Chapter 17

568 82 8
                                    

Votement ya:) biar yang baca berkah dan yang nulis bahagia.

*Awas Typo*

***

Wang Yibo meletakan minumannya ke atas meja bar hingga menimbulkan bunyi nyaring. Seorang bartender yang sudah lama mengenal sang tuan muda--terlihat tersenyum kecil saat melihat kondisi pria yang sudah lima hari ini kembali rutin mengunjungi bar mereka.

"Ada apa dengan mu Tuan Muda? Sudah cukup lama kau tidak berkunjung ke sini, namun selama 5 hari ini kau justru berwajah begitu menyeramkan sampai aku tidak berani menyapamu," ujarnya riang.

Yibo kembali meminum alkohol miliknya, sambil menatap si penanya dengan tatapan dingin.

"Wow....oke-oke tidak masalah jika kau tidak ingin menjawab pertanyaanku. Tetapi jangan menatapku begitu oke?" ujarnya sambil tertawa kecil.

Wang Yibo mengabaikan si bartender. Mata tajam itu kembali menerawang entah ke arah mana. Dia begitu kebingungan, bingung bagaimana cara agar hidupnya kembali seperti semula. Agar rasa kecewa itu pergi, agar rasa sesak itu menghilang. Agar perasaannya pada pria itu lenyap, bagaimana caranya? Tolong beri tahu dia.

Yibo tidak akrab dengan situasi sulit yang membelit hatinya saat ini. Semuanya menjadi kacau, entah hatinya. Atau pun kesehariannya, bahkan saat dia bekerja Yibo masih tidak bisa mengendalikan rasa marahnya. Dia akan mudah terprovokasi, dan berakhir memarahi siapapun karyawannya yang berbuat kesalahan meskipun itu hanya sebuah kesalahan kecil. Yibo sangat membenci dirinya yang seperti ini. Pria itu benar-benar telah membuat Wang Yibo berada dalam situasi yang tidak pernah dia alami sebelumnya.

"Brengsek," makinya pelan.

Bahkan setelah satu minggu berlalu, bayangan pria yang begitu ingin dia benci tidak juga luput dari pandangannya. Jika dia Wang Yibo yang sebelumnya maka jika ada orang yang sudah mengusiknya bahkan sampai menyakiti hatinya, Yibo tidak akan tinggal diam, dia akan membalas perilaku orang tersebut tanpa ampun dengan tangannya sendiri. Persis seperti yang dulu dia lakukan pada Xiao Zhan, menghancurkan kehidupan pria itu hanya dalam waktu satu malam. Tetapi kini meskipun dengan orang sama, tapi dia tidak bisa melakukan itu.

Yibo kembali meminum minumannya mengabaikan puluhan panggilan yang sedari tadi masuk ke ponselnya. Getaran ponsel itu tidak dapat bersaing dengan nyaring music disko yang kini memenuhi setiap sudut di bar ini. Namun begitu dia menangkap ada nama lain yang kini menghubungi ponselnya, Yibo pun langsung meletakkan minumannya. Dia mengantongi ponselnya, memberikan beberapa lembar uang ke atas meja, lalu kemudian pergi dari sana yang tentunya mengundang heran si bartender.

Dia tidak lupa bahwa malam ini sang ayah sengaja mengundang makan malam bersama Tuan Lung dan putrinya di rumah mereka. Sedari pulang dari kantor sore tadi, Cheng Xiao terus menelponnya, namun tidak dia gubris. Dan begitu ada nama sang ayah yang terpampang dalam notifikasi ponselnya, dia langsung pergi tanpa berpikir.

Yibo lantas mendengus keras dengan kedua tangan memegang erat setir kemudi. Betapa besarnya pengaruh pria paruh baya itu terhadap hidupnya, bahkan jika itu sesuatu yang tidak dia sukai sekalipun Yibo akan menuruti perintah sang ayah tanpa berpikir. Ini benar-benar mengesalkan, dan sekarang bertambah lagi seorang manusia yang bahkan jika dia meminta Yibo untuk melompat mungkin tanpa pikir panjang Yibo akan melakukannya juga. Benar, pengaruh Xiao Zhan dalam hidupnya sudah seperti pengaruh sang ayah dalam hidupnya. Itu sangat berbahaya, dan Yibo merasa frustasi dengan semua kenyataan itu.

Yibo tiba di rumah megah yang jarang dia datangi ketika mereka semua telah berkumpul di ruang makan.

"Maaf saya terlambat," ujarnya sambil membungkuk singkat. Lalu berjalan menuju salah satu kursi yang kosong.

Mirrors [YIZHAN] [End On PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang