[22] MANGGA MUDA

51 16 0
                                    

"Di mana kita bakal cari makanan?" Rian bertanya sembari memperhatikan sekitar.

"Cari aja kayu bakar dulu" bales Janu mulai memunguti kayu bakar kering.

Rian menghela napas dan ikut juga mengambil kayu kering.

"Ahh yah, di sini enggak ada sungai yah? Kita kan bisa cari ikan"

Janu menatap Rian binggung.
"Aku enggak denger suara air di sini, kemungkinan enggak ada"

"Budek kali situ, makanya enggak denger"

Janu melotot tidak terima.
"Sebarang, gini gini aku hobi bersihin telinga yah"

Rian mengibaskan tangannya bodoamat. "Yahh tapi aku enggak tanya sihh"

Janu menatap Rian sebal sembari mengepalkan tangannya kuat. Ia mencoba meredam amarahnya. Beberapa detik kemudian Janu menghela napasnya dan mulai memunguti kayu.

Tiga menit Rian dan Janu kembali ke tempat Maya dan Jova berada.

"Cuma dapet kayu kalian?" Tanya Jova melihat Janu dan Rian tidak membawa makanan.

"Ada nih, kayu. Makan aja kalo mau" sahut Rian sebal dengan pertanyaan Jova.

Jova memajukan bibirnya.
"Yaelah tanya doang"

Maya melihat Janu dalam. Ia tersenyum.
"Ya udah kalo enggak dapet, seenggaknya kita tidak kedinginan malem ini"

Jova menoleh. "Tapi aku leper" Jova cemberut.

"Sabar Jov, sapa tau bakal ada buah di sini, agak kita bisa makan"

"Sebenernya aku ada makanan"

Jova, Maya dan Rian menoleh ke asal suara. Itu adalah suara Janu.

Janu mengeluarkan sesuatu di dalam sakunya.

"Garam?" Celetuk Rian. Matanya menyipit ketika melihat barang yang ada di tangan Janu.

"Gilak yah? Darah tinggi bisa bisa kalo makan ini" lanjutnya.

"Bener, sama bikin bodoh juga" timbal Jova.

Rian mengkerutkan dahinya.
"Lah bukannya micin yag yang bikin bodoh?"

"Belajar dari mana sih kalian?" Heran Janu.

"Tau enggak sih, garam ini salah satu barang yang wajib aku bawa ketika keadaan darurat seperti ini, untuk aku siap sedia"

"Barang?" Tanya Maya.

Janu mengangguki, ia mengeluarkan beberapa barang lagi di dalam sakunya.

Rian menutup mulutnya kaget.
"Pesikopat yah?" Ia mundur satu langkah.

"Dih, apaan sih lebay banget, kita tuh perlu banget pisau dalam keadaan seperti ini, dan yang paling penting adalah ini"

"Korek api?" Jova berucap.

"Itu pasti buat nyalain api yah?" Tanyanya.

Janu membulatkan matanya heran.
"Yayalah, namanya juga korek api" jawab Janu malas.

Jova cuma mangut mangut.

"Harusnya kamu tadi kasih pisau ke Nehan sama Jila, dia kan ngambil daun" celetuk Rian.

Janu yang sudah jongkok hendak menyalakan api terdiam.

"Lah iya juga yah"

Rian tersemyum bangga.
"Bodoh sih"

Janu tidak mendengarkan Rian. Ia beranjak berdiri.

"Ya udah aku mau nyusul mereka dulu, nih." Janu melempar korek apinya ke Rian.

PERSAMI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang