[08] GANTUNGAN KUNCI

43 15 0
                                    

Malam hari ini persis kata kak Ana dan kepala sekolah, akan di berangkatkannya Janu dan Maya pergi persami.

Kegiatan akan di lakukan esok pagi. Janu belom mendapatkan ijin dari sang ibu yang masih kekeh untuk dirinya tidak berangkat.

Kini ia tengah menulis surat untuk ibu tercintanya sebelum mulai kabur dari rumah jam sebelas malam nanti.

Karena jam dua belas malam Maya dan Janu di mintak untuk berkumpul di depan gerbang sekolah.

"Maafin aku yah, Bu. Ini penting soalnya" Janu menaruh kertas putih itu di atas meja belajarnya.

Janu mengangkat dagu menatap ke arah langit langit kamarnya. Ia mengingat kejadian tempo hari yang lalu di mana ia menyerahkan surat ijin ikut persami ini kepada kepala sekolah.

"Dapet ijin kamu, Janu?"

Janu mengangguk.
"Iya, pak"

Alis kepala sekolah itu mengkerut sedikit mengejeknya.
"Yakin? Nih"

"Astaga pak, bapak kenapa dah? Orang saya sudah dapet tanda tangan ya berarti saya sudah di ijinin dong"

"Yah sapa tau kamu palsuin tanda tangan" kata kepala sekolah itu asal.

Janu melotot tidak percaya.
"Kok dia tau sih?" Gumam Janu dalam hati.

"Ya udah sana kembali ke kelas kamu, besok jangan sampai telat pokoknya, malam hari kita berangkat"

"Udah kayak mau maling aja berangkatnya malem" kata Janu sembari menggelengkan kepalanya tak abis pikir.

"Saya denger loh, Janu"

Janu menepis ingatan bersama kepala sekolahnya itu jauh jauh darinya. Ia mencoba menenangkan sebelum mulai berangkat.

"Gua chat, Vano dulu lah"

Janu meraih ponselnya dan membuka ruang chat dirinya dengan Vano.

Anda
Van, maafin aku yah. Aku kenya abis ini di kutuk deh jadi batu, plis deh mintak tolong jagaain ibu aku yah, aku mau persami soalnya. Tau persami kan? Persami kemahnya gak lama. Jadi kalo ibu ku nyariin, kamu yakinin aja kalo aku ini gak bakal kenapa kenapa di sini
Oke, see you brother.

Janu mematikan ponselnya dan langsung memasukkan ke dalam tas.

"Oke, Janu. Pengalaman menyenangkan sudah ada di dapan mata"

Janu tersenyum sebelum melangkah keluar, perkemahan ini sangat ia nanti nanti karna tema yang di pilih sangat ia minati. Sungguh kehormatan yang sangat besar sekolah meminta dirinya untuk mewakilkan.

***

Tidak ada halangan Janu keluar dari rumahnya, kini ia sudah berada di dalam mobil bersama Maya dan kak Ana dan satu lagi seorang supir yang Janu tidak tau siapa namanya.

"Janu, kamu gak tidur?" Tanya Kak Ana.

Kak Ana duduk paling depan dirinya bisa melihat Janu yang masih asik menatap ke arah kaca jendela. Sementara Maya sudah tertidur lagi.

"Kak, Ana sendiri engggak tidur apa?" Tanya balik dari Janu.

"Kamu ini, di tanya kok malah tanya balik" Kak Ana tersenyum tipis.

"Gak ngantuk kak, kak Ana sendiri kanapa gak tidur lagi?"

Kak Ana mengangguk.
"Sama kayak kamu, kak Ana gak ngantuk"

"Oh yah kak Ana, nanti kak Ana di sana juga kan?" Tanya Janu.

"Enggak Janu, apa kalian tidak tau?"

PERSAMI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang