Chapter 9

1.8K 22 0
                                    


REZA POV

Aku kebingungan setelah menerima uang dan kunci motor dari Pak Heru. Kenapa Pak Heru bisa setega itu menyuruhku untuk pergi ke toko bangunan dengan kondisiku seperti ini. Bagaimana dengan orang-orang di jalanan yang akan melihatku nanti. Aku jadi membayangkan orang-orang akan menertawaiku dan menganggap diriku gila atau stres. Di samping itu, pasti ada seseorang yang akan merekam dan mengunggahnya di internet hingga viral. Lalu bagaimana jika aku dilaporkan ke pihak berwajib karena meresahkan masyarakat.

Baju dan celanaku juga dibawa Pak Ridwan dan di bedeng ini aku tidak menemukan apa-apa untuk menutupiku. Sepertinya Pak Heru sudah menyingkirkan baju atau celana di bedeng ini agar aku tidak bisa menutupi badanku. Sekarang aku masih di dalam bedeng karena belum siap berangkat. Aku tidak mempermasalahkan soal jadi kuli seharian karena aku punya fisik dan stamina yang besar untuk pekerjaan seperti ini. Yang jadi masalah aku harus telanjang ketika melakukan pekerjaan tersebut.

"Mas Reza, ini ada celana pendek buat kamu," panggil Bagus.

"Ma..makasih mas Bagus," balasku ke Bagus yang membantuku.

"Maaf ya mas, adanya celana seadanya," kata Bagus sambil menggaruk rambut belakangnya.

Saat aku perhatikan celana ini cukup pendek dan ada sobekan di bagian kanan depan. Saat aku pakai panjangnya tidak sampai lututku dan hanya setengah pahaku. Untung saja bagian pinggangnya terbuat dari karet sehingga pas dan tidak terlalu kekecilan atau kelonggaran. Aku hanya khawatir soal sobekan di bagian depan celana ini. Sobekan di celana memang tidak besar tetapi lokasinya yang dekat selangkanganku.

Pada akhirnya aku tidak punya pilihan lain selain memakai celana pendek ini. Masih lebih baik pakai celana ini daripada tidak sama sekali. Kemudian aku keluar bedeng untuk pergi ke toko bangunan. Sebelumnya Bagus sudah memberitahukan lokasi toko bangunan yang terdekat. Aku langsung naik ke motor dan segera tancap gas ke jalan. Aku naik motor hanya mengenakan celana pendek ini, bahkan aku tidak memakai alas kaki sama sekali. Rasanya tidak nyaman saat telapak kakiku menyentuh injakan gigi motor ini.

Sesuai dengan dugaanku jika orang-orang akan memperhatikanku saat naik motor. Beberapa perempuan muda bahkan ada yang teriak memanggilku saat lewat di samping diriku. Aku sama sekali tidak menggubris mereka dan tetap fokus ke jalanan. Setelah beberapa menit akhirnya aku sampai ke toko bangunan yang dimaksud mas Bagus. Toko bangunan ini cukup luas. Ada beberapa kuli yang sedang mengangkut bata ke mobil bak. Mereka semua hanya mengenakan celana pendek selutut dan tidak pakai baju. Kulit mereka yang coklat terlihat glowing karena berkeringat basah.

Mereka memandang aneh diriku saat aku memarkirkan motor di dalam halaman toko ini. Bagiku itu wajar saat kalian melihat seseorang yang datang hanya mengenakan celana saja. Seperti orang yang tidak tahu malu dan tidak peduli dengan orang lain di sekitarnya. Lalu mereka terlihat mengobrol satu sama lain mengomentari diriku sambil tetap bekerja.

"Kok cuma pakai celana saja mas?" tanya salah satu kuli tiba-tiba.

"Baju saya masih basah semua mas," jawabku berbohong.

"Suka nge-GYM ya, bagus mas badannya," katanya memuji.

"Makasih mas," jawabku agak malu.

Kemudian aku berjalan ke kasir toko bangunan untuk membeli barang yang disuruh Pak Heru. Sampai di depan kasir aku tidak melihat seseorang yang berjaga. Kemana perginya yang jaga, pikirku dalam hati. Lalu aku melihat bel dan langsung menekannya. Beberapa saat kemudian keluar bapak-bapak kemayu berusia sekitar 40-an dari dalam toko. Aku langsung menyebutkan barang-barang yang mau aku beli. Bapak-bapak ini terkejut melihat diriku yang hanya memakai celana pendek. Pipinya memerah dan matanya melihat diriku dari atas hingga bawah. Bapak-bapak ini menggodaku diriku saat melayani pesananku.

Pengalaman Baru RezaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang