EXTRA PART 2

118 17 0
                                    

Sudah tiga hari Janu di kabarkan telah sadar, Maya yang mendengar kabar itu sedikit sangat gembira, bukan sedikit melainkan banyak.

Rencananya kini Maya saat pulang sekolah hendak ke rumah sakit untuk menjenguknya. Maya sudah lama sekalih tidak melihat Janu, terakhir kali ia melihat Janu masih terbaring lemah di ranjang rumah sakit.

Saat sampai di rumah sakit Maya langsung menuju kamar inap Janu dan langsung membuka pintu begitu saja, bertapa terkejutnya dia melihat Janu yang bener bener sudah sehat sekarang.

Janu yang masih berada di atas ranjang sedang menonton tv itu tertoleh ke arah pintu.

"Janu"

Janu terdiam, Maya datang menjenguknya, sendirian pulak.

"Kamu dateng?" Tanya Janu kaget. Ia sudah bisa berbicara sekarang.

Maya menutup pintu kamar dan langsung berlari memeluk cowok itu.

"Syukurlah kamu selamat Janu, aku enggak tau harus berbuat apa lagi saat kamu enggak selamat" Raut wajah Maya terlihat sangat kawatir.

Janu yang melihat itu malah tersenyum.
"Kenapa sedih sih, kan aku memang sudah selamat, emang kamu mau yah aku mati?"

Maya melepaskan pelukannya itu. Ia menghapus air matanya yang sedikit keluar itu.

"Kok malah jawab gitu? Nyebelin deh, kalo ngomong tuh di jaga"

Janu tersenyum lagi.
"Iya Iyah, aku salah, maaf yah"

"Enggak, aku yang harus mintak maaf" sela Maya. Raut wajahnya sedikit serius sekarang.

"Coba aja aku lebih berani waktu itu, kamu pasti gak susah susah buat pukul ular itu"

Janu gelang kepala.
"Aku tau kamu kaget waktu itu, makanya aku pukul ular itu"

"Tapi kamu lengah," Maya bersedekap dada.

Ia melihat sekelilingnya.
"Kamu sendirian?"

Janu mengangguk sembari menatap televisi lagi.
"Yah begitulah, ibu aku lagi keluar sebentar"

Maya mengangguk.

"Duduk, May. Masak mau berdiri terus"

Maya melihat sekitar dan terdapat kursi yang berada di dekat ranjang Janu.

Ia menariknya dan duduk di sana.

"Janu" pangil Maya.

"Hemm"

"Aku mengerti maksud kamu yang waktu itu, sebenarnya aku datang untuk menjelaskan"

Janu tertoleh.
"Jelasin apa?"

Maya diam.
"Aku tau kok kamu denger aku lagi telfonan sama seseorang pas kita sampai pertama kali di tempat persami itu"

Janu diam. Ia tidak menyangka Maya akan repot repot datang ke sini hanya untuk menjelaskan itu.

"Aku emang sengaja ajak kamu ikut persami itu dengan tujuan ingin buat kamu baper sama aku"

"Kenapa? Kenapa kamu lakuin itu?" Tanya Janu datar.

Maya menghela napas.
"Saat aku senyum semua orang pasti akan ikut tersenyum juga ke arah aku, tapi kamu beda, aku ngerasa kamu..."

"Hustt, gak usah di terusin, aku paham, posisi kamu, kamu cuma pengen semua laki laki di sekolah selalu tersenyum pada mu kan? Tapi aku enggak pernah kayak gitu"

Maya diam, menang itu yang dia rasakan yah agak sedikit ke arah situ.

"Maya, sebenarnya aku kesel sama kamu, tapi asal kamu tau aja, aku udah baper tau sama kamu" Janu menatap Maya tajam.

"Sekarang kamu mau tanggung jawab engga?"

Maya tertegun, mendadak jantungnya berdetak sangat kencang saat ini.

Janu yang menyadari ucapannya langsung menutup mulutnya kaget.

'anjing mulut lemes banget dah'

Janu memalingkan wajahnya yang mulai memerah, Maya juga sebaliknya malah lebih merah. Lengang sejenak, tidak ada jawaban dari Maya membuat Janu semakin di buat malu.

"Ahhh lupakan saja apa kata kata ku, gak perlu di pikrin"

"Sebenernya, saat satu kemah sama kamu, aku juga mulai ada rasa sama kamu, Janu. Melihat kamu sedikit mengagumi Jila membuat ku sedikit cemburu kala itu, dan di situ aku sadar, aku lah yang sebenarnya baper sama kamu"

Kini Janu juga diam. Binggung mau jawab apa. Wajahnya semakin merah. Jantungnya berdetak sangat capat saat ini membuat Janu sedikit nerves.

'duh situasi macam apa ini'

Maya juga diam, ia mengepalkan tangannya kuat.

"Ehh maaf, kita lupakan itu, jadi gimana?" Maya mencoba mengalihkan perhatiannya.

Janu menatap Maya lagi setelah tadi memalingkan wajahnya karena malu.

"Apa?"

"Aku di ajak naik gunung sama kakak alumni sekolah kita, dan dia juga ajak kamu, kamu mau ikut?"

Tiba tiba?
Janu diam sejenak. Naik gunung adalah impian besar dia.

"Serius?"

Maya mengangguk.
"Hooh, kamu mau ikut?"

"Iyah, aku ikut. Karena kamu ikut maka aku juga ikut" Janu tersenyum menatap Maya. Tanpa Maya sadari Maya juga ikut tersenyum.

'aku tau Maya mungkin belom siap menerima ku, atau aku yang malah sebaliknya belom siap menerima Maya?, Tapi enggak apa apa, perasaan kita berdua sama, mungkin suatu saat aku bisa mengucapkan perasan yang serius ke pada Maya!'

'suatu saat nanti, heheh'

-selesai-

A

khirnya kisah ini cuma bisa sampai di sini saja.
Terimakasih lagi untuk orang orang baik....

Kritik dan sarannya dong untuk cerita ini! Sumpah bener bener mintak sarannya aku.

Maaf juga, mungkin masih banyak kata kata yang typo🙏

Dan yang terakhir saya ucapkan selamat tinggal untuk cerita ini.

Papay semua.....

Ending: 25 February 2022.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PERSAMI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang