[24] UNGKAPAN

82 22 0
                                    

Janu tidak bisa perfikir positif saat melihat ular kobra berdiri tepat di depan Maya.

Apa lagi melihat Maya dengan kondisi ketakutan seperti itu. Tanpa pikir panjang ia mencari kayu dan langsung menarik lengan Maya untuk mundur.

Ia tau ular itu akan menyerang saat tau ada gerakan tiba tiba. Di sini lah ia memukul ular itu dengan kayu.

Namun Janu salah. Ia lupa kalo ular dengan capat bisa menyerang musuhnya. Lihatlah.

Ular itu berhasil melompat dan mengigit kaki Janu.

"Aksss, sialan"

"Januuu,"

"Heh, Janu bodoh banget sih" seru Nehan kaget. Ia berlari menghampiri keduanya saat tadi ia tidak berani karena ada ular.

Walau kakinya sudah di gigit Janu masih bisa memukul kepala ular itu hingga penyet. Ia mengambil pisau dapur yang ia bawa di sakunya dan langsung memenggal kepala ular itu saat ia berhasil melumpuhkannya.

Nehan dan yang lainnya kaget melihat Janu dengan mudah membuang bangkai ular segede lengan manusia itu ke semak semak.

"Ngaku, pesikopat kan?" Tunjuk Rian. Tangannya masih bergetar tidak percaya.

"Janu kamu bunuh ular itu?" Tanya Jila.

Janu menatap mereka yang kaget dengan tampang datar.

"Kenapa? Kek enggak pernah lihat aja orang bunuh ular"

"Janu kamu enggak papa?" Maya menghampiri Janu. Ia sempat syok melihat Janu memenggal ular itu. Namun ia lebih syok lagi saat ular itu berhasil mengigit kaki Janu.

"Kaki kamu" triak Maya histeris.

Janu tersenyum ke arah Maya.

"Gapapa kok" Janu mendudukan diri sembari melempar asal tongkat yang ia gunakan untuk memukul ular itu.

Ia meluruskan kaki dan Maya dengan sigap melepaskan sepatu Janu di kaki yang terdapat gigitan ular tersebut.

"Aduhh goblok banget sih, kalo Maya tadi jalan mundur dengan hati hati pasti enggak akan ada korban jiwa di sini" seru Jila emosi.

"Diem dehhh, kan aku udah bilang, apa pun itu kita harus mengambil resiko saat menghadapi ular, kek Janu ini lah" Nehan menujuk Janu.

"Lah bukannya?"

"Janu, kamu jangan banyak gerak yah" kata Maya menghentikan ucapan Jila.

Janu kembali mengangguk. Ia tahu cara mengatasi ini, tidak boleh panik intinya.

"Racun itu pasti bakal menyebar cepat, kita enggak punya waktu banyak" seru Rian.

Semuanya menoleh ke Rian.

Nehan mengangguk setuju.
"Bener, Janu butuh pertolongan sekarang, kalo di biarin akibatnya bisa fatal"

Spontan Jova memukul Nehan.
"Dih, bacot kok ngomongnya gitu sih"

Nehan memegangi lengannya yang tiba tiba terasa panas saat di pukul Jova.

Jila yang semula terduduk itu pun bangkit.
"Kita cari pertolongan, Janu enggak boleh banyak gerak sekarang, dia harus tetep tenang, jadi kita yang harus cari pertolongan"

Jila menoleh ke arah Jova.
"Jova kamu..."

"Aku ikut cari pertolongan, kita harus bergegas capat" Jova terlebih dulu menjawab.

Nehan, Rian dan Jila mengangguk setuju. Di tatapnya lagi Janu dan di sebelahnya Maya yang masih panik tidak tahu harus berbuat apa. Gadis itu masih sibuk menatap gigitan kecil dari ular besar tadi.

PERSAMI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang