Maryline melihat jalanan dari jendela kereta kuda yang sedang membawanya menuju ke toko roti miliknya. Seperti yang dia bilang kemarin, hari ini dia memutuskan untuk melihat langsung tempat kejadian.
Lily mengatakan bahwa komplain masih berlanjut, bahkan para pesaing tokonya juga ikut mengambil kesempatan untuk menjatuhkan usahanya itu.
Hari ini, dia menggunakan gaun berwana sedikit kuning gading, dengan sarung tangan jaring yang menutupi telapak tangannya. Rambut yang berwarna keperakan itu di biarkan terurai dengan gelombang alami.
Wajahnya sudah benar-benar bersih sekarang, dia harus memuji Lily sehabis ini. Karena tahu betul bagaimana menemukan cream untuk menghilangkan ruamg-ruam itu.
Merasa kereta kuda berhenti, Maryline langsung tersadar bahwa dia sudah sampai ditujuannya. Lily lebih dulu turun, sang ajudan itu mulai mengulurkan tangan guna membantu dirinya untuk segera turun.
Dihadapannya, terdapat bangunan yang cukup mewah berlantai dua.
Yang mempunyai nama patisseries molles
Well, setidaknya Maryline yang asli tidak salah dalam memilih bangunan itu.
Semua orang yang sedari tadi terus menerus mendemo itu akhirnya menyadari bahwa sang pemilik dari toko itu telah datang.
Semua mata terkejut, begitu melihat maryline yang begitu cantik. Mereka tidak tahu, bahwa pemilik toko ini akan secantik itu.
Maryline berjalan dengan anggun, membuat beberapa orang itu mulai menyingkir. Mereka tak menampik aura mana yang begitu kuat dalam tubuh perempuan itu.
Maryline sampai, tangannya terkepal begitu melihat kaca-kaca itu sudah dipenuhi dengan telur dan tepung.
Ini masih pagi, dan emosinya sudah sedikit naik. Benarkan yang dia bilang, bahwa segala sesuatu yang berada dalam kerajaan ini akan menguras emosinya. Ini baru warga biasa dan para bangsawan dari menengah kebawah saja, ah jangan lupakan bangsawan count itu.
Apalagi jika harus berhadapan dengan anggota kerajaan, dirinya yakin seribu persen bahwa dia tidak dapat mengendalikan emosinya dengan baik.
Maryline berbalik, menatap para massa itu dengan tatapan berani dan meremehkan, beruntungnya dia kembali hidup dalam tubuh yang mempunyai status tak jauh dari tubuh aslinya.
"Jadi, bisa kalian jelaskan apa yang telah kalian lakukan pada toko dan para pekerjaku, tuan-tuan?" Ujar Maryline lembut.
Waw! Dia bangga pada dirinya sendiri yang berhasil berbicara selembut itu, padahal dirinya ingin sekali mencaci.
"Wah akhirnya pemiliknya muncul, saya yakin anda sudah mendengar apa yang terjadi pada tokomu bukan? Dan itulah alasan mengapa kami disini." Salah satu bangsawan dari tingkat bawah itu berseru kencang.
Maryline menatap kearahnya. Ah, pemuda dengan surai hitam itu nampaknya begitu berani.
Maryline tersenyum kecil,
"Apa ada bukti sehingga kalian dengan tidak tahu malunya mengotori toko ku dan bahkan memfitnahnya?" Maryline menatap satu persatu orang-orang ini. Sebelum sang count berbicara dengan lantang.
"Tentu saja, putri dari keluarga Xander adalah bukti bahwa toko anda itu berbahaya. Sengaja menjual makanan beracun untuk kepentingan pribadi, heh?" Bangsawan berstatus count itu tersenyum meremehkan.
Ah jangan panggil dia Maryline jika tidak bisa membalikan keadaan.
"Kepentingan apa yang tuan maksud? Apakah maksudmu aku akan mengambil semua harta kalian ketika aku berhasil meracuni kalian satu persatu?" Maryline ingin sekali tertawa keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE KINGDOM OF VILLAINS
FantasyMata itu mengerjap pelan, menyesuaikan cahaya yang meronta-ronta untuk segera diterima. "Kau tidak apa-apa?" Matanya menyipit begitu netranya menatap perempuan yang berada dihadapannya. Wajah perempuan ini tak asing, tapi dimana dia pernah melihatn...