[20] JATUH

50 14 0
                                    

"Maya kamu oke kan?" Jila memastikan Maya yang sudah terduduk lemas dengan satu kakinya yang di tekuk.

Maya baru saja jatuh dari jurang yang bisa di bilang tidak terlalu dalam. Rian dan Nehan bisa menolong Maya dan membawanya sedikit menjauh dari area tempat itu.

Maya meringis menahan perih di kakinya.

"Kaki kamu lurusin" perintah Jila.

Maya menurut dan meluruskan kakinya di bantu dengan Jova di sampingnya.

"Ya ampun Maya, kok bisa jatoh sih untung enggak terlalu jauh tadi jatohnya"  kata Jova.

Maya hanya menatap Jova. Tangannya sibuk mengelus lututnya yang sepertinya sedikit keslo.

"Kita istirahat aja dulu di sini, sepertinya ini jalan juga, sapa tau ada orang yang lewat"

Nehan mengangguk.
"Bener kata Rian, ini udah mau siang juga sih, kemungkinan ada warga yang hendak pulang lewat jalan ini"

Semuanya setuju dan memilih untuk istirahat.

Jila melihat kaki Maya, dan benar saja ada sedikit goresan di sana.

"Aduh enggak ada kotak P3k lagi"

"Gapapa, Kok Jil. Aku baik baik saja"

"Kamu serius? Luka ini bisa bengkak loh"

Maya mengangguk yakin.
"Iyah, aku oke kok"

Jila tersenyum.
"Tahan yah May, kita sebentar lagi bakal keluar dari hutan ini"

Maya mengangguk percaya.

Keheningan terjadi, mereka semuanya memilih diam sembari melihat sekeliling.

Maya yang melihat itu menjadi semakin bersalah lagi. Ia tertunduk.

"Maa.."

"Aku diem loh, May"

Semuanya menoleh ke arah Janu tiba tiba.

Cowok itu duduk sedikit jauh dari mereka.

Janu menoleh ke arah Maya.
"Sampek kapan mau nyalahin diri sendiri? Kamu enggak kapok abis jatoh tadi?"

"Heh, broh kok situ ngomong gitu sih, Maya ini kan temen mu loh" Rian beranjak berdiri.

Janu menatap Rian malas.
"Emang aku ngomong apaan?"

Rian memutar bola matanya malas.
"Heh, punya kaca enggak sih. Semua yang keluar dari mulut mu itu bisa bikin sakit hati Maya tau gak."

Janu beranjak berdiri.
"Masih sempet dia mikir kek gitu? Hah?" Janu menoleh ke arah Maya.

Maya hanya diam.

"Heh, kita ini lagi tersesat, bukannya dari awal kalian yang bilang ini adalah tim, hah?"

"Tapi kenapa sekarang tersesat malah saling menyalahkan diri sendiri?"

Janu menunjuk Maya.
"May, kamu bukan pemimpin di sini, kita semuanya pemimpin di sini, jadi jangan buat itu beban, kita tanggung sama sama"

"Tau enggak sih, aku tadi lihatin kamu, kamu selalu murung, tidak semangat seperti awal kita tadi, aku tau kita sedang ada dalam masalah, tapi dengan cara kamu salahin diri kamu sendiri, itu malah bikin masalah kita semakin besar tau engga"

"Heh" Nehan berceletuk.

Janu menoleh ke arahnya.

"Jangan sok hebat deh, dengan anda berbicara seperti itu, menangnya bisa mengembalikan keadaan?"

"Memang tidak bisa, tapi seenggaknya itu bisa bikin mereka sadar apa yang harus di lakukan sekarang"

Janu diam dan kembali duduk.

PERSAMI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang