Chapter 14

1K 15 0
                                    

AUTHOR POV

Eh lihat, ada orang gilaaa! Orang gilaaa! Kata-kata sekumpulan bocil yang melihat Reza berjalan telanjang sambil menutupi selangkangannya. Reza tak sengaja bertemu kumpulan bocil ini saat menyusuri sungai. Saat bocil ini melihat Reza, mereka langsung meneriaki 'orang gila' ke Reza. Tak hanya meneriaki Reza, kumpulan bocil yang awalnya bermain di pinggir sungai jadi lari mengejar Reza. Mereka juga tertawa terbahak-bahak melihat Reza yang telanjang. Mereka menganggap Reza seperti orang gila karena tidak punya rasa malu untuk berjalan sambil telanjang.

Reza awalnya berniat untuk mengabaikan bocil ini dan tetap berjalan melewati bocil ini untuk mencari jalan pulang. Akan tetapi, Reza lagi-lagi harus berlari menjauh saat melihat bocil ini mulai mengejar dirinya. Sial, kenapa harus ketemu sama bocil, ucap Reza kesal saat berlari. Reza memilih untuk masuk kembali ke hutan untuk menghindari bocil ini. Setelah beberapa menit berlari akhirnya Reza terbebas dari kejaran para bocil tadi. Hari sudah semakin gelap, badan Reza mulai terasa gatal-gatal karena gigitan serangga. Reza berjalan sambil memukul serangga yang hinggap di badannya. Reza bingung menentukan arah pulang. Reza celingak-celinguk berpikir arah mana yang sebaiknya diambil. Rasa lapar juga mulai menyerang Reza. Reza mengeluh lapar sambil memegangi perutnya.

Tak disangka-sangka gerimis turun dan mulai membasahi tubuh Reza. Dalam waktu singkat gerimis itu berubah menjadi hujan yang deras. Hujan deras di sore menjelang malam membuat tubuh Reza menggigil kedinginan. Pepohonan pun tak mampu melindungi Reza dari derasnya air hujan yang turun. Sekarang Reza berusaha mencari atap untuk berteduh.

Kepala Reza yang terkena air hujan terus-terusan mulai terasa pusing saat berjalan. Pandangan Reza jadi sedikit tidak fokus karena pusing. Di depannya Reza melihat sebuah gubuk dan berniat berteduh disana. AAAAAHHHHHH! Teriak Reza saat dirinya menginjak ranting pohon dan jatuh ke dalam lubang besar. Lubang ini cukup besar untuk dimasuki tubuh Reza. Dilihat dari bentuk dan ukurannya, lubang ini tak terbentuk secara alami. Lebih mirip seperti jebakan untuk hewan berukuran besar. Punggung Reza terlebih dahulu menyentuh tanah dan bebatuan saat terjatuh. Reza merasakan sakit di punggung serta kakinya setelah terjatuh ke lubang ini. Ditambah kepala Reza yang pusing dan perutnya yang lapar, Reza seakan tak punya tenaga untuk bangkit dan keluar dari lubang ini. Mata Reza menjadi berat dan kesadaran Reza juga mulai melemah. Hingga akhirnya Reza pingsan di dalam lubang besar ini. Hujan deras masih membasahi tubuh Reza. Tanah yang bercampur air hujan membuat badan Reza menjadi kotor penuh dengan lumpur.

Sementara di rumah Pak Faisal, Bari bertanya ke ayahnya mengenai kemana perginya mas Reza seharian ini. Bari sedikit curiga ke ayahnya karena mas Reza yang belum pulang hingga saat ini. Pak Faisal hanya diam tidak menjawab pertanyaan Bari. Pak Faisal awalnya berpikir kenapa Reza belum pulang sampai malam ini. Akan tetapi, Pak Faisal memilih untuk masa bodoh. Nanti juga bakal pulang sendiri, pikir Pak Faisal.

....

Hujan deras yang mengguyur desa tempat tinggal Bari akhirnya berhenti. Jam dinding menunjukkan pukul 4.30 pagi. Meski cahaya matahari belum terbit, sudah ada segelintir warga desa yang bangun dan memulai aktivitas. Begitu juga dengan Pak Surya dan Pak Ilham yang sudah bersiap-siap. Saat ini mereka sedang berjalan ke dalam hutan. Keduanya berharap akan mendapat tangkapan yang besar setelah memasang jebakan kemarin. Meski kemarin malam hujan deras, keduanya tetap yakin akan mendapat sesuatu. Saat mereka sampai di tujuan, keduanya terkejut saat melihat isi lubang jebakan. Awalnya mereka senang saat melihat jebakan yang mereka pasang rusak. Akan tetapi, isinya bukan yang mereka harapkan. Mereka malah menemukan pemuda berbadan besar terjatuh ke dalam lubang ini. Mereka tambah terheran-heran saat melihat pemuda itu telanjang dan badannya kotor penuh lumpur. Kemudian Pak Surya turun ke lubang itu untuk mengangkat badan pemuda serta dibantu Pak Ilham dari atas. Keduanya mengalami kesulitan karena bobot pemuda ini yang cukup berat. Setelah memakan waktu cukup lama akhirnya mereka bisa merebahkan tubuh pemuda ini di gubuk dekat lubang. Lalu Pak Ilham langsung menghubungi Pak Ridwan selaku kepala desa untuk melapor kejadian ini.

Pengalaman Baru RezaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang