Happy reading!!! Hihihi maaf bgt aku lg smgt2 nya up!!! Maaf ya klo ceritanya nmbh absurd tpi ini asli imajinasiku sndrii! Semoga kalian suka.
****
Keheningan beberapa saat terjadi diruangan ini, berbagai perspekulasi bermunculan. Sedangan Claster menatap Marryline dengan senyum tipis, sangat tipis.
"Jika sampai gerbang alam bawah hancur, maka itu akan menjadi bencana yang besar." Aliester menatap keseluruh manusia yang berada diruangan ini.
Benar, jika sampai itu terjadi alam tidak akan bisa mengatur dengan baik.
"Maka dari itu kita berada disini, untuk mencari solusi yang tepat." Sang juru bicara kerajaan menjawab.
"Menurut laporan yang diterima, beberapa rakyat ada yang bilang melihat makhluk yang tak biasa, berada di ujung barat hutang terlarang." Perempuan parug baya dengan gaun ungu itu berbicara, Marryline menyimak dengan baik.
Karena ini mungkin akan berkaitan dengan bumi, dan dia tidak akan membiarkan hal buruk terjadi.
"Makhluk itu tidak akan bisa mencapai keluar hutan terlarang, aku sudah menyegel hutan itu dan dia tidak akan pernah keluar. Jadi yang bisa disimpulkan selagi aku mempelajari bagaimana sihir kuno itu bekerja dan menemukan siapa pelakunya. Tetaplah bersiaga, jangan mendekati area hutan terlarang." Jelas Aliester.
Dia memang sudah menyegel hutan itu, dan dia juga sudah mengetahui lebih dulu bahwa makhluk yang sudah sampai ke dunia nya itu berada disana. Beruntung, tidak sampai keluar dari hutan terlangang dia sudah mengetahui lebih awal.
Baginya, menyegel tempat itu bukan sesuatu yang sulit, tapi dia belum tahu berapa jumlah makhluk dari alam bawah yang sudah berhasil keluar dari tempatnya.
Emperor mengangguk, permasalahan ini tidak semudah yang dibayangkan. Juru bicara kerajaan mulai berbicara, menutup pertemuan ini dengan sepatah dua patah kata dan pertemuan itu selesai tanpa menemukan titik terang.
Aliester menggandeng tangan adiknya, menuntun sang adik untuk berjalan di sisi kirinya.
"Rasanya sudah lama kakak tidak menuntunmu seperti ini, adik." Ujar Aliester lembut, sambil menatap Marryline.
Marryline tersenyum hangat, tentu saja dia senang mempunyai kakak seperti Aliester.
"Kau terlalu sibuk kak, sampai lupa untuk mengajakku berjalan bersama seperti sekarang."
Aliester tertawa, menurutnya Marryline begitu lucu jika seperti ini. Mereka mulai berjalan sambil sesekali berbicang lalu tertawa.
Setidaknya, dia mempunyai Aliester disampingnya. Itu sudah cukup, batin Marryline.
"Senang melihatmu berada disini Marryline De Morgan," dua kakak beradik itu berhenti, begitu mendengar suara lembut dibelakang mereka. Dengan kompak mereka berbalik, menatap satu pasang kakak beradik yang tak jauh berada didepan mereka sekarang.
Marryline tidak bisa menahan dengusannya, Aliester melirik kearah adiknya begitu mendengar dengusan dari sang adik.
Misha De Castello menatap lawannya dengan pandangan berbinar.
"Palsu," bisik Marryline sangat pelan.
"Senang bertemu dengan anda Tuan putri," Aliester menyapa, hanya sekedar basa basi.
Misha mengangguk lalu berjalan mendekat, guna memastikan apakah benar perempuan didepannya itu menatapnya dengan tatapan tak suka.
"Senang bertemu dengan anda, tuan putri," sebenarnya, ogah sekali Marryline beramah tamah seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE KINGDOM OF VILLAINS
FantasyMata itu mengerjap pelan, menyesuaikan cahaya yang meronta-ronta untuk segera diterima. "Kau tidak apa-apa?" Matanya menyipit begitu netranya menatap perempuan yang berada dihadapannya. Wajah perempuan ini tak asing, tapi dimana dia pernah melihatn...