part 8

14 3 0
                                    

Haiii, ada yng nungguin ga ya? Hihi maaf bgttt aku lama up yaaa!!! Happy reading


****

"Nona, yang mulia pendeta agung menunggu anda untuk makan malam bersama,"

Lamunan Marryline seketika berhenti begitu suara Lily mengalun memasuki gendang telinganya, dirinya berbalik lalu menatap Lily dan segerja berjalan.

"Apakah kakak ku sudah kembali mengingat rumahnya Lily?" Terselip nada sedikit kesal, dan Lily mengetahui itu.

Tapi pelayan ini lebih memilih untuk tidak menjawab, mengekori nona nya yang berjalan di depannya.

Perlahan Lily mengagumi cara Marryline berjalan, begitu sangat terlatih dan anggun. Dia sedikit bersyukur akan kejadian yang menimpa nona nya itu.

Tidak, bukan bermaksud menjadi pelayan tak tahu diri, tapi dia memang bersyukur karena nona nya jauh lebih membaik. Tidak hanya kesehatannya saja, tetapi juga pribadi dan prilaku.

Sedangkan Marryline, matanya sudah menangkap bayangan sang kakak di ujung sana. Lelaki tampan nan gagah itu, dia bersyukur sekali lagi bahwa dia adalah adik dari Aliester De Morgan.

"Baru mengingat jika kau mempunyai rumah, Tuan?"

Aliester menatap adiknya lembut, dia tahu bahwa adiknya itu sedikit merajuk. Terlihat jelas dari nada bicaranya.

Marry berjalan menuju kursi disamping kanan sang kakak,

"Maafkan aku adik,"

Marry hanya menganggung menanggapi permintaan maaf itu, tentu dia mengetahui bahwa kakak nya ini sibuk.

Sama dengan Thomas, batinnya berbicara

Mereka menyantap makanan tanpa bersuara, Aliester yang menyadari bahwa Marryline menyantap hidangannya tanpa minat mulai bertanya.

"Kau tidak apa, adik?"

Marryline tersontak kaget, lalu menggeleng dan tersenyum. Walaupun ingin sekali dia menjawab aku tidak baik-baik saja kak.

"Kau nampak semakin anggun adik," Aliester berbicara sambil menatap adiknya hangat.

Marryline adalah dunia nya, hanya Marryline yang tersisa dan dia begitu sangat menyayangi adiknya ini.

Marry hanya tersenyum senang mendengarnya, Aliester definisi lelaki tampan yang hangat, kenapa tidak dia saja sih yang menjadi pemeran utama? Gumamnya dalam hati.

Tapi, senyuman itu perlahan menghilang begitu dirinya mengingat kembali fakta yang dia dapatkan.

"Kak," panggil Marryline ragu, Aliester yang memang masih memandangi adiknya ini hanya mengangkat alisnya, menunggu kalimat selanjutnya.

"Apakah..." Marryline ragu bertanya, tapi dia membutuhkan jawaban lebih dari seluruh rasa penasarannya ini.

"Tanyakan saja Marry, aku akan menjawab seluruh rasa penasaranmu." Aliester tentu saja tahu bahwa ada yang mengusik pikiran adiknya.

"Apakah aku.. apakah aku menyukai putra mahkota?"

Aliester menatap adiknya dengan bingung, mengapa tiba-tiba menanyakan hal seperti itu.

Marryline yang menangkap reaksi sang kakak dengan cepat meralat.

"Kau tahu kan kak, kalau aku tidak mengingat dengan jelas kejadian sebelum aku terjatuh? Aku... Aku hanya penasaran saja," bagus Madelyne!! Alasanmu begitu masuk akal, ujarnya bangga.

"Kau tidak berniat untuk mengambil Claster dari Larisa, bukan?"

Marryline membelalakan matanya, tentu saja tidak! Bahkan jika di dunia ini hanya ada satu laki-laki dan itu adalah Claster, dia tetap memilih untuk sendiri!

THE KINGDOM OF VILLAINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang