[09] HATI

44 16 0
                                    

"Maya"

"Lihat dong itu apaan sih?" Maya merebut gantungan kunci itu dari tangan Janu.

Sebelum cowok itu menghentikannya gantungan kunci sudah berada di tangan Maya.

"Weihh bagus banget, aku am.."

"Eh Maya, itu bukan punya kamu" sentak Janu mencoba merebut kembali gantungan kunci itu. Namun Maya langsung menyembunyikannya di balik bajunya yang langsung membuat Janu berdecak sebal.

"Nih, tanda pengenal kamu"

Janu mengambil kalung tanda pengenal itu cepat dari tangan Maya.

Maya melihat kedua tangannya sembari mengamati Janu yang tengah memakai kalung itu.

"Kamu dapet dari mana gantungan kunci tadi?"

Janu menoleh ke arah Maya.
"Mau tau aja" kesal Janu memilih meninggalkan Maya lagi.

Maya memutar bola matanya malas.
"Resek banget sih tuh anak"

Janu tengah berjalan ke sembarangan arah itu kini manik matanya melihat kedua gadis yang ia lihat tadi.

Satu gadis bersurai panjang dengan rambut yang sedikit bergelombang yang menarik perhatiannya. Dan satunya lagi juga berambut panjang tapi sedikit lurus.

Yang di lihat Janu para gadis itu tengah sibuk dengan alat alat yang akan ia bawa.

Janu mulai menghampirinya.

"Hai, boleh aku duduk"

Kedua gadis itu mendongak menatap Janu kaget.

"Dia siapa?" Gadis berambut lurus bertanya.

"Gak tau" jawab singkat gadis berambut panjang yang menarik perhatian Janu tadi.

Sebelumnya di jawab Janu sudah terlebih dulu duduk di dekat mereka.

"Oh, yah maaf sebelumnya kalo sok akrap, tapi. Boleh kenalan gak? Aku Janu"

Kedua gadis itu mengangguk.
"Boleh, aku Jila, dan ini temen aku Jova"

'oh Jila namanya, cakep yah. Kek masa depan aku' Janu tersenyum mendengar suara Jila itu yang sangat nyaman masuk ke telinganya.

"Kalian bawa barang banyak banget, mau kemah apa pindah rumah dah"

Candaan itu membuat keduanya terkekeh.

"Ini buat jaga jaga aja kalo di perlukan" kata Jila.

"Tapi kalian gak seharusnya bawa semuanya kan"

Jova yang tengah memasukan panji ke dalam sebuah koper kaget.

"Hah! Kenapa enggak, emang kamu bawa apa aja dah" tanyanya.

"Sedikit, bisa kalian lihat dari tas aku" Janu menujuk tas ransel yang ia kenakan sekarang.

"Serius? Memangnya kamu gak takut kalo nanti ada yang kurang?" Tanya Jila.

"Kemah cuma satu hari satu malem, jadi ngapain bawa banyak barang, yang di perlukan saja sudah"

"Tapi ini semua tuh penting tau, buat aku masak nanti" kesal Jova.

"Ya udah sih bawa aja, nanti aku mintak masakan kalian"

Kedua gadis itu terdiam beberapa saat sampai kekehan Janu terdengar.

"Hahahah, aku becanda kok"

Jila dan Jova menatap Janu tak abis pikir.

"Janu" pangil Jila.

Janu menoleh pada Jila.
'dalem sayang'

"Kamu ke sini dateng sama siapa?" Tanyannya.

"Sama temen aku dong, masak temen kalian"

PERSAMI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang