrolnya dengan sangat baik.
Di dalam novel yang dia baca, Aliester adalah salah satu tokoh tertampan dan berpengaruh. Maryline begitu mendambakan sosok itu ketika berada di dunianya, dan beruntungnya dia menjadi adik dari laki-laki berwibawa itu.
Maryline berjalan menuju cermin, menatap pantulan dirinya yang jauh lebih baik. Maryline menghembuskan napasnya pelan, setelah tiga hari bekerja keras membuat kulit wajahnya itu normal, dia mulai menuai hasil.
Ruam-ruam diwajah-nya sudah mulai memudar, dia hanya perlu waktu sedikit lagi sampai bertemu dengan orang-orang luar.
Larisa, setelah kejadian itu dia meminta Larisa untuk tidak menemuinya dulu. Dengan alasan bahwa dirinya masih harus memulihkan diri.
Sedangkan Aliester, pria itu belum juga datang menjenguk. Bukan berarti Aliester tidak menyayanginya, dari yang dia tanggap dari obrolannya dengan Larisa. Aliester begitu menyayangi Maryline karna hanya Maryline lah yang dia punya.
Kakaknya itu hanya sedang berada di selatan kerajaan Castello, ada beberapa yang harus di urus disana.
Yah, setidaknya itu yang Maryline tau dari Larisa.
Tok
Tok
Tok
Maryline menoleh kearah pintu besar itu, sebelum suara Lily, pelayannya itu terdengar.
Setelah mengizinkan Lily untuk masuk, pintu besar dengan ukiran yang cantik itu terbuka. Lily membungkuk hormat,
"Ada apa Lily?" Maryline yang melihat dengan jelas setiap kegusaran dari pelayan pribadinya itu mulai bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE KINGDOM OF VILLAINS
FantasyMata itu mengerjap pelan, menyesuaikan cahaya yang meronta-ronta untuk segera diterima. "Kau tidak apa-apa?" Matanya menyipit begitu netranya menatap perempuan yang berada dihadapannya. Wajah perempuan ini tak asing, tapi dimana dia pernah melihatn...