Dunia memang tidak adil. Di saat suasana hatiku sedang kacau, mereka enggan berhenti. Aku baru menyadari jika semua waktu yang telah kuhabiskan sia-sia. Seharusnya aku tidak perlu ikut campur terlalu dalam dengan masalah seorang Kim Taehyung. Aku menyesal pernah mengenalnya. Benar-benar menyesal.
Sekarang aku berjalan gontai tidak tahu arah. Tidak ada tempat tujuan. Jika, aku kembali ke rumah dalam kondisi seperti ini, ibu akan menjadi lebih agresif. Apalagi jika tahu perilaku Taehyung kepadaku.
Langkah kakiku berhenti di tengah-tengah kerumunan orang yang melanjutkan perjalanannya. Tatapanku kosong memandang lurus ke depan. Memikirkan semua hal yang telah berlalu yang kukira berharga ternyata hanya bualan. Kulanjutkan langkahku setelah melamun beberapa saat.
Tujuan pemberhentianku sekarang hanya ada satu tempat.
Rumah Jungkook.
***
Apartemen Jungkook terlihat seperti biasanya. Padahal dia sudah menghilang lebih dari satu bulan. Kukira kondisinya sangat krisis tapi, tidak ada perubahan apa pun. Semua terlihat normal. Matamu memerah setelah habis menangis di toilet stasiun kereta. Kau memutuskan untuk menghabiskan air mata di situ karena tempatnya yang lebih aman.
Kau ketuk pintu Apartemen Jungkook beberapa kali. Tidak ada sahutan apa-apa dari dalam. Kau bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya terjadi dengannya hingga mengambil cuti beberapa bulan. Kembali kau ketuk pintu Apartemen Jungkook, kali ini dengan tenaga.
"Ya, Jeon Jungkook! Aku tahu kau sedang bersembunyi di dalam. Aku tidak tahu kau sedang menghadapi masalah apa, tapi kita sudah bersahabat lama. Jika kau punya masalah maka, aku juga harus tahu! Bukannya bersembunyi seperti ini." Celotehmu.
"Sekarang buka pintunya. Aku perlu memastikan sesuatu." lanjutmu.
Tidak ada sahutan apa-apa. Masih sunyi. Kau semakin curiga dengan Jungkook. Perasaan takut mulai menyelimuti dirimu. Takut jika tiba-tiba Jungkook tak sadarkan diri di dalam.
"Ya! Setidaknya beri aku kode jika kau masih hidup di dalam!" teriakmu dengan nada kesal.
Lama tidak kunjung mendapat jawaban dari pemilik rumah. Kau mulai merasa tidak ada tempat aman lagi sekarang. Perlahan-lahan semua akan menghindar dan pergi. Air mata yang awalnya kau kira sudah habis terbuang, ternyata masih tersisa. Kali ini kau menangis dengan isakan yang cukup keras. Kau berusaha menahan air mata dan suara tangisan tapi, sepertinya sudah tidak bisa.
"Nappeun nom (Pria kejam)." di sela isakan tangis, kau menyerukan kata-kata itu.
Sekarang kata itu tidak hanya ditujukan kepada Taehyung. Tapi, juga kepada Jungkook. Berkat mereka kau menjadi cemas dan tidak tahu arah. Kau terus menangis sambil menutupi wajahmu yang dipenuhi air mata menggunakan kedua telapak tanganmu.
Krieett~
Suara pintu terbuka.
Kau yang mendengarnya segera membuka telapak tanganmu. Terlihat Jungkook dengan kaos kebesarannya dan kumis tipis yang terlihat seperti belum di cukur beberapa hari belakangan. Dia melihatmu dengan ekspresi kaget dan khawatir.
"Ya.. gwenchana?" itulah kalimat pertama yang akhirnya bisa kau dengar selama sebulan terakhir.
"YAA!!" teriakmu lalu berangsur memeluk Jungkook dengan erat. Penglihatanmu sedikit buram berkat air mata yang memenuhi kedua netramu.
"Apa terjadi sesuatu?" tanya Jungkook lagi dengan nada khawatir.
"YA! Seharusnya kalau mau cuti kabari aku! Kenapa saat kau sakit aku tidak kau beritahu! Kau selalu membantuku.. tapi tidak pernah membiarkanku membalas budi. Dasar berengsek." katamu sambil terus menangis dan memeluk Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT IS LOVE? 2 [CLOOUDYSKY]
Fanfickelanjutan What Is Love dari last acc aku. @clooudysky_ , karena ada masalah sama acc pertama, jadi kelanjutan 2 fanfiction nya aku lanjutin disini oke? buat new readers, kalo mau baca, bisa baca yang jilid awal dulu. makasihhh:) ...