Haiiii, aku updt lgii nih!! Jgn lupaa baca vote dan komennya gais!! Trimakasih❤️
***
Setelah kekacauan yang terjadi beberapa waktu lalu, Maryline, Aliester, Claster dan Larisa berada dilantai atas dalam bangunan ini. Ada satu ruangan khusus yang memang diperuntukan untuk istirahat Maryline jika dirinya suatu saat akan benar-benar langsung mengelolah tempat ini.
Suasana begitu hening, Maryline belum lepas dari keterkejutannya beberapa saat lalu. Matanya tak lepas menatap sang putra mahkota.
Merasa ada yang menatapnya, Claster langsung menatap balik kearah mata abu-abu itu. Jika kalian pikir Mary akan langsung membuang pandangannya, kalian salah besar.
Mereka berdua saling memandang dengan tatapan yang berbeda. Claster sendiri merasa tatapan Mary seperti tatapan menilai yang sedikit meremehkan, sedangkan Mary sendiri merasakan jika tatapan dari putra mahkota itu adalah tatapan mengintimidasi.
Dirinya berdecak dalam hati, jangan pura-pura terlihat menyeramkan, putra mahkota. Aku bahkan tau dirimu lebih dari siapapun, batinnya tertawa.
Larisa yang melihat kekasih dan sahabatnya itu saling melempar tatapan tak bersahabat, dengan cepat menjelaskan sebelum sang putra mahkota marah.
"Mary tidak bermaksud menatapmu seperti itu, putra mahkota. Dia hanya tidak mengingat beberapa hal setelah kejadian yang menimpa,"
Claster memicingkan mata, tidak mengingat beberapa hal?
Aliester yang sedari tadi melihat interaksi keduanya itu perlahan terkekeh pelan.
"Ternyata apa yang Jared sampaikan padaku semuanya benar, Mary? Maaf, aku tidak bisa langsung menemuimu ketika kau mengalami itu." Aliester menatap Mary dengan pandangan menyesal.
Mary dengan cepat menatap kakaknya itu,
"Tidak apa kak, kepalaku hanya terbentur cukup keras. Aku tidak apa-apa," sebisa mungkin Mary menjelaskan, dia tidak ingin membuat kakaknya terlalu menyalahkan diri.
Entahlah, tubuh ini selalu merasakan perasaan sayang pada laki-laki yang dia tatap ini. Dan dia juga dapat merasakan bahwa Aliester begitu sangat menyayanginya.
"Kau tidak ingin diperiksa? Larisa bilang kalau kau tidak ingin diperiksa dokter kerajaan. Mengapa? Biasanya kau tidak akan keberatan, Mary."
Mendengar itu, membuat Mary terkejut, tapi dengan cepat dia bisa mengatasi rasa terkejutnya itu.
"Tidak apa-apa, kak. Aku hanya merasa tidak membutuhkan dokter."
Aliester menatap dalam ke mata sang adik, mencari kebenaran dari perkataan yang barusan dia dengar. Dan dia mengangguk begitu dia mendapati adiknya serius dalam hal itu.
"Kau tahu bahwa kakakmu ini pendeta agung, bukan?"
Mary mengangguk, tentu saja! Dia tahu.
"Kau tahu bahwa aku bisa menyembuhkanmu, bukan?"
Sekali lagi Mary mengangguk.
"Jika kau tidak ingin diperiksa dokter, apa kau ingin kakak periksa?"
Mary menggeleng kuat!
Tentu saja tidak!
Hei! Pendeta agung itu orang yang dikaruniai Tuhan dengan banyak kelimpahan. Dengan sihir alami yang berasal dari alam, dan sihir suci serta dapat menampung mana dalam skala besar, dan tentu bisa memakainya tanpa kelelahan.
Dia yakin seribu persen, bahwa jika Aliester menangani lukanya, pria itu akan tahu bahwa jiwa yang berada dalam raga sang adik bukanlah pemilik yang asli.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE KINGDOM OF VILLAINS
FantasyMata itu mengerjap pelan, menyesuaikan cahaya yang meronta-ronta untuk segera diterima. "Kau tidak apa-apa?" Matanya menyipit begitu netranya menatap perempuan yang berada dihadapannya. Wajah perempuan ini tak asing, tapi dimana dia pernah melihatn...