[01 persami

299 28 0
                                    

"JANU, WOYY! TUNGGU AKU"

Suara teriakan itu menghentikan langkah kaki salah satu cowok bertubuh tinggi.

Pemuda bertubuh menjulang tinggi itu pun membalikan badannya dengan baju bola yang basah kuyup karna keringat dan rambutnya yang selalu berantakan, dirinya seperti habis mandi, namun yang ini mandi keringat.

Janu. Pemuda yang mempunyai nama itu berkacak pinggang melihat seorang gadis tengah berlari kearahnya.

Apa apan ini?

"Jan, besok kamu ikut persami yah, sama aku." kata gadis itu dengan napas yang tersengal-sengal setelah berlari dari pinggir lapangan sepak bola ke tengah lapangan.

Masa bodoh dirinya sekolah di lihatin banyak orang.

Janu menujuk diri.
"Hah? Aku?"

Maya. Gadis yang memangil Janu tadi mengangguk yakin. Kini napasnya sudah mulai stabil.

Janu menggerakkan otot-otot lehernya sembari memejamkan mata sebentar.

Ia menghela napas sebelum menjawab. Di lihatnya gadis itu yang sudah susah payah berlarian dari kelasnya menuju lapangan sebal bola hanya untuk mengajaknya ikut persami?

Malapetaka apa yang Janu dapet kali ini?

Janu bersedekap dada menatap Maya lekat.
"Heh! May." pangilnya dengan tatapan tajam. Namun gadis itu hanya tersenyum dan menanggapinya serius.

Maya mengangkat dagu.
"Hem!" Ia tersenyum lebar, selalu lebar hingga selalu membuat cowok itu terheran heran.

Janu memutar bola matanya malas.
"Aku ini bukan anggota Pramuka loh May. Bisa bisanya kamu suruh aku ikut beginian. Aneh banget tau." Janu geleng geleng kepala tak abis pikir.

Maya tersenyum di bawah sinar matahari, dirinya amat sangat cantik kalau di lihat dari dekat. Namun Janu sama sekalih tidak perduli akan hal itu. Ia selalu menganggap Maya seperti gadis gadis pada umumnya, cantik tapi tidak bisa membuat dia menyukainya.

"Gini yah, nanti di sana juga gak bakal kok di ajarin, Morse, Sandi, kek gitu, gak ada kok, jadi kamu bisa ikut deh." Jelas Maya. Dirinya sengat berharap sekali Janu mau berkompetisi dalam hal ini.

Temen temen sepak bola yang ada di belakang Janu tersenyum gemas melihat Maya. Dari tadi mereka sudah di abaikan. Pertandingan sepak bola juga jadi terhenti karena kehadiran Maya.

Janu tersenyum miring.
"Ah, gak ah. Males aku ini, mending main bola, lebih asik," kata Janu menolak.

Janu hendak berbalik namun Maya langsung menarik lengan Janu hingga dirinya hampir terjatuh karena terlalu kaget di terik seperti itu.

Namun ia langsung menyentak tangan Maya begitu saja karena refleks.

"Dih apa sih?" Kesal Janu dengan wajahnya yang mulai memerah.

Entah memerah karena baper atau memerah karena marah.

Teman Janu yang menonton di belakang menutup mulutnya kaget. Adegan yang sudah tidak asing untuk mereka lihat. Persis sekalih kayak di Senetron Senetron pada umumnya.

Maya menatap Janu tajam. Ia mengeram karena di tolak begitu saja.
"Kamu harus ikut, Janu." Kata Maya memaksa.

Maya pun menghela napasnya, ia tidak boleh kebawa emosi kali ini.
"Demi sekolah kita, nanti di sana ada kegiatannya tentang pertahanan hidup di alam bebas, aku tahu kamu bisa, dan kepala sekolah sudah setuju kalo aku dan kamu yang pergi berpartisipasi."

Janu terdiam sebentar. Bertahanan di alam babas sangat menarik perhatian anak muda itu. Janu suka dengan alam, dirinya ingin sekalih bisa mendaki gunung, namun karna umurnya yang masih remaja, orang tuanya belom mengizinkan Janu untuk pergi.

PERSAMI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang