[06] IJIN

55 16 0
                                    

Janu yang sendari tadi duduk di mejanya sembari memegang kertas yang tempo hari dikasih oleh kepala sekolahnya itu terdiam terhanyut dalam pikirannya sendiri.

"Kak Ana bilang kalo persami bakal di adakan tiga hari kedepan, dan aku sama sekali belom mintak ijin ke, ibu." kata Janu menatap kertas Putih itu datar.

Beberapa hari yang lalu kak Ana memang sudah memberitahu tanggal berapa persami akan di mulai.

"Ibu, bakal marah gak yah kalo aku ikut ginian?"

Janu tertunduk lemas.

"Dari dulu, ibu selalu larang aku buat tidak melakukan hal yang berbahaya"

Janu mengangkat kepalanya mencoba tersenyum.
"Tapi ini engggak berbahaya bukan? Pasti di sana nanti banyak yang ngawasin, ibu pasti gak bakal cemas dan ijin nin"

Mendadak jiwa jiwa percaya dirinya muncul. Janu beranjak berdiri ia masih memegangi kertas itu untuk segera mintak tanda tangan kepada sang ibu tercinta.

"Oke Janu, apa pun keputusan ibu nanti, kamu harus terima konsekuensinya" ucapnya penuh semangat namun berselang beberapa detik Janu langsung menggeleng.

"Eh gak gak gak, pokoknya harus menyakinkan ibu Janu, buat bisa menyetujui kegiatan ini, yah harus"

Janu menarik napasnya dalam dalam, setelah sekian lama dirinya menahan diri untuk tidak memberitahukan kegiatan ini kepada ibunya.

Janu berjalan keluar kamar, dilihatnya kanan kiri untuk mencari keberadaan sang ibu.

"Ibu mana yah?" Tanyanya binggung melihat seisi rumah yang kosong.

"Biasanya nonton tv, ini kok gak ada! Apa lagi keluar?" Pikirnya menatap ke arah pintu keluar yang tertutup.

"Apa lagi di dapur?"

Janu mengecek dapur yang berada di lantai bawah, namun nihil sang ibu juga tidak berada di sana.

Janu melihat jam yang berada di dinding.

"Jam delapan malam ibu kemana sih? Masak iya udah tidur? Dia gak lihat Senetron kesukaannya apa"

Karena merasa lelah Janu memilih duduk di sofa ruang tamu. Rumah yang senyap membuat kenyamanan tersendiri bagi Janu.

Janu menyenderkan kepalanya menatap langit langit rumah itu. Sesekali dirinya memejamkan matanya mencoba untuk rileks.

Cklekk

Pintu di buka tiba tiba. Janu yang memejamkan matanya tadi pun spontan langsung membuka mata dan melihat sang ibu yang baru saja keluar hendak masuk ke dalam rumah.

Ibu membawa beberapa kantung kresek yang Janu yakin isinya pasti sayuran dan beberapa makanan untuk di jual di kantin sekolah besok.

"Kamu kalo tidur jangan di sini, Janu" kata ibu sembari melepas sendalnya dan ia segera bergegas ke dapur untuk menaruh apa yang tadi ia beli.

"Kalo ada tamu yang dateng gimana? Kamu gak malu apa dilihatinn?"

Janu menatap ibu lekat, sepertinya ini tidak waktu yang tepat untuk memintak ijin.

"Masak yah tadi ada ibu ibu yang seenak jidatnya menyerobot antrean ibu, kesel banget, emang supermaket itu punya dia apa"

Janu tertunduk. Dia tau ibunya sedang tidak mood sekarang.

"Janu, kamu udah makan? Ibu tadi gak sempet masak makan malam soalnya, harus buru buru ke supermarket"

"Janu, gak lapar kok" jawabnya.

Ibu yang tengah mengeluarkan beberapa bahan makanan dari keresek itu melotot ke arah Janu yang masih duduk di sofa.

"Apa maksud kamu gak lapar hah?"

PERSAMI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang