Hari ini Maryline memutuskan untuk pergi ke toko roti miliknya, sudah diputuskan kalau dia akan turun langsung untuk mengurusi usahanya itu. Dia terlalu bosan jika harus berada didalam bangunan besar itu hanya dengan para pelayan dan ajudan.
Waktu dia masih menjadi Madyline pun dia tidak akan betah berdiam diri, dirinya akan pergi mengunjungi kakaknya atau ikut pegi bersama ibunya. Hah, dia tidak suka dengan rasa sendirian.
"Apa bahan-bahan masih tersedia penuh, Anne?" Tanya dirinya pada salah satu pekerjanya. Gadis yang bernama Anne itu menjawab.
Bagus, dia akan membuat menu baru untuk tokonya ini. Jangan remehkan dirinya, bagaimanapun juga dia ini putri yang serba bisa, beruntung sekali dirinya dan sang pemilik tubuh mempunyai bakat yang sama.
Kali ini dia tidak ingin membuat pastries, dia akan mencoba dengan menu baru walaupun akan sedikit melenceng dari nama toko nya.
Pie strawberry, dia akan menggabungkan rasa gurih manis kedalam asamnya rasa strawberry.
Para pekerja itu mulai melihat nona mereka yang sibuk melakukan sendiri. Iya, Maryline menolak keras untuk dibantu, maka dari itu mereka berdiam diri hanya menyaksian adik yang Mulia pendeta agung itu menciptakan menu terbaru.
Tak butuh beberapa lama dirinya selesai membuat pie itu, tinggal menunggu sekitar beberapa menit sampai pie itu matang.
"Nona,"
Maryline menengok ke arah Lily yang memanggilnya,
"Ada apa Lily?"
"Tuan Aliester berada diatas nona, tuan mencari nona dan meminta nona menemuinya,"
Ah kakaknya itu akhirnya mengingat dirinya, setelah beberapa hari tidak bertemu dan tidak memberi kabar.
Huft, persis seperti Thomas, gerutunya dalam hati.
"Anne, bisakah kau mengantarkan kue itu ke dalam ruanganku nanti?" Maryline menatap gadis dengan surai hitam itu, dirinya tersenyum begitu melihat Anne mengangguk mengerti.
Dengan anggun dia berjalan, mulai meninggalkan dapur ini dan menuju dimana kakaknya berada.
"Dimana Larisa, Lily? Aku tidak melihatnya hari ini." Maryline bertanya, sedangkan Lily yang mengekor dibelakangnya dengan cepat menjawab.
"Nona Larisa sedang mengurus sesuatu nona, dia akan kemari jika sudah selesai,"
Maryline mengangguk mengerti, Larisa begitu terlihat sibuk dari kemarin entah apa yang membuat gadis itu menjadi sibuk.
Begitu dirinya sampai dihadapan pintu besar uang berdiri dengan kokoh, Lily membuka pintu itu dan mempersilahkan Maryline masuk.
"Ku kira bahwa aku dilupakan," ujar Maryline begitu melihat sosok Aliester duduk dengan tenang di kursi tunggal yang ada diruangan itu.
Aliester yang mendengar itu hanya tertawa, Maryline yang tadinya tersenyum perlahan senyumannya memudar begitu matanya menangkap sosok tinggi yang duduk tepat disamping kanan kakaknya.
Hei! Untuk apa pria itu ada disini sih!
Pria yang sedari tadi menatap kearahnya dengan tatapan dingin itu tidak mengalihkan pandangannya sekalipun dirinya menatap dengan tatapan permusuhan.
"Maaf mengecewakanmu, adik. Kau tahu, kakakmu ini dibuat sibuk dengan kejadian aneh yang beberapa waktu lalu muncul," alasan yang bagus, kak! Pikirnya dalam hati
Maryline berjalan dengan anggun, lalu duduk disamping kiri Aliester. Semua itu tak lepas dari kedua pria yang ada diruangan ini.
"Jadi, apakah sang Mulia pendeta agung dan putra mahkota ini tidak sibuk sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE KINGDOM OF VILLAINS
FantasyMata itu mengerjap pelan, menyesuaikan cahaya yang meronta-ronta untuk segera diterima. "Kau tidak apa-apa?" Matanya menyipit begitu netranya menatap perempuan yang berada dihadapannya. Wajah perempuan ini tak asing, tapi dimana dia pernah melihatn...