Pergi dari kota

20.5K 326 10
                                    

REZA POV

"Sudah berapa kali ayah bilang Reza, jangan pakai uang dengan sia-sia!" ucap ayah yang sedang marah kepadaku. 

"Ayah sampai bingung sama kelakuanmu," tambahnya lagi. 

Saat ini aku sedang dimarahi oleh ayah karena suka menghambur-hamburkan uang. Aku memang dimanja oleh ayah sejak kematian ibuku. Ibuku meninggal dunia sejak usiaku 10 tahun karena kecelakaan. Sejak saat itu ayahku fokus bekerja untuk diriku hingga saat ini mempunyai usaha yang sukses besar. Saat ini aku berusia 20 tahun. Aku berkuliah di universitas swasta di kota Jakarta dan mengambil jurusan sastra inggris.

Saat ini sedang libur semester setelah UAS minggu lalu. Karena kepergian ibuku, ayahku memanjakanku sebagai bentuk kasih sayang. Aku bisa membeli semua hal yang aku inginkan dengan uang yang diberikan ayah. Namun, kebiasaan ini membuatku memiliki sifat boros dan tidak bisa mengelola uang dengan baik. Aku bisa menghabiskan uang sebesar 25 juta kurang dari seminggu. Uang tersebut aku gunakan untuk mentraktir teman-temanku. Aku sadar mereka mau berteman denganku karena uang saja. Tapi itu tidak masalah buatku, karena aku tidak menjadi kesepian.

Dua hari yang lalu aku baru saja membelikan pacar cowokku iPhone 13. Ya, kamu tidak salah dengar. Aku memang tertarik kepada sesama jenis, bukan lawan jenis. Aku pikir ini terjadi karena aku kurang mendapatkan kasih sayang dari ayah. Bukan berarti ayah tidak sayang kepadaku. Tapi, selama ini ayah hanya memberikan uang kepadaku. Dia tidak pernah berbicara selayaknya seorang ayah kepada anaknya. Dia jarang bertanya kabarku atau mengapresiasi diriku. Dia hanya seperti peduli kepada bisnisnya saja. Memang benar dia selalu memberiku uang. Namun, seorang anak juga perlu kasih sayang lain. Bukan dalam bentuk materi saja.

Tiba-tiba ayah berubah. Dia menginginkan aku menjadi anak yang mandiri agar bisa meneruskan usaha miliknya. Maksudnya mandiri di sini adalah bisa mengelola uang dengan baik. Bagaimana bisa menjalankan usaha dengan sukses apabila kita tidak bisa mengelola uang dengan baik. Aku disuruh belajar bisnis agar bisa menghasilkan uang. Ayah memberikan sejumlah besar uang untuk aku gunakan sebagai modal usaha. Lalu ayah memberikan batas waktu agar aku bisa mengembalikan uang tersebut sebanyak 125% dari jumlah yang diberikan ayah. Jika tidak bisa, maka ayah akan menghukum diriku.

Aku sendiri yang tidak pernah belajar atau diajari secara langsung oleh ayah cara berbisnis. Jadi aku hanya menghiraukan perintah ayah. Kukira ayah hanya bercanda soal perintahnya dan batasan waktu yang dia berikan. Ternyata ayah serius kepadaku. Ayah hari ini sangat murka kepadaku setelah aku ketahuan membelikan temanku smartphone. Tentu saja aku bilang dia temanku, mana mungkin aku memberitahukan bahwa aku anak cowok satu-satunya ternyata tidak menyukai lawan jenis dan malah menyukai sesama jenis. Bisa tambah murka ayahku mendengar soal itu.

Oleh karena itu, ayah mencabut atau memblokir semua fasilitas milikku termasuk, mobil, kartu kredit, dan apartemen. Aku lantas menceritakan hal ini kepada pacarku. Bukannya dia membantuku, dia malah memblokir diriku dan memutuskan hubungannya denganku. Sial, harusnya aku sadar tidak ada yang namanya tulus di dunia ini. Aku mengutuk diriku karena telah mempercayai dia dan menyesal telah membelikan dia smartphone. Aku mengumpat sekeras-kerasnya dikamar mandi dan memukul cermin kamar mandi hingga pecah.

Akhirnya aku memutuskan pergi ke gym untuk melampiaskan perasaanku. Aku hari ini berolah raga ekstra, berbeda dengan hari biasa. Aku menggunakan beban yang lebih berat dibandingkan hari biasa. Gara-gara suasana hatiku yang buruk. Atmosfer di sekitarku menjadi suram sehingga orang di sekitar gym tidak berani mendekatiku. Aku melakukan lebih banyak set dibandingkan sebelumnya. Nge-gym benar-benar merelakskan diriku dan membuatku lupa masalah sesaat.

Aku sendiri sudah rutin gym sejak aku menginjak kelas 10 SMA. Aku memang sangat kagum melihat pria yang memiliki otot indah, sehingga memotivasi diriku untuk work out. Selain itu, aku juga menyukai olahraga berenang. Hasilnya dapat aku rasakan hingga sekarang. Waktu kelas 10 SMA, tinggiku hanya sekitar 160 cm dengan berat 50 kg. Aku termasuk kecil waktu itu. Namun, sekarang sudah berubah akibat usaha yang telah aku lakukan. Di usiaku 20 tahun aku memiliki tinggi 183 cm dan berat sebesar 88 kg. Benar-benar berbeda jauh dari diriku 4 tahun yang lalu.

Pengalaman Baru RezaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang