- Pt.51: Clue -

25 10 7
                                    

Hari ini aku datang terlalu pagi ke Kampus. Melihat teman-temanku masih belum memunculkan batang hidungnya. Hanya ada beberapa anak yang terlihat tapi, tidak memiliki satu kelas denganku. Biasanya Jungkook akan senantiasa menemaniku. Dia juga akan membelikanku minuman untuk membangkitkan suasana hatiku. Tapi, untuk kesekian kalinya aku harus mengurus diriku sendiri tanpa sosok Jeon Jungkook.

Semenjak kejadian malam di kedai Sundubujjige, hubungan kami berjalan membaik lagi. Jungkook beberapa kali datang ke rumah menyapa ibu dan mengajakku pergi. Terakhir kami memutuskan untuk bermain di PC Bang (Warnet) dekat rumahku. Jungkook juga memberitahuku tempat les bahasa Perancisnya. Ternyata hanya berjarak 10 kilometer dari Apartemennya.

Satu persatu anak mulai memasuki ruang kelas yang tadinya hanya terisi olehku. Suasana yang tadinya tenang kini menjadi ramai. Satu kelas ini berisi 51 mahasiswa. Termasuk aku. 

"Ya, deurosseo? (sudah mendengar?)" kata seorang perempuan yang kerap terlihat saat ada Jungkook, dia salah satu penggemar Jungkook.

"Apa?" tanya beberapa orang yang duduk di belakangnya.

"Mengenai Jungkook, dia katanya sudah mengurus surat kepindahan."

"Berita macam apa itu?! Kau jangan asal menyebarkan rumor tidak jelas!" tangkis salah satu dari perempuan itu.

"Aku tidak berbohong. Kemarin aku tidak sengaja menemukan surat kepindahannya saat menemui Pak Choi. Aku yakin nama yang tertera Jeon. Jung. Kook." katanya dengan yakin.

Ketiga perempuan yang mendengarkan itu memiliki ekspresi tidak percaya. Mereka tahu tidak ada alasan mendasar atas pindahnya Jungkook. Bahkan Jungkook sempat ditunjuk sebagai perwakilan kampus di Busan. Tapi, mendengar kabar ini mungkin membuat banyak pihak tidak akan percaya.

"Lagi pula untuk apa juga Jungkook pergi. Bukannya di sini dia sudah menjadi panutan."

"Benar."

"Ya sudah, kalau kalian tidak percaya. Tanyakan saja pada teman baiknya." kata perempuan penyebar gosip itu sambil melirikku yang sejak tadi fokus memainkan ponsel tetapi, telingaku menguping setiap perkataan mereka.

Tidak lagi. Aku malas harus menjawab rasa ingin tahu mereka. Salah satu dari mereka menghampiri mejaku. Dia melihat sebelahku kosong, itu artinya Jungkook hari ini juga tidak masuk. Aku tidak menghiraukan kedatangannya. Masih sibuk mengotak-atik ponselku.

"Ya, Bong (Y/n), sassiriya? (apa itu benar?)" tanyanya tanpa basa-basi.

"Apanya?" tanyaku dengan pandangan malas.

"Jungkook, apa benar dia akan pindah?" 

Benar. Bodohnya aku sebagai temannya baru tahu seminggu yang lalu.

"Berhenti membicarakan hal tidak penting." 

"Tinggal jawab iya atau tidak apa susahnya." katanya dengan nada kesal.

"Jangan pernah sebarkan rumor tidak jelas. Apa kalian sudah menulis jawaban untuk kuis nanti? Bocoran soalnya sudah ada di Grup." kataku.

Mendengar itu, keempat mahasiswi itu berhamburan untuk mengecek ponsel mereka dan buru-buru mengerjakan. Mereka akan menulis catatan untuk kuis sehingga saat ditanyai nanti bisa menjawab dengan baik. 

Setidaknya kali ini mereka tidak menanyakan kabar Jungkook lagi. Karena aku sudah muak dengan pertanyaan berulang itu. 

***

Semenjak Jungkook tidak lagi kuliah kehidupan perkuliahanku menjadi semakin hambar. Biasanya di hari Rabu yang cerah begini dia akan mengajakku menyantap makanan-makanan kesukaannya, tenang dia selalu mentraktirku. Tapi, sekarang aku malah mengunyah Kimbab segitiga dengan isi Tuna Mayo dengan tatapan kosong mengarah ke jalanan kampus yang dipenuhi mahasiswa dan mahasiswi.

WHAT IS LOVE? 2 [CLOOUDYSKY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang