Pagi ini, Marryline sudah bersiap-siap untuk menuju toko kue nya. Berbalut dengan gaun biru muda serta rambut yang di gelung menyisakan sedikit anak rambut di sisi kiri dan kanannya.
Tidak terasa, sudah sebulan dia berada disini. Semuanya berjalan dengan lancar, Larisa juga sudah kembali setelah terakhir kali pulang ke rumah orang tua nya.
Terhitung, berarti ini adalah bulan ke sepuluh hubungan Claster dan Larisa terjalin. Dia tidak punya waktu banyak, di tambah dengan masalah gerbang itu yang bahkan belum menemui titik terang.
Kakaknya, Aliester begitu sangat sibuk. Lelaki tampan itu bahkan tak jarang pulang kerumah bahkan pernah hampir seminggu.
Dan dia, sedikit mengerti dengan garis keturunan De Morgan serta pemiliki tubuh ini.
De Morgan,
Keturunan yang sangat berpengaruh, Tuhan mungkin begitu mencintai para keturunannya. Mungkin bisa di katakan, De Morgan bisa jadi seperti bangsa Israel dalam Alkitab yang begitu sangat dicintai Tuhan.
Sedangkan Madelyne mulai mengerti kebiasaan apa saja yang Marryline punya, serta apa saja kemampuannya dan apa saja alerginya.
Marryline, perempuan ini begitu pintar. Perempuan ini bahkan mengerti segala jenis racun dan semua penawarnya.
Dia cukup puas, walaupun pemilik tubuh ini tidak ada dalam alur cerita, setidaknya Marryline ini pintar.
"Nona, kereta sudah siap,"
Lamunannya terhenti begitu mendengar Lily memanggil. Dia berjalan menelusuri lorong-lorong klasik. Setiap pelayan yang berpapasan dengannya menunduk hormat.
Ah, dia lupa!
Tentang rumor yang beredar kala itu, tentang rupanya. Aliester mengurusnya dengan baik, pria itu bahkan mengeluarkan manna yang mengerikan.
Siapapun tahu, Aliester begitu mencintai adik nya ini. Bahkan dulu, disaat Marryline yang asli masih menepati raga ini, para pelayanan tidak menampik manna yang berada di sekeliling perempuan itu begitu kuat.
Apalagi sekarang, Madelyne berhasil membangun citra yang berkesan.
Marryline memasuki kereta kuda itu, dibantu dengan pengawal laki-laki. Perempuan itu memandang kearah luar, pemandangan yang bahkan berhasil membuat dirinya berdecak kagum hampir setiap hari saat melewati jalan ini.
"Nona," panggil Lily pelan
Marryline menolehkan kepalanya, menatap kearah sang pelayan pribadi.
"Ada apa, Lily? Katakan saja," dirinya bahkan bisa melihat keraguan diwajah Lily, sedangkan Lily menatap ragu pada nona nya.
"Nona Larisa..."
Mendengar nama sahabatnya disebut, seketika Marryline memandang cemas. Jangan bilang, jangan bilang bahwa tokoh utama itu sudah mengetahui rahasia kerajaan?
KAMU SEDANG MEMBACA
THE KINGDOM OF VILLAINS
FantasyMata itu mengerjap pelan, menyesuaikan cahaya yang meronta-ronta untuk segera diterima. "Kau tidak apa-apa?" Matanya menyipit begitu netranya menatap perempuan yang berada dihadapannya. Wajah perempuan ini tak asing, tapi dimana dia pernah melihatn...