Mandi

13K 333 8
                                    

REZA POV

Keesokan harinya aku bangun tidur. Jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Sepertinya aku bangun lebih siang karena efek perjalanan semalam. Aku memutuskan keluar kamar dengan tetap shirtless. Aku melihat pak Faisal yang sibuk seperti orang yang mau pergi.

"Reza, bapak mau menyusul ibu pergi ke rumah neneknya Bari, soalnya lagi sakit dan ada barang yang lupa dibawa si Ibu," ucap pak Faisal yang melihat diriku keluar kamar.

"Kira-kira bapak pulangnya setelah jam 12 siang, kamu di sini saja sama Bari ya, hitung-hitung supaya tambah kenal dengan anak bapak," tambahnya lagi.

"Iya pak, santai saja," balasku kepada pak Faisal.

Lalu pak Faisal pergi meninggalkan rumah. Aku melihat sekeliling tidak ada Bari di rumah. Sepertinya dia sedang pergi keluar, pikirku. Lalu aku memilih menonton TV sebentar diruang keluarga untuk mencari sedikit hiburan. Tanpa sadar aku sudah menonton TV selama 1 jam dan memutuskan untuk mandi.

Aku mematikan TV dan berjalan menuju kamarku. Aku melepas celana pendek yang kupakai. Tak lupa aku melihat diriku yang tanpa sehelai pakaian dari cermin lemari pakaian. Siapa yang bisa menolak melihat diriku yang sexy, apalagi bagian pantatku yang bulat ini. Lantas aku mengambil handuk dan kulilitkan di pinggangku dan berjalan keluar kamar.

Memang sudah menjadi kebiasaanku untuk telanjang dari kamar ketika ingin mandi. Lalu aku berjalan menuju dapur dan keluar rumah menuju kamar mandi. Kamar mandi rumah pak Faisal terpisah dari bangunan utama. Sesampainya dikamar mandi aku berniat menggantungkan handuk dibalik pintu. Tapi, di dalam kamar mandi tidak ada tempat untuk menggantungkan handuk. Akhirnya aku memutuskan untuk menggantung handuk yang aku gunakan di gagang pintu kamar mandi. Saat aku membuka pintu, aku memastikan tidak orang di sekitar kamar mandi yang bisa melihatku telanjang. Kamar mandi rumah pak Faisal sederhana, tidak ada shower dan hanya ada bak mandi. Untungnya sudah ada pompa air sehingga tidak perlu mengambil air tanah secara manual.

Saat aku mandi, aku seperti mendengar suara langkah kaki orang mendekat. Tapi, aku memilih menghiraukannya dan segera menyelesaikan mandi. Selesai mandi aku membuka pintu untuk mengambil handukku kembali. Aku terkejut karena handukku hilang. Pasti seseorang telah mengambilnya, pikirku. Sekarang aku jadi pusing memikirkan bagaimana caranya kembali ke rumah tanpa dilihat orang lain.

Rumah pak Faisal memang dikelilingi oleh pagar kayu yang cukup tinggi. Tapi, sela-sela antar pagar cukup lebar sehingga orang luar bisa melihat halaman rumah dengan jelas. Di sebelah kiri rumah pak Faisal terdapat rumah tetangga, sedangkan di sebelah kanan terdapat jalanan kecil. Karena sekarang sudah siang, aku khawatir ada orang yang beraktivitas di luar sehingga bisa melihatku. Aku memutuskan lari ke pintu dapur setelah memastikan keadaan sekitar aman.

Setelah sampai aku langsung menarik gagang pintu dapur, tetapi gagang itu tiba-tiba terkunci. Aku langsung berpikir, ini pasti ulah Bari anak pak Faisal. Sialan si Bari, umpatku dalam hati. Aku melihat ke kanan dan ke kiri berharap tidak ada orang yang melihatku. Untung saja di belakang rumah ada kebun yang cukup tinggi.

Aku bingung harus bagaimana. Aku semakin takut apabila ada orang yang memergokiku telanjang di luar rumah. Detak jantungku semakin cepat akibat kecemasan yang aku rasakan sekarang. Aku akhirnya memutuskan untuk menengok ke samping kiri rumah untuk melihat apakah kondisi jalanan sedang sepi atau tidak. Aku berdiri dipojokkan berusaha melihat keadaan sekitar.

Aku berjalan pelan-pelan menuju halaman depan rumah. Tak lupa aku selalu memperhatikan sekitar. Setelah sampai depan, aku langsung lompat ke teras depan. Tiba-tiba ada seregombolan anak muda yang ingin lewat depan rumah pak Faisal. Aku panik dan langsung jongkok bersembunyi dibalik tembok teras. Untung saja mereka tidak menyadari keberadaanku.

Pengalaman Baru RezaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang