- Pt. 54: Don't Mind -

33 10 2
                                    

Kepadatan kota Seoul memang yang paling luar biasa. Taehyung harus menghabiskan hampir setengah jam lebih padahal jarak antara kantor dan Apartemen milik Eunji tidak begitu jauh. Sekarang dia hanya bisa terduduk dengan memasang wajah lesu karena tidak berhasil bertemu denganmu yang tadi sempat berkunjung ke kantor.

Sekretaris Yong mengatakan jika kau harus segera kembali karena perlu menyiapkan untuk acara penghormatan nanti malam. Jujur Taehyung tidak menyangka jika dirinya masih dianggap keluarga dan bahkan diundang. Padahal sudah banyak meninggalkan bekas luka mendalam. Ia tidak yakin bisa menampilkan wajahnya di depanmu lagi. Karena jujur Taehyung sangat merasa bersalah dengan semua yang pernah dia lakukan.

"Sekretaris Yong, tolong carikan buket bunga untuk nanti kubawa." perintah Taehyung sambil duduk menyilangkan kakinya yang panjang sambil memutar-mutar ponselnya.

"Baik. Apa tidak ada tambahan lain?"

"Eumm.. tolong bungkuskan juga obat herbal untuk sakit punggung."

Mendengar hal itu sontak membuat Sekretaris Yong terdiam. Pasalnya selama kurun waktu dia bekerja dengan Taehyung, dia tidak pernah tahu jika Tuannya memiliki riwayat sakit punggung. 

"Ye?"

"Tentu bukan untuk aku. Untuk kuberikan ke ibu (Y/n)" jelas Taehyung yang sepertinya paham ekspresi kebingungan dari Sekretaris Yong.

"Ahh, baiklah." 

Setelah berkata begitu Sekretaris Yong keluar ruangan Taehyung untuk menyiapkan barang-barang yang telah diamanatkan Taehyung kepadanya. Sedangkan Taehyung sekarang masih duduk dengan isi kepala yang berantakan. Dia tidak mungkin muncul dengan tangan kosong setelah membuat banyak masalah dengan keluargamu. Oleh karena itu Taehyung akan memberikan beberapa suguhan. Dia tahu jika dirinya memang pecundang.

***

"Kau pergi begitu saja?!" 

Dengan suara meledak-ledak ibu yang sedang sibuk mengupas bawang bombai dengan menggunakan kacamata besar untuk mencegah dirinya menangis saat tengah mengupasnya. Mendengar fakta jika aku hanya sekilas di kantor Taehyung tanpa bertemu dengannya membuat ibu terkejut setengah mati.

"Aigoo, sebenarnya ada apa denganmu? Seharusnya kalian bertemu lebih lama." 

"Berhenti menyudutkanku. Aku juga harus membantu ibu di sini. Ibu melupakannya?"

Begitu aku berusaha melawan, ibu langsung melemparkan pukulan tanpa ampun padaku. Tenaganya memang tidak bisa tertandingi. 

"AKHH EOMMA!!" teriakku sudah tak tahan dengan pukulan bertubi-tubi dari ibu.

"Percuma saja aku pergi ke pasar sendiri tadi. Lanjutkan kupas bawang ini dasar anak menyebalkan." kata ibu melempar sebuah bawang bombai yang telah terkupas setengah ke dalam wadah dan langsung melepas kacamata besarnya.

"Ibu mau kemana?!" tanyaku sedikit berteriak melihat kepergian ibu.

"Urus saja bawang itu!" jawab ibu yang sontak membuatku menatapnya kesal.

Ibu kenapa sangat terobsesi dengan Taehyung. Coba saja kalau dia tahu semua perlakuan Taehyung terhadap anak semata wayangnya ini, mungkin dia tidak akan mengundang atau bahkan enggan menyebut namanya lagi.

Mau tidak mau dengan perasaan sedikit kesal campur terpaksa, aku melanjutkan kegiatan mengupas bawang. Tak lupa aku menggunakan kacamata besar dan sarung tangan plastik. 

***

Pantry kantor terlihat mulai sepi pegawai perusahaan. Waktu makan siang memang sudah selesai. Sekarang hanya menyisakan Baekhyun yang tengah duduk sembari menyeruput Hot Americano dan di depannya sudah ada laptop yang menunjukkan grafik omset pasar perusahaan mereka semakin di bawah. Bahkan kedudukan mereka sudah tidak lagi di 3 besar. 

WHAT IS LOVE? 2 [CLOOUDYSKY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang