Marryline menatap pantulannya di cermin, perempuan dengan surai coklat itu begitu cantik. Dirinya tak menampik bahwa tubuh ini mempunyai wajah yang sangat cantik.
Berbalut dengan gaun berwarna emas dengan design yang begitu indah, dada nya membusung serta pingganggangnya yang terlihat lebih ramping. Sudah di pastikan jika Lily begitu kuat mengikat korsetnya.
Untuk bernapas saja rasanya menyesakan, dia meringis begitu pikirannya memikirkan jika sampai di dunia asli nya wanita kerajaan harus memakai baju semenyiksa sekarang, jika dia naik menjadi Ratu walaupun itu tidak mungkin, dia berjanji akan menghapus kan aturan seperti itu.
Matanya melirik kearah jam antik di ujung ruangan. Pukul enam sore, sejam lagi pertemuan itu akan dilakukan. Uh, dia membenci keadaannya sekarang.
Walaupun sang mama selalu mengajari dirinya untuk selalu mengucap syukur tapi kali ini dia tidak bisa!
Apa yang harus di syukuri?
Bertemu dengan para penjahat itu?
Huh, menyebalkan.
Dia lebih memilih untuk ikut ke acara politik bersama dengan sang kakak atau sang papa. Membosankan memang, tapi setidaknya dia tidak mengetahui secara langsung kebusukan apa saja yang di miliki oleh masing- masing politikus itu.
Marryine menarik napasnya dalam sebelum menghembuskan. Harusnya, disaat seperti ini, pelajaran yang dia dapat ketika kecil dulu bisa bermanfaat.
"Tenang Madelyne, kau ini hanya bertemu dengan sekelompok penjahat. Bukan bertemu dengan orang penting," racau nya sendirian.
Marryline harus tetap fokus untuk mengubah takdir Larisa. Eh? Ngomong-ngomong tentang Larisa, kemana pemeran utama itu? Dia bahkan tidak bertemu dengan Larisa sudah lebih dari empat hari.
Apakah perempuan itu baik-baik saja?
Pikirannya terhenti begitu dirinya mengengar suara ketukan, sudah dipastikan bahwa itu adalah Lily. Tidak mungkin Aliester, karena lelaki itu sudah terlebih dahulu pergi.
Setelah mengizinkan Lily masuk, perempuan yang lebih tua dari nya sekitar beberapa tahun tersebut masuk, dan membungkuk hormat.
"Tuan Aliester meminta anda untuk segera datang nona. Dikarenakan hampir semua tamu sudah berada di pertemuan itu,"
Marryline menangguk lalu berjalan mendahului Lily, uhh! Lagi dan lagi dia mengeluh dalam hati tentang gaun nya yang begitu merepotkan.
"Apakah tidak ada gaun yang lebih simpel, Lily? Aku seperti berjalan dengan kaki dirantai." Keluhnya, sedangkan Lily merasa lucu dengan istilah nona nya ini.
"Ngomong-ngomong Lily, kemana Larisa? Aku sudah empat hari tidak melihat dirinya,"
"Nona Larisa pergi kerumah orang tuanya di bagian utara, Nona." Jelas Lily sambil masih mengekori Marryline.
Dua orang perempuan berbeda kasta itu berjalan menyelusuri lorong-lorong. Bagian kastil De Morgan memang masih dalam satu area yang sama dengan keluarga kerajaan.
Dan di depan sana, Marryline menatap bangunan megah itu, dia memantapkan setiap langkahnya. Dia sudah memutuskan, jika tidak akan ada yang berani menyentuh diri nya. Dan dia akan menghadapi sekelompok penjahat yang sial nya menjadi pemeran utama dalam cerita kesukaannya!
****
Di dalam ruangan ini, suasana begitu hening. Setiap keluarga kerajaan memasuki ruangan ini, nama dan gelar mereka akan disebut. Mendandakan bahwa mereka yang ada ditempat ini adalah segerumbulan orang yang terpandang.
Tak jarang, setiap mata menatap lawannya dengan sengit, jelas kali ketara bahwa tempat ini penuh dengan mana permusuhan. Keluarga kerajaan duduk di bagian paling depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE KINGDOM OF VILLAINS
FantasyMata itu mengerjap pelan, menyesuaikan cahaya yang meronta-ronta untuk segera diterima. "Kau tidak apa-apa?" Matanya menyipit begitu netranya menatap perempuan yang berada dihadapannya. Wajah perempuan ini tak asing, tapi dimana dia pernah melihatn...