25

7.9K 1.1K 98
                                    

“t-tidak… hiks.. Sella mengikuti T-Tania ke Club dan Ikut masuk. Hiks.. Sella Melihat Kamu dipangkuan pria hiks.. tua itu. Jadi Sella hiks.. memotret Tania. Sella ngga mau hiks.. Tania jadi wanita hiks.. murahan..”

Ucap Sella dengan air matanya yang turun dengan deras.

“sumpah gue heran, kok dia bisa ngeluarin air matanya dengan cepat?”

“hah! Kau memang sangat hina Tania! Aku merasa jijik jika harus berada diruangan yang sama dengan mu!”Ucap Gerald.

“harusnya gue yang bilang seperti itu!”

“hahaha! Baiklah jika itu yang kalian mau. Saya akan pergi dari sini selamanya. Jika sudah menemukan kebenaran dan kalian meminta maaf kepada saya. Oh, jangan harap saya akan memaafkan kalian!”
Tania berbalik dan berjalan dengan tegas keluar.

Di belakang Tania terlihat tegar, dari depan terlihat Tania yang mengepalkan tangannya dan menggigit bibirnya lagi, banyak darah yang keluar dari gigitannya tadi dan ditambah gigitan baru. Tania tidak ingin terlihat lemah oleh para bajinga* - bajinga* itu. Jadi dia menyakiti dirinya sendiri agar tidak menangis.

“Tania!”

Nathan berlari kearah Tania dengan raut wajah cemas. Selama dua puluh empat jam lebih dia mencari keberadaan Tania dan tidak menemukan hasil.

“Kamu dari mana aja? Kakak khawatir..”
Nathan memeluk tubuh Tania. Tania tidak membalas dan menatap datar Nathan.

“hey.. kenapa bibirmu berdarah?”
Ucap Nathan sambil menyeka darah yang mengalir kedagu Tania.

Tak

Tania menghempas tangan Nathan. Itu membuat Nathan terkejut

Deg

“you love me, right?”

“o of course”

“you love me as a sister or as a girl? Answer me!!!”

“why are you like this, Tania?”

“karena aku bukan adik kandung mu, benar? THAT’S WHY YOU DARE TO KISS ME!”

Tania memandang Nathan dengan penuh kebencian. Perasaan ini… Entah hati ini terasa begitu sakit atau hanya karena pelampiasan?

“dari mana Tania tahu? Semua orang sudah berjanji untuk tidak memberi tahu Tania saat itu..”
Batin Nathan. Tania berjalan mendekat kearah Nathan dan..

DUK

Tania meninju rahang Nathan dengan keras dan itu hampir membuat Nathan terjatuh ketanah.

“fuck you!”

Cuih

Tania meludah kesamping, istilah orang luar untuk membuang sial.

Nathan terdiam sambil memegang rahangnya yang tidak begitu sakit tetapi hatinya yang terasa begitu sakit, tapi…

“Ahahaha!!! Dengan begini Tania akan lebih mudah untuk ku dapatkan. Hanya tinggal merayu untuk meminta maaf dan dia akan menjadi milikku. Orang yang memberi tahu kebenaran itu sungguh bodoh! Oh tidak, haruskah aku berterima kasih kepadanya karena sudah memudahkan jalanku?”

Benar, jika Tania sudah tahu jika dia bukan bagian dari keluarga Zuruka maka mereka akan lebih mudah mendapatkannya.

Tania mengendarai mobilnya dengan kecepatan diatas rata rata dan air mata yang terus jatuh tanpa henti dari pelupuk matanya.

“Huh.. hahaha!!! Benar juga.. disini peranku hanya sebagai seorang figuran yang tiba tiba muncul. Karena itu takdir membuatku menjadi menyedihkan. Karena aku seorang figuran!? Figuran yang hidupnya tidak terlalu penting bagi para pembaca. Tidak penting, tidak diinginkan-

Jika bukan karena ‘dia’ yang kasihan denganmu, mana mungkin saya merawatmu!

Hahaha…”

Tania memberhentikan mobilnya dipinggir jalan. Dia memukul dadanya dengan begitu keras berulang kali menggunakan tangan kirinya.

“kenapa? Kenapa perasaanku begitu sakit! Hiks.. sesak hiks… kenapa kehidupanku begitu menyedihkan? This is not fair… jika saja hiks.. jika saja waktu bisa diulang, jika saja aku diberi kesempatan sekali lagi hiks… kenapa setiap aku menemukan kebahagiaan hiks… itu selalu hancur? Hancur tak tersisa!? Hiks… setiap ku berusaha mencapai kebahagian hidupku hiks… selalu saja.. selalu hiks-“

Tok
Tok

Seorang pria dengan helm hitam mengetuk jendela mobil Tania. Tania mengerutkan keningnya dan menurunkan jendela mobilnya.

“Tania?”
“siapa?”
Tanya Tania. Orang yang didepannya langsung melepaskan helmnya.

“Damient?”
“kamu ngapain disini?”
Tanya Damient. Dia tidak akan menanyakan alasan kenapa Tania yang selalu ceria itu menangis, jika Tania sendiri yang berinsiatif berbicara duluan maka Damient dengan senang hati akan mendengarkan.

“Cuma.. tersesat dijalan yang salah.”
“huh.. kau mau ikut denganku?”
Tanya Damient dengan tersenyum lembut. Tania yang memang tidak punya tujuan mengangguk.

“jemput mobil sport berwarna putih dijalan xxx. Antar kerumah.”
Ucap Damient kepada orang yang diteleponnya

“Naik.”
“kita mau kemana?”
“kerumahku.”
Tania hanya mengangguk mendengar perkataan Damient.

.

Mansion keluarga Iseza.

“yuk masuk!”
Ucap Damient sambil menuntun Tania dengan lembut

“Damient!! Kamu dari mana saja?”

Terlihat seorang pria dengan rambut gondrong mendekat kearah Damient dan Tania. Pria itu terlihat berkisaran 30an dengan wajah tampan tidak lupa kaca mata kecil bertengger dihidungnya.

“oh itu dad.. Damient bawa temen”
Pria yang dipanggil ‘daddy’ oleh Damient menatap tajam Tania tetapi setelah itu dia terkejut melihat wajah Tania dari dekat

“siapa namamu nak?”
“eum… Tania?”
Pria itu langsung memeluk Tania yang membuat sang empu terkejut.

“napa nih om om?”

“hiks… kamu beneran Tania? Anak Daddy?”

“Ha?”

“selama ini.. ternyata kamu berada disekitar kita..”
Ucap pria itu sambil menangkup wajah Tania.

“maksud om apa?
maksud Daddy apa?”
ucap Tania dan Damient bersamaan. Pria itu melirik kearah Damient lalu berkata

“dia adik kamu yang selama ini kita cari, Damient..”
“Serius Dad?”
“apa Daddy pernah bercanda?”
Damient yang mendengar itu langsung mendorong pria yang dia sebut Daddy itu dan memeluk Tania.

“jadi kalian beneran keluarga aku?”

“perkenalkan nama Daddy Sean Iseza. Nama kamu mulai sekarang Tania Iseza okey?”

“kenapa baru sekarang?”
“huh… kami sudah mencari mu keseluruh penjuru dunia tetapi kami tidak pernah menemukanmu.”
Lirih Sean

“kamu selama ini berada dimana nak?”

“Tania selama ini tinggal bersama keluarga Zuruka Dad…”
Bukan Tania yang menjawab melainkan Damient yang berbicara dengan nada datar. Entah kenapa dia merasa keluarga Zuruka penyebab adiknya ini menangis…

“gue seneng gue jumpa lagi sama adik gue.. tapi kenapa Tania? Gadis yang gue suka? Hah… dahlah gue ikhlasin aja, walau ngga semudah itu.”

“tapi tunggu… kenapa hanya dari nama saya om tahu jika saya anak om?”
Sean tersenyum mendengar perkataan Tania.

Jangan lupa vote and koment!!!

Gess.. Bing lagi diluar kota, jadi kemungkinan updatenya ngga nentu. Ehehe, sorry ya gess...

Bagi yang pengen konfliknya ngga berat dan lama, okeh Bing turutin!!

beetwen there and notTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang