[10] GATAL

44 13 0
                                    

"semuanya segera baris, dan kita bakal siap berangkat ke tempat tujuan"

Janu langsung berdiri meninggalkan Maya yang masih terduduk itu.

"Janu, bantu dong" Maya mengalurkan tangannya.

Mendadak Janu teringat kejadian tadi yang ia tidak sengaja dengar.

'berusaha buat aku baper? Ck!'

Janu memasukan kedua tangannya dan berjalan terlebih dulu menuju barisan. Ia tidak mau baris paling belakang sendiri.

Maya menatap punggung Janu binggung.

"Dia kenapa?"

Janu yang sudah berdiri di belakang peserta lain itu mendadak kesal saat salah satu orang menyerobot barisannya secara tiba tiba.

"Woy, ini kan tempat ku" sentak Janu kesal.

Anak itu tidak memperdulikan Janu, ia malah memangil temannya.

"Woy, cepat sinilah, dah dapet barisan kita"

Janu memutar bola matanya malas.
"Gak paham bahasa manusia nih anak" gumam Janu sebal.

"Heh" pangil Janu lagi.

Anak itu menoleh dengan satu alis yang terangkat bertepatan dengan temannya yang sudah datang.

"Ini, barisan ku yah, jangan nyerobot dong"

Kedua anak itu saling tatap.
"Dih, dia pikir ini antrian apa" salah satu anak yang mengenakan kalung pengenal yang bertuliskan nama Rian itu bercelatuk.

"Heh, ini bukan antri sembako, jadi gak papa kalo nyerobot"

Temennya yang mengenakan kalung pengenal bertulis nama Nehan itu membalas.

"Hahah, yang emosi broh, nanti juga bakal tetep sampek walau yu baris belakang"

Keduanya terkekeh sembari membalikkan badannya ke depan.
Janu di belakang melipat kedua tangannya.

Apa yang harus saja ia dengar tadi..

"Kamu jangan tinggalin aku kayak tadi dong, Janu. Aku ada salah sama kamu?" Tanya Maya yang baru saja datang dan berdiri di samping Janu ikut berbaris.

Janu menghela napasnya kesal.
"Enggak, gak ada"

Maya menarik satu alisnya.
"Yakin? Kalo aku ada salah aku minta maaf"

'dih, semua orang tuh menyebalkan banget dah'

***

Beberapa saat barisan sudah rapi semua peserta di utus untuk berjalan menyusuri jalan raya menuju ke hutan.

"Aku yakin ini bakal jadi perjalanan yang panjang" Maya menatap Janu yang masih diam.

"Bener begitu kan, Janu?"

Janu menatap Maya datar.

"Kamu naik gunung membutuhkan berapa lama untuk naik ke atas?" Tanya Maya memulai obrolan.

"Aku sama sekali belom pernah ikut mendaki" jawab Janu.

Maya mengangguk.
"Mau daki bareng suatu saat nanti?"

Janu tersenyum tipis menanggapi Maya.
"Nanti aku pikir pikir deh"

Maya tersemyum juga dan kembali lagi mengarah ke depan.

Janu bosan dengan perjalanannya.
Beberapa percakapan dari peserta lain sangat membuat dia pusing.

"Heh, Nehan" pangil Rian.

PERSAMI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang