Chapter 10

1.4K 150 14
                                    

Votement ya:) biar yang baca berkah dan yang nulis bahagia.

*Awas Typo*



***

Yang dilakukan Wang Yibo selama satu minggu ini adalah sebuah rekor yang tidak pernah dia lakukan seumur hidupnya. Bagaimana tidak, sejak Ibu Xiao Zhan kembali dari rumah sakit seminggu lalu, intensitas pertemuan keduanya berkurang. Bahkan Yibo tidak bisa lagi untuk menyentuh Xiao Zhan, atau menyuruh pria itu melayaninya seperti sebelumnya.

Wang Yibo justru tengah gencar melancarkan aksinya untuk memiliki hubungan baik dengan Ibu Xiao Zhan. Dia bahkan tidak segan memberikan segala macam hadiah pada wanita itu. Kini berbagai macam barang baru sudah menghiasi rumah sederhana Xiao Zhan, mulai dari kursi pijat, hingga barang remeh seperti spons cuci piring telah pria itu beli untuk keduanya.

Awalnya Ibu Xiao Zhan menganggap  itu sebagai hal yang wajar, dan mengucapkan terima kasih. Tetapi kini, setelah rutin membelikan mereka barang baru selama seminggu penuh wanita paruh baya itu, tentu merasa tidak enak. Namun dia masih tidak bisa menghentikan kebiasaan si pemuda yang selalu datang ke rumahnya selama seminggu ini-- dengan barang baru yang dia bawa.

Pemuda itu beralasan, semua hadiah ini sebagai balas budinya karena telah membiarkannya makan malam di rumah mereka. Benar, selama seminggu ini Wang Yibo akan mengunjungi rumah Xiao Zhan setiap pulang kerja sambil membawa hadiah sambil numpang makan malam.

Seperti saat ini disela-sela istirahatnya saat sedang rapat dengan para pemegang saham, pria kelahiran agustus itu masih bisa memikirkan hadiah apa lagi yang harus dia beli untuk Ibu Xiao Zhan malam ini. Dia sedikit bingung karena hampir semua barang yang menurutnya normal sudah dia berikan, kira-kira apalagi yang belum?

Yibo pun mengalihkan fokusnya dari ponsel pada sosok wanita yang duduk di samping kursinya--Cheng Xiao adalah sekretarisnya yang dulu juga teman semasa SHS nya dulu.

"Menurutmu hadiah apa yang biasa diberikan untuk Ibu temanmu yang baru sembuh dari sakit?"

Pertanyaan dari sang bos yang tidak biasa itu membuat kening si wanita mengkerut dalam, sejak kapan bosnya ini perduli pada hal-hal seperti itu. Biasanya jika dia ingin memberikan hadiah pada teman kencannya, Yibo hanya akan memilih asal dan tidak memikirkannya bahkan sampai menanyakannya di sela-sela rapat penting perusahaan seperti ini.

"Cheng Xiao, aku bertanya padamu," ujar Yibo yang kini sukses membuyarkan lamunan wanita cantik itu.

"Ah, iya Bos...mungkin kau bisa memberikan sesuatu yang Ibu dari temanmu butuhkan, ya seperti sesuatu yang menunjang kesehatannya misalkan," bisik Cheng Xiao.

"Aku rasa aku sudah memberikan semua itu."

"Eh sudah?" beo si sekretaris heran.

Wang Yibo mengangguk sambil kembali fokus dengan ponselnya. Jemarinya mengetuk-ngetuk meja di depannya pelan, pertanda dia ingin agar rapat membosankan ini cepat selesai. Sudah hampir pukul tujuh malam, tapi para orang tua itu masih saja belum kembali dari acara perjamuan makan malam mereka.

Bah!

"Haruskah aku membelikan barang yang belum ada di rumah mereka?" tanya Yibo tanpa sadar.

Cheng Xiao melirik sang bos masih dengan raut setengah bingung. "Iya itu juga sepertinya tidak masalah Bos," timpalnya pelan.

Pria tampan itu kemudian mengangguk, "Aku ingat mereka belum memiliki alat pembersih udara. Aku akan beli itu untuk hadiah hari ini."

Kerutan di kening sang sekretaris semakin terlihat kentara, namun dia  tidak bisa menghilangkan senyum antusias sang bos dengan mengatakan bahwa benda itu sepertinya akan kurang berguna. Tapi ya sudahlah, lagi pula Cheng Xiao tidak pernah melihat si bos yang terkenal dingin itu tampak antusias seperti ini.

Mirrors [YIZHAN] [End On PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang