Idola Kampus.

31 2 0
                                    


Kenzo menutup lemari pendingin setelah ia mengambil botol air mineral, namun seketika terjadi pemadaman listrik.

"Astaga!" pekik Kenzo terkejut.
"Gelep banget. haduh lilinnya dimana ini?"
Kenzo berjalan dengan meraba-raba tembok, tidak ada secerik sinar sedikitpun saat itu semuanya gelap gulita.

Suara seseorang berjalan membuat Kenzo terpaku ditempat.
"Susuara apa itu?" Kenzo mulai gemetar.
"Apa mungkin maling?
tidak mungkin, bahkan semut pun tidak bisa masuk ke halaman rumah gue."

angin tiba tiba saja berhembus semilir.
"Kekenapa gue jadi memerinding?"
Kenzo terus meraba raba tembok untuk kembali menuju kamarnya.

Brakk!
Suara benda terjatuh membuat kenzo kaget.
"Pait pait pait pait pait" ucap Kenzo merampalkan sebuah matra yang sering anak kecil gunakan disaat akan diserang lebah.
Rasa takut membuat pria bertubuh kekar dan congkak itu bersikap konyol, Kenzo hanya berdoa semoga penghuni rumahnya tidak ada yang melihat kekonyolannya.

'Apap appa ini?'
Batin Kenzo saat  tangannya pada tembok justru seperti memegang sebuah telapak tangan.
'ta tangan in ini ini tangan si siapa'
kaki dan tubuh Kenzo bergetar bahkan ia seakan sudah tak sanggup berdiri.

"Aaaaaaaaa!"
teriak Pelangi dan Kenzo bersamaan. kaget karena tangannya di sentuh seseorang.

"Ampun tolong jangan ganggu saya embah. saya janji akan sholat dan rajin sedekah. ampun jangan ganggu saya!" rengek Kenzo dengan duduk di lantai dan wajah ia benamkan pada kedua lutut sambil kedua telapak tangannya mengatup memohon.

Dan saat itu juga bersamaan dengan lampu yang menyala.
mulut Pelangi menganga kaget, dan mata melotot tak percaya dengan apa yang ia lihat.
namun detik berikutnya ia tertawa terbahak.

Kenzo mengenal suara tawa itu. ia mengangkat kepala betapa terkejutnya dia saat melihat lampu sudah menyalah dan menampakan Pelangi yang terpingkal pingkal dengan memegangi perutnya.

Kenzo bangun dari duduknya, dengan wajah merah karena malu.
tanpa sepatah kata ia segera berjalan pergi namun saat ia berjalan kakinya tersandung karpet lantai karena masih dalam kondisi linglung Kenzo pun terjatuh.

"Hahahahahaha...." tawa Pelangi makin pecah.

Kenzo bangun berbalik menghadap Pelangi.
ia mengambil langkah seribu dan__
Cuppp..
Sebuah ciuman mendarat di bibir ranum Pelangi.

Pelangi mendorong tubuh Kenzo menjauh.
"Om kena denda karena sudah menciumku tanpa ijin."

Kenzo mengerutkan kedua alis.

"Tertulis di surat perjanjian nikah nomer satu, mencium tanpa ijin dari pihak korban maka denda senilai lima juta."

"Ogah! itu hukuman karena lu udah nakutin gue."

"Aishh ...siapa yang nakutin. Oom nya aja yang lebay bin penakut."

"Gue gak akan teriak kalo lu gak teriak markonah!"

"Denda 10juta. jika sang tersangka mencoba mangkir dari denda.
tertulis di nomer 2."

"Lintah darat!"

Pelangi menunjukan cengiran kudanya.
"10juta."

"Enak aja, gak. gak bisa gitu dong!"

"Cass.. tanpa cicilan dan tidak menerima denda berupa cek."

"Aisshh .. . Markonah!"
Kenzo berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.

Tak lama kemudian Kenzo kembali dengan uang di tangannya.

"Lima juta. Cass."
Kenzo meletakan uang itu di meja makan depan Pelangi dengan sedikit kasar karena kesal.

Pelangi yang sedang menyantap nasi gorengnya. seketika meletakan sendok dan buru buru mengambil uang itu.
"Aihhhh ...mimpi apa aku bisa pegang uang sebanyak ini." ujar Pelangi dengan senyuman bahagia.

Cinta Dua Puluh Empat KaratTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang