Untuk kedua kalinya aku melihat Taehyung menggunakan pakaian milikku. Setelan serba pink yang baru ku beli di Stasiun Kereta Bawah Tanah. Bagian lengannya terlihat tidak muat di badan Taehyung yang kekar. Aku berusaha sebaik mungkin agar tidak tertawa.
"Apa kau yakin hanya punya baju ini?" tanyanya sambil merasa tidak nyaman dengan baju yang kuberikan.
"Sayangnya hanya itu satu-satunya baju yang muat denganmu." kataku masih berusaha untuk tidak tertawa.
Tidak semua ukuran bajuku muat untuk Taehyung yang memiliki postur tinggi dan besar. Itu satu-satunya baju yang lumayan muat dipakai olehnya. Kali ini aku tidak bohong.
Taehyung yang masih sibuk menyesuaikan diri dengan baju yang membalut badannya, sedangkan aku berusaha mengalihkan pandangan agar tidak tertawa sekarang. Melihatnya sekarang terjebak dibaju kekecilanku, membuat momen ini begitu langka.
"Kau tidak sedang mengerjaiku, kan?" tanyanya dengan penuh curiga.
"Kau anggap aku apa! Kalau tidak percaya periksa saja isi lemari bajuku!" kataku dengan volume suara tinggi.
"Terakhir kali aku mendapat baju dari ibumu tidak seperti ini. Cepat berikan baju waktu itu." katanya sambil menyodorkan tangannya ke arahku.
"Tidak ada. Itu baju satu-satunya milik mendiang ayahku. Dan kau meninggalkannya di Apartemen. Kau lupa?" ujar ku mengingatkan kembali Taehyung.
Memang seluruh baju ayahku telah disumbangkan ke orang-orang tidak mampu. Namun, ibu hanya menyisakan satu baju yang menurutnya paling berharga. Baju yang terakhir kali Taehyung pakai. Karena itu baju saat pertama kali ibu dan ayah bertemu di acara penyambutan mahasiswa baru di Universitas mereka.
Taehyung hanya bisa menghela nafas pasrah dan berakhir duduk tak berdaya. Tak lama setelah peristiwa Baju Taehyung terkena noda Kimchi, tiba-tiba dari arah pintu masuk, muncullah ibu dan Jungkook yang membawa tas punggung berwarna biru Navy dengan topi putih yang menghiasi kepalanya.
Mereka berbincang-bincang sampai akhirnya terdiam melihat Taehyung. Melihat dirinya diperhatikan, Taehyung mengalihkan pandangannya karena malu. Kalau bagi aku dan ibu itu sudah tidak kaget tapi, bagi Jungkook mungkin ini adalah momen menggelikan dari sosok CEO muda Kim Taehyung.
"Ommo! Kim Taehyung-sshi! Bajumu kenapa?" tanya ibu histeris dengan tawa puas.
"Aishh, mataku ternodai." gumam Jungkook sambil menatap Taehyung jijik.
Aku menjelaskan kronologi kejadian tadi kepada ibu. Akhirnya kami tertawa sedangkan Jungkook masih dengan ekspresi menjijikkan menatap Taehyung yang sedari tadi hanya bisa bungkam dan pasrah.
***
Jungkook dan Taehyung duduk saling berhadapan. Sejak tadi Jungkook berusaha menahan emosi melihat penampilan menggelikan Taehyung. Tapi, dia berusaha menghormati mendiang nenek mu. Jadi, dia hanya bisa menggerutu dalam hati sambil menatap tajam Taehyung.
Taehyung hanya bisa memasang muka datar sembari sesekali melihat sekeliling. Tak lama ibu dan kau datang sembari membawa beberapa camilan.
"Maaf sudah membuat kalian menunggu lama." kata ibu lalu duduk di sebelah Taehyung.
Sedangkan kau duduk di sebelah Jungkook yang kini memasang raut muka ramah tidak seperti tadi.
"Jah, eolleun meokgo (Cepat makan!)" kata ibu lalu membuka panci kecil berisi Sup Ayam (Samgyetang).
Sup ayam hari ini terasa begitu nikmat. Bahkan di lidah seorang Kim Taehyung. Dia makan seperti orang gila. Ibu terlihat bahagia melihat seseorang makan begitu lahap masakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT IS LOVE? 2 [CLOOUDYSKY]
Fanfictionkelanjutan What Is Love dari last acc aku. @clooudysky_ , karena ada masalah sama acc pertama, jadi kelanjutan 2 fanfiction nya aku lanjutin disini oke? buat new readers, kalo mau baca, bisa baca yang jilid awal dulu. makasihhh:) ...